Chapter 425 - Jin Milenial

Bukan hanya Rendy yang kaget dengan Adith yang sudah keluar sebelum waktunya, namun yang lainnya juga sama takjubnya. Bahkan profesor yang semula keluar hanya ingin melihat keadaan saja tak mengira kalau Adith juga akan keluar bersamaan dengan dirinya. Ayah Alisya masih di dalam ruangan untuk terus melakukan pengamatan kepada yang lainnya. Adith yang keluar membuat profesor Ahmad segera masuk kedalam ruangan tak ingin melewatkan moment mereka seperti Adith yang sudah selesai tanpa ia ketahui. "Apa yang sudah kalian temukan?" Tanya Adith kepada mereka yang langsung membangunkan mereka dari lamunan mereka. "Apa kau manusia?" Elvian menatap Adith bagaikan seorang hantu dan mutan. "Apa kalian pernah melihat mutan dan hantu setampan aku?" Adith tersenyum lucu mengingat image hantu dan mutan yang mengerikan. "Bagaimana bisa? Kalian berdua sangat mengerikan." Jati teringat dengan kemampuan Alisya yang dapat dilampaui oleh Adith saat ini. "Fokuslah, apa kalian tidak tahu kenapa Alisya sampai menyuruh kalian berdua untuk kembali?" Adith mengingat kan mereka yang terpaksa ditarik mundur oleh Alisya. "Tentu saja dia ingin kami mundur untuk membahas langkah selanjutnya untuk menghadapinya." Jawab Rendy dengan cepat merasa kesal dengan pertanyaan Adith. Rendy memiliki sifat yang keras dan kurang tenang meski memikiki kekuatan yang sangat luar biasa, sehingga ia terkadang sedikit kurang tepat seperti Jati yang tenang. "Tunggu sebentar Rendy, aku tak tahu pasti apa yang membuat Kapten menyuruh kita untuk mundur, tapi sepertinya itu bukanlah alasan yang tepat." Seru Jati melihat ekspresi Adith yang berubah menjadi sangat serius setelah Alisya pergi menuju ke toilet. "Alisya menyuruh kalian mundur adalah karena orang tersebut mampu mendeteksi niat kalian terhadapnya. Entah bagaimana aku juga bisa merasakan apa niatnya terhadap Alisya. Orang ini sangat berbahaya dan kalian bisa saja ditemukan tanpa kalian sadari." Terang Adith menatap mereka satu persatu dengan serius. "Tapi kami bukanlah orang bodoh yang akan membiarkan dia bisa mengetahui posisi kami." Bantah Rendy cepat seolah mengira Adith menuduh mereka berdua tidak kompeten sehingga mudah ditemukan. "Aku tidak meremehkan kalian, begitu pula dengan Alisya. Hanya saja saat ini keberadaan kita harus tetap menjadi rahasia sampai pada acara puncak tiba dan kita bisa menggagalkan rencana mereka." Ucap Adith menepuk pelan pundak Rendy memberikan hawa persahabatan yang hangat. "Dia benar, jika kita semua ketahuan maka rencana kita akan gagal dan kita akan menyebabkan kerugian yang sangat besar." Ucap Jati dengan nada yang tenang menyetujui apa yang di katakan oleh Adith. "Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya?" Tanya Rafli cepat. "Azura!" Panggil Adith mengeluarkan Smarthologram miliknya yang sudah ia siapkan sebelumnya. "Ya tuan, saya siap melayani anda." Seru Azura muncul di antara mereka semua. "Uaahhh… apa ini? Ho… hologram? Tapi kenapa sampai se nyata ini?" Elvian kaget melihat tekhnologi Adith yang sangat hebat. "Aku memodifikasi Azura selama 3 hari yang lalu agar aku bisa memantau perusahaan meski aku tak berada disana. Azura juga sudah menempatkan hologram kami berdua disana dan hanya Yani serta Vindra yang mengetahui hal tersebut." Ucap Adith sembari menunduk mengeluarkan tablet hologramnya. "Aku tak menyangka dia bahkan bisa menciptakan alatnya sendiri, dia terlalu jenius." Gumam Rafli takjub tak percaya. "Kombinasi yang mengerikan, yang