Chapter 429 - Mencari Kesadaran Karin

Karin yang masih saja tak sadarkan diri saat waktu untuk tahap akhir itu sudah mencapai akhirnya membuat Profesor dan Alisya menjadi sangat khawatir. Mereka terpaksa melakukan penyadaran paksa kepada Karin dengan menghubungkan tak Alisya kepada Karin.  "Ingat, kau harus membangun mentalnya saat sudah terhubung dengan Karin. kau tak boleh mengingat hal-hal yang sudah membuat kalian terpisah atau hal sedih lainnya yang dapat membuat mental Karin menjadi jatuh." seru Profesor kepada Alisya yang sudah terbaring disebelah Karin. "Tentu saja, aku takkan membiarkan hal buruk terjadi padanya." Alisya menatap dengan penuh keyakinan kepada professor.  apa yang mereka lakukan saat ini memiliki resiko yang cukup tinggi dimana saraf-saraf keduanya dapat menghantarkan impuls yang saling bertabrakan sehingga dikahwatirkan sel saraf mereka akan mengalami kerusakan. "Kau tak punya waktu banyak, tapi ku harap kau bisa menyelesaikan ini secepatnya." tatap profesor Ahmad kepada Alisya, dengan menekan tombol start untuk menghubungkan sinapsis dari Alisya dan Karin. Setelah menekan tombol power tersebut, Alisya merasakan sedikit sengatan kuat di otaknya yang membuatnya masuk kedalam alam bawah sadarnya dan tenggelam semakin dalam dengan seluruh ruang tampak sangat menyilaukan. Alisya melihat banyak sekali lintasan ingatan dari Karin dimulai dari saat mereka kecil, ketika bom yang meledak dan membuat ibunya (Ayumi) meninggal, kenangan mereka saat Alisya terus saja memelintir lehernya setiap kali Karin menganggunya, gumamannya tentang Ryu yang selalu menunjukkan rasa perhatiannya kepadanya namun dia tidak berani mengungkapkan perasaanya padanya, serta hal terakhir yang membuat Alisya terhenti adalah ketika Karin menatap gudang yang meledak. "Karin, dimana kau saat ini? aku harap kenangan mu tak terhenti pada satu kenangan tadi saja." sinapsis Alisya terus saja berjalan mencari keberadaan kesadaran Karin yang tak terlihat.  semakin ia melangkah, ingatan dan kenangan Karin semakin gelap dan menghitam. ia tidak melihat keberadaan sinapsis dari Karin sehingga dengan putus asa ia terus maju semakin dalam ke alam bawah sadar Karin. Cukup banyak badan sel yang sudah ia lewati, namun tak ada sedikitpun kenangan yang ia temukan selain semuanya gelap dan buram. "Dimana kau, jika kau seperti ini terus aku akan menghajarmu hingga kau kehilangan nafas dan tak bisa mengingat apapun." Sinapsis Alisya mulai semakin kesal dengan apa yang sedang ditampilkan oleh Karin saat ini di dalam alam bawah sadarnya.   "Alisya? itu benarkah dia?" sebuah suara segera membuat Alisya kaget. "Ini ingatan dia sewaktu kita bertemu untuk pertama kali di Cafe dekat kantor kan?" gumamnya sembari terus memperhatikan kenangan Karin. "Apa benarkah itu dirimu? Bagaimana mungkin? i… itu benar Alisya? Ralisya Quenby Lesham sahabatku tersayang?" Karin terus menatap Alisya dengan menahan kesedihannya. "Jadi kau sekaget ini saat melihatku? kenapa kau tak mengatakan segalanya dan hanya terdiam seperti itu?" Alisya merasakan kesedihan dari suara alam bawah sadar milik Karin. Kenangan itu berhenti ditempat itu lalu ketika ia berpindah ke badan sel saraf yang lainnya, Alisya kembali tak menemukan apapun disana. Sinapsis Alisya kembali mengalir dengan sangat kuat mencari kesadaran Karin yang setelah ia putus asa, ia akhirnya menemukan kesadaran Karin di sudut Sinapsisnya yang Nampak lebih kelam dari sebelumnya. "Apa yang kau lakukan disini?" Sinapsis Alisya mulai melakukan perhubungan dengan alam bawah sadar Karin namun ditolak dengan sangat kuat. "Aku takkan bisa melakukan apapun lagi, aku akan kehilangan Alisy lagi. Aku takkan bisa melindunginya hanya dengan sedikit kekuatan ini." Sinapsis Karin terlihat begitu kelam dan tak memiliki harapan untuk menyadarkan diri.  "Dasar bodoh, kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Bangkitlah bodoh!" Sinapsis Alisya kembali mencoba untuk menghubungkan dirinya dengan Karin namun kembali mendapatkan penolakan yang sangat kuat yang membuat sedikit kerusakan kecil pada sinapsis miliknya. "Tidak, aku hanya akan menjadi penghambat baginya. saat ini aku tak memiliki kekuatan apapun, bahkan aku hanya akan menghambatnya lagi dan membuatnya mengorbankan dirinya kembali. aku mugkin akan kehilangan dirinya lagi, aku tak ingin kehilangan siapapun lagi, tidak… aku tidak ingin." Sinapsis Karin terlihat mulai koslet dan semakin rusak yang membuat Alisya menjadi takut dengan kesadaran milik Karin. "Bahkan jika sinapsisku rusak, kau harus aku sadarkan. aku akan mengirim ratusan hingga ribuan sinapsis untuk bisa menydarkanmu. Jangan kira aku kalah hanya karena hal ini. Bangunlah Karin tolol!!!" Sinapsis Alisya kembali melakukan penghubungan dengan sinapsis milik Karin meski mendapatkan penolakan kuat, Sinapsis Alisya tak ingin kalah. "Aku…. takkan.. membuatmu sendirian dan aku takkan pernah mati jika memang belum saatnya, untuk itu jangan mengira aku akan pergi dengan semudah itu bodoh!" Sinapsis Alisya menjadi semakin kuat yang membuat profesor sangat takjub dengan kekuatan mental milik Alisya. "Luar biasa, baru kali ini aku melihat grafik sinapsis dari otak seseorang yang sangat kuat. Anak ini benar-benar mengerikan, bukan hanya karena energy nano dalam tubuhnya yang mengerikan, namun mentalnya ini juga sama mengerikannya.  Sinapsis Alisya masih terus berjuang dengan sangat kuat untuk bisa terhubung dengan sinapsis milik Karin, sehingga dengan satu dorongan kuat berkat dari bantuan energy nano miliknya, Sinapsis Alisya akhirnya bisa terhubung dengannya.  "Akhirnya aku bisa terhubung juga denganmu, sekarang bangunlah!" Sinapsis miliknya yang kuat akhirnya mulai mengembalikan kesadaran Karin secara perlahan-lahan. "Alisya, kau kah itu?" Sinapsis Karin mulai menyadari kehadran Alisya di alam bawah sadarnya. "Iya ini aku sahabat bodoh, lemah dan idiot." Maki Alisya yang langsung membuat sinapsis dari Karin kembali bersinar dengan terang. "Apa yang terjadi? kenapa kau bisa ada didalam sini?" Karin merasa sedang bermimpi karena bisa berbicara dengan lancer dengan cara yang sedikit aneh. "Sampai kapan kau akan merasa terpuruk seperti itu? Sadarlah!" Alisya menaikkan ferekuensi penghubungan sinapsis miliknya dengan milik Karin. "Bangunlah dasar bodoh, jika kau masih tak terbangun lagi aku takkan pernah memaafkanmu. satu hal lagi, aku takkan pernah membiarkan diriku terluka lagi karena orang lain karena aku tau kau juga bisa melindungiku sekarang. aku percaya padamu kalau kau juga bisa melakukannya dengan baik." Sinapsis Alisya kembali menghantarkan impuls yang sangat kuat untuk membuat kesadaran Karin perlahan-lahan bangkit. Karin menitikkan air matanya mendengar gumaman tersebut, Air matanya mengalir dengan deras yang kemudian membuat seluruh sel saraf dalam otakknay kembali bersinarterang yang mana sinapsis miliknya yang satu sama lainnya akhirnya mulai terhubung satu sama lainnya.  "Aku akan menunggumu diluar." Sinapsis Alisya akhirnya keluar dari alam bawah sadar milik Karin melihat seluruh otakknya mulai bekerja dengan baik sehingga sinapsis miliknya harus segera keluar.