Chapter 417 - Mencurahkan Isi Hati

Penyatuan dua hati yang penuh dengan cinta dan kelembutan membuat keduanya tertidur dengan pulas melupakan segala hal dan tujuan awal mereka untuk sementara untuk bisa saling berbagi dan merasakan cinta dan berbalas satu sama lainnya dengan tulus dan indah.

Mereka yang tertidur dengan begitu pulas satu sama lain setelah semalam penuh menyatukan dua hati dan juga melaksanakan kewajiban mereka sebagai suami dan istri setelah sekian lama terpisah. Malam indah yang takkan pernah mereka lupakan selamanya.

"Terimakasih karena sudah membuatku menjadi seorang suami bagi seorang wanita yang hebat sepertimu." Ucap Adith memandangi Alisya yang masih tertidur dengan pulas di sampingnya.

Adith sengaja untuk memberikan sedikit jarak antara dengan dirinya dan Alisya agar ia bisa melihat Alisya dan memandangi terus dirinya dan tak ingin melepas padangan indah itu dari sisinya untuk sementara waktu.

Subuh dini hari sebelum kembali tidur, keduanya sudah membersihkan tubuh mereka dari peluh karena kerja keras yang begitu melelahkan namun takkan terlupakan. Adith yang sudah memakai baju kaos putih yang nyaman terbaring di sebelah Alisya dan terus mengucapkan syukur atas segala waktu yang telah diberikan kepadanya.

"Jam berapa sekarang?" Alisya terbangun dari tidurnya setelah merasa matanya cukup silau karena cahaya terang matahari yang masuk kedalam kamar mereka.

Begitu dia menoleh ke sebelahnya, ia menemukan Adith yang sedang tertidur. Wajahnya yang tampan saat tertidur membuat Alisya kembali terbaring dan memandang wajahnya dengan lekat-lekat. Matanya yang tergaris tipis, hidungnya yang mancung serta bibirnya yang merah merekah manis membuat Alisya tersenyum menatap wajah Adith.

"Kau adalah kekuatanku tapi juga kelemahanku, detak jantungmu seperti mentronom yang selalu menenangkanku, desahan nafasmu adalah simphoni indah yang selalu terus mengingatkanku untuk kembali padamu." Alisya mengelus lembut pipi Adith agar tak membangunkannya.

"Sangat sulit untuk melalui semua ini jika tanpamu. Dalam duniaku, kau adalah tujuanku. Tidak adanya dirimu di sampingku sangat mengujiku. Kau adalah obsesi terbesarku untuk menyempurnakan semua kekurangan yang aku miliki. Awalnya aku takut apakah aku layak bagimu dengan semua hal yang ada padaku, tapi aku hanyalah seorang moster yang jatuh kedalam pesonamu hingga aku sulit untuk bangkit tanpamu." Ucap Alisya lagi mengecup lembut dahi Adith dengan penuh kasih lalu tak lupa mencium bibirnya dengan hangat.

Kecupan yang dicurahkan oleh Alisya kepada Adith tercurah dengan begitu tulus hingga kehangatannya mampu menyadarkan Adith dari tidurnya. Adith menatap Alisya dengan begitu lekat yang membuat Alisya memerah malu karena sudah menciumnya.

"Melihatmu berada di hadapanku saat ini membuat jiwa dan ragaku seperti bukan milikku lagi saat ini, kau sudah mengusai semua yang ada pada diriku sampai aku takut untuk terbangun dari kenyataan kalau semalam hingga saat ini hanyalah mimpi dan anganku saja." Mata Adith berkaca-kaca merasakan takut yang amat mendalam jika kehilangan Alisya dan apa yang terjadi hanyalah halusinasinya saja.

Alisya mengerutkan keningnya mendengar ucapan Adith. Dia lalu menatap wajah Adith dengan lekat dan menyentuh pipinya dengan lembut untuk membuatnya tenang. Alisya bisa memahami rasa takut yang dirasakan oleh Adith sebab diapun merasakan hal yang sama.

