Chapter 427 - Aku Bisa Melindungimu

Adith keluar dari toilet dengan tubuh yang basah dan sehelai kain handuk putih yang menutupi tubuhnya. Alisya yang juga ikut basah karena perbuatan Adith terpaksa menunggu Adith untuk mengambilkannya pakaian ganti. Dengan sedikit menggoda Alisya, Adith malah membuat Alisya keluar dari toilet dengan menarik kuat tangannya saat ia akan meraih baju yang diberikan oleh Adith. "Berhentilah bersikap jahil." Alisya memukul Adith yang langsung dihindari oleh Adith. Adith seolah sedang berlatih dengan cara mencoba melepaskan handuk yang menutupi tubuh Alisya. "Apa yang membuatmu malu? Bukankah aku suamimu? Jadi aku berhak untuk melihatnya." Ucap Adith sembari terus melakukan serangannya kepada Alisya. Adith yang sudah berpakaian dengan rapi membuatnya cukup bebas untuk bergerak sedang Alisya harus memperhatikan setiap gerakan yang ia lakukan. "Kau pikir bisa mengalahkan ku dengan mudah?" Alisya terus bisa menepis tangan Adith dengan baik. Adith tak peduli dan langsung menarik handuk Alisya, namun begitu handuk itu terbuka lebar Alisya mampu berputar dengan cepat kembali melilit dirinya tepat sebelum Adith melihatnya. Alisya lalu memberikan tendangan pada bagian dada Adith yang di tangkap oleh Adith sehingga ia bisa melihat sekilas bagian bawah Alisya. "Wow!!" Ucap Adith terkejut melihat hal tersebut. Alisya yang malu langsung menekan Adith yang masih memegang kaki kanannya dengan melayang di udara lalu melesatkan tendangannya kepada Adith yang masih bisa ditepisnya dengan cepat. "Dasar mesum!" Maki Alisya kesal kepada Adith yang hanya tersenyum senyum nakal. "Kemmapuannya semakin berkembang, tak ku sangka dia mampu mengimbangi kecepatan ku. Terlebih tendangan ku yang sebelumnya seolah tak memberi dampak yang pasti padanya." Batin Alisya dengan tetap menyisakan jarak dengan Adith yang masih berniat ingin melepas handuknya. Kegaduhan yang dibuat oleh keduanya segera membuat mereka yang berada di ruang sebelah menjadi bingung. "Apa mereka sedang melakukannya dengan se ganas itu?" Rafli bertanya dengan ragu-ragu mengingat Adith dan Alisya sedang berada di ruang yang sama. "Aku rasa kapten sedang melakukan pelatihan padanya. Mengingat dari bunyinya yang terdengar seperti hantaman dan tendangan." Terang Elvian cuek masih terpesona dengan cetak biru yang tampak sudah mulai selesai. Sedang Jati dan Rendy masih terus melakukan pengamatan kepada orang yang sebelumnya di curigai oleh Adith dan Alisya. Tampak jelas kalau ia terlihat mulai bisa menemukan aura samar-samar yang dikeluarkan oleh Alisya. Melihat Alisya yang sedang membelakangi pintu, Adith segera menunduk seolah memberi hormat.  "Bapak?" Alisya yang memang sempat melihat pintu itu tidak tertutup rapat segera menoleh dengan panik mengira kalau Adith sedang berbicara pada ayahnya. Namun begitu ia menoleh, Ayahnya tidak berada disana dan pintu itu masih dengan kondisi yang sama. Tepat saat ia kembali menoleh kepada Adith, Adith sudah berada di hadapannya dengan kain handuk sudah berada di tangannya. Alisya malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu sekaligus kesal dengan perbuatan Adith.  "Kali ini aku sudah bisa buktikan kalau aku bisa melindungimu, maka mulai saat ini kau tak perlu lagi berusaha berkorban untuk melindungi ku. Percayalah pada kami semua." Ucap Adith dengan lembut di telinga Alisya sembari kembali membalutnya dengan kain handuknya. Adith sengaja mengajak Alisya untuk membuatnya menyadari kemampuannya saat itu agar ia tidak lagi berusaha sendirian, melainkan sudah bisa mempercayai mereka kalau mereka juga bisa melindungi diri mereka sendiri maupun dirinya. "Jika kau membuatku seperti ini, maka aku akan sangat mudah kalah dan gusar karena dirimu." Alisya melepas kedua tangannya dan menatap lembut kepada Adith. "Lakukan, ada aku bersamamu. Kau tak perlu takut untuk menunjukkan kelemahanmu padaku. Karena aku akan menjadi sumber kekuatanmu." Terang Adith membelai lembut rambut Alisya dengan handuk kering yang di ambilnya untuk mengeringkan rambut Alisya. "Pakailan bajumu, meski aku lebih suka melihat kulitmu tanpa sehelai kain, tapi sekarang bukanlah saat yang tepat." Ucap Adith mengecup lembut dahi Alisya. Alisya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya merasa pasrah dengan apa yang dikatakan oleh Adith. "Mesum mu tak bisa diselamatkan lagi sepertinya." Ucap Alisya mengambil kain handuk di kepalanya yang sudah dilepaskan oleh Adith. "Pada istri yang sudah lama aku tak bersamanya tidak masalah bukan?" Adith tersenyum puas kepada Alisya dengan membuka pintu lalu keluar setelah mengedipkan matanya dengan nakal kepada Alisya. Setelah menutup pintu, Alisya kembali memasang ekspresinya dengan sangat serius. Harus ia akui memang saat ini kemampuan Adith sudah meningkat banyak, namun ia tidak ingin mengambil resiko dengan mengabaikan musuh mereka yang sangat kuat saat ini. "Sepertinya kemampuan pendeteksi orang ini cukup kuat sehingga ia seolah mulai mendapatkan pola dari perubahan ruangan yang dilakukan oleh Elvian." Gumam Alisya yang dengan cepat sudah memakai baju gaun hitam mengkilapnya yang akan ia gunakan pada malam puncak itu. "Tidak ku sangka kalian sudah bersiap juga ternyata." Adith yang baru saja keluar melihat Yogi dan yang lainnya juga baru saja datang dengan pakaian yang rapi. "Sudah tidak ada waktu lagi, acaranya akan segera dimulai. Untuk itu kami sudah bersiap-siap dengan secepat mungkin." Ucap Yogi mengambil tempat untuk duduk sejenak. "Jadi apa yang harus kita lakukan?" Tanya Rinto dengan melempar pandangannya ke seluruh orang yang berada diruangan tersebut. "Azura!" Panggil Adith kepada robot hologram 3 dimensinya. "Semuanya sudah selesai tuan, kalian bisa mengakses apa saja di dalam kapal ini termasuk dengan ruang labirin kapal pesiar ini." Jelas Azura dengan menampilkan ruang labirin secara keseluruhan. Dari tampilan hologram yang diberikan oleh Azura, mereka bisa melihat secara keseluruhan ruang serta jalan dan perubahan ruang yang mungkin terjadi pada kapal tersebut sehingga dengan hal tersebut akan dapat memudahkan mereka dalam melakukan pergerakan. "Zein, apa pendapatmu tentang ini." Adith bertanya kepada Zein karena kemampuan analisanya yang sangat tinggi. Mengangguk pelan memahami maksud dari Adith, Zein segera menarik satu gambar yang menunjukkan ruang dari tempat acara tersebut akan dilaksanakan. "Bisa kalian lihat, tempat ini memiliki akses masuk dari segala penjuru ruang. Ini artinya ruangan ini sudah diatur satu persatu oleh mereka. Selain itu Elvian hanya bisa mengendalikan 3 ruangan ini yang sudah menjadi tempat kita berlatih." Jelas Zein menarik 3 ruangan lagi dimana tempat mereka berada. "Elvian yang mampu mengendalikan 3 ruangan ini tentu secara bertahap akan terbaca oleh sistem sebagai kesalahan, namun Azura tampaknya sudah berhasil menyamarkannya." Lanjutnya lagi yang langsung mendapatkan persetujuan dari Azura yang menampikan rekam penghapusan jejak sistem yang dilakukan oleh Elvian. Elvian terus menatap takjub pada robot hologram, Azura.