satu dengan kekuatan yang mengerikan dan yang satu lagi dengan kejeniusan yang mengerikan." Ucap Rendy dengan sangat keras. "Aku akan anggap itu sebagai pujian." Seru Adith cuek. "Azura, tampilkan cetak biru seluruh kapal pesiar ini. Masuk kedalam sistemnya tanpa diketahui, dan jangan tinggalkan jejak." Ucap Adith setelah mencolok tabletnya ke gagang pintu elektrik yang terhubung ke dalam sistem kapal pesiar tersebut. "Baik tuan, siap di laksanakan." Azura segera menghilang dan memulai menampilkan seluruh cetak biru dari kapal secara bertahap. "Apa dia Jin?" Gumam Elvian masih takjub dengan Azura. "Sepertinya Adith sudah menciptakan Jin abad milenial dengan sistem teknologi yang dapat mengerjakan apapun yang diminta oleh tuannya." Komentar Rafli segera membuat yang lainnya mengangguk pelan menyetujui apa yang dikatakan oleh Rafli. Melihat pemindaian yang dilakukan oleh Azura untuk menampilkan seluruh cetak biru kapal pesiar tersebut, Adith meninggalkan mereka yang menatap dengan takjub hologram yang di tampilkan oleh tablet Adith tersebut. Adith menuju ke toilet dimana Alisya tidak keluar untuk waktu yang lama. "Plakkk!!! Bagaimana aku bisa fokus jika Adith bisa sampai se menggoda itu? Apa sekarang aku menjadi kecanduan padanya?" Alisya yang menampar dirinya sendiri terus berbicara dengan dirinya di hadapan cermin toilet tersebut. "Ahh.. sial!" Setelah mengusap wajahnya dengan kasar, Alisya menarik nafas dalam setelah mengingat orang yang sedang mencari keberadaannya tersebut. Alisya kemudian membersihkan wajahnya dengan kain handuk dan bersiap untuk keluar. Begitu pintu dibuka, Adith sudah tersenyum dengan nakal didepan pintu. "Apa yang ingin kau.. kau lakukan?" Alisya menjadi gagap dan mundur beberapa langkah sebab Adith masih setengah telanjang. "Aduh.. Roti sobeknya sangat mengganggu!" Gumam Alisya yang langsung membuat Adith tertawa pelan. Adith melangkah masuk dan mengunci pintu toilet tersebut, melangkah perlahan-lahan mendekati Alisya yang sudah mepet ke arah dinding. "Kenapa kau begitu kaku? Apa kau tak merindukanku?" Pertanyaan Adith membuat wajah Alisya sedikit memerah malu. Harus ia akui, ia tak bertemu dengan Adith hampir 2 hari sudah membuatnya merasakan kerinduan yang sangat mendalam. "Ri… rindu?? Untuk apa? Kamu kan sedang berada di dekatku jadi aku… umphh!" Adiht menutup bibir Alisya dengan mengecupnya lembut. "Mulutmu tak berkata rindu, tapi hati dan tubuhmu sangat merindukanku bukan?" Setelah mengatakan itu, Adith meraih tangan Alisya lalu meletakkannya ke atas tubuhnya. "Apa yang ada pada diriku adalah milikmu!" Ucap Adith menggigit telinga Alisya dengan genit. "Kau?!" Alisya yang kaget dengan apa yang dilakukan Adith tak diberi kesempatan oleh Adith untuk bereaksi. Dengan menekan tubuh Alisya semakin erat ketubuhnya, Adith semakin melancarkan ciumannya dengan panas. Alisya yang terbuai dengan ciuman Adith dan otot-otot milik Adith membuatnya menikmati moment kebersamaan mereka saat itu. Sentuhan lembut Alisya pada dada dan seluruh otot-ototnya membuat Adith tak bisa bertahan lagi namun ia tak ingin bercinta di tempat itu sehingga dengan lembut dia mengalirkan air yang semakin lama semakin hangat mengguyur tubuh mereka. "Aku tak menyangka kau akan semakin nakal seperti ini." Pukul Alisya pelan di dada Adith yang bidang dan lebar tersebut. "Cintaku padamu membuatku ingin terus menjahilimu." Senyum Adith memeluknya dengan hangat dibawah guyuran air yang membuat suasana tersebut menjadi sangat romantis.