"Apa? Setelah penyatuan langit dan bumi yang panas semalam kau masih bilang itu hanyalah hayalanmu saja? Apa otakmu sudah memiliki lubang hitam disana sampai seluruh tubuhmu mati rasa dan tak bisa membedakan mana yang benar-benar terjadi dan mana yang bukan?" Alisya setengah terbangun saat mengatakannya untuk menggoda Adith.

Adith tertawa mendengar pengandaian yang dikatakan oleh Alisya. Memang mereka adalah langit dan bumi yang terus saja terpisah akan jarak dan waktu, namun tetap saja penyatuan mereka di andaikan dengan sesimpel itu membuatnya tertawa pelan.

"Ya, aku masih belum bisa membedakan dengan benar apakah kamu masih sebuah bayangan atau hanya sebuah khayalan saja. Disbanding dengan penyatuan langit dan bumi, bagaimana kalau kita lakukan penyatuan dua galaksi, penyatuan galaksi andromeda dan galaksi bima sakti dengan adegan yang jauh lebih panas dari semalam?" Adith langsung mendekati Alisya dan memeluknya dengan erat membuat Alisya tertawa renyah.

Keduanya kembali melanjutkan kegiatan mereka lagi. Di atas kapal pesiar itu, untuk sesaat mereka benar-benar lupa akan apa yang sedang mereka lakukan. Setiap saat dan setia detik mereka bersama, waktu bergulir begitu cepat hingga mereka merasa kalau waktu yang berputar seolah tak cukup untuk membuat mereka merasakan dalamnya cinta pada penyatuan mereka berdua.

"Kau tau, aku mencintaimu dengan begitu dalam. Bahkan jika aku tak bisa menemukanmu di bumi, maka aku akan mencarimu dilangit sekalipun." Ucap Adith saat memeluk Alisya dengan erat di tubuhnya. Alisya paham akan apa yang dikatakan oleh Adith mengingat mereka yang terus saja terpisah karena kondisi mereka saat itu.

Alisya memeluk tubuh Adith dengan sangat erat. "Mungkin aku pernah kehilangan tujuan setelah lama terpisah darimu, bukannya aku miskin akan tujuan hingga tak tahu harus kemana karena aku takut jika aku kembali kepadamu aku mungkin akan membuat kejadian seperti sebelumnya terulang kembali." Alisya terus mengingat bagaimana ia terus berusaha untuk menghindari Adith dan yang lainnya.

"Namun selalu saja, terlalu sulit untuk ku mengembara sendiri dan hidup tanpamu. Berada jauh darimu membuatku sadar bahwa meski kita dipisahkan, tapi kita sudah tercipta untuk Bersatu. Sekuat apapun aku mencoba untuk menjauh darimu, takdir selalu membawa langkahku untuk menghapirimu." Lanjut Alisya lagi dengan menanamkan kepalanya di dada bidang Adith.

"Mulai saat ini, aku takkan pernah mengizinkanmu untuk berada jauh dalam pandanganku. Apapun yang terjadi, aku takkan menjadi lemah dengan hanya menatap kepergianmu. Meski kau sedang berada dalam misi sekalipun, aku akan datang jika kau merindukanku." Adith mengelus lembut rambut Alisya.

Belum pernah mereka berbicara dengan begitu banyak satu sama lain seperti ini. Pembicaraan yang mengeluarkan isi hati mereka satu sama lain dengan lebih dalam. Alisya yang selama ini selalu menyimpan semua perasaanya kepada Adith akhirnya bisa didengar dengan jelas oleh Adith.

"Apa kau masih ingin melanjutkannya lagi apa kau sudah mulai ingat akan misimu sekarang?" Adith tertawa pelan melihat ekspresi kaget diwajah Alisya saat Adith mengatakan tentang misi.

"Benar, aku hampir lupa tentang semua itu. Bagaimana caraku menjelaskan semua ini kepada mereka?" Alisya bangkit dari posisinua dengan panik.

"Kau tak perlu khawatir, mereka sudah mengetahui semuanya. Kau tak perlu terburu-buru, karena semalam belum ada pergerakan sama sekali." Jelas Adith kepada Alisya untuk membuatnya tenang.

Malam itu memang belum terjadi pergerakan sama sekali, namun Jati dan yang lainnya masih terus melakukan pengamatan dengan ketat.