Chapter 434 - Terpencar

"Gelap sekali… dimana ini?" Suara Karin terdengar sedikit menggema saat berada dalam ruangan tersebut. Ia yang ingin melangkahkan kakinya mendadak di hentikan oleh Ayah Alisya.

"Tetap di tempatmu, kita tak tahu apa yang sedang kita hadapi sampai keadaan benar-benar terang.  Jadi sebaiknya kita memastikan lingkungan kita terlebih dahulu." Ucap Ayah Alisya sambil terus mempertajam indranya untuk mengenali keadaaan disekitar mereka.

"Dimana pria bodoh itu? Kenapa aku tak mendengarnya bersuara sama sekali?" gumam Karin mencari keberadaan Ryu yang tak terlihat sama sekali.

"Sepertinya kita sedang terpisah dengan dia.!" Tepat setelah Ayah Alisya menjawab pertanyaan Karin, lampu ruangan itu menyala dengan sangat terang.

"Jangan bergerak!" ucap Ayah Alisya cepat saat mengenali tempat mereka yang berada di tengah-tengah ratusan ular berbisa.

"Sial, aku hampir menginjak kepalanya." Karin kaget melihat satu ular kobra yang sudah berdiri tegap menghadap ke arahnya.

"Organisasi sepertinya sengaja menyiarkan ini semua sebagai bentuk teror yang terencana. Karena jika pada biasanya orang-orang akan melakukan bom bunuh diri, mereka tak ingin kehilangan amunisi dengan hal konyol itu serta dengan melakukan hal ini tentu saja menjadi teror mental yang paling menakutkan." Ucap Ayah Alisya kesal melihat ke arah dua kamera yang berfungsi untuk merekamnya dan merekam Karin.

"Tapi mereka tidak tahu kalau kita juga sudah merencanakan sesuatu untuk ini." Karin tersenyum simpul di tempatnya sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menyingkirkan ratusan ular tersebut.

Apa yang sedang di alami oleh Ayah Alisya dan Karin juga terjadi pada beberapa orang lainnya termasuk Adith dan teman-temannya. Mereka bahkan bergerak secara perorangan di saat yang lainnya bergerak dengan dua atau tiga orang tim utuh.

"Azura, tampilkan keberadaan teman-teman yang lain." Adith hanya bisa berbicara dalam dia untuk memerintahkan Azura yang sudah terhubung dengan frekuensi otaknya mengingat kondisi dia sedang direkam saat ini.

Tanpa terlihat dari luar, mata Adith menampilkan peta seluruh labirin yang ada dimana titik-titik yang berwarna hijau adalah teman-temannya, titik berwarna biru adalah orang-orang yang berada di atas kapal dan yang berwarna kuning adalah mereka yang memiliki energi nano yang tak di kenali oleh Azura.

Adith yang terpisah dengan yang lainnya segera mengirimkan sinyal untuk segera memulai rencana mereka  dengan sebuah teks melayang yang tertulis di udara berkat lensa elektrik yang sudah dipasang di mata mereka masing-masing.

"Aku akan mengirimkan kalian semua peta lokasi keberadaan kalian serta lokasi teman kita yang berada disekitar kalian. Temukan teman-teman terlebih dahulu dan bergabunglah dalam 3 orang pada satu kelompok sebab jika kita menemukan anggota organisasi yang belum kita ketahui kekuatannya, ini akan sangat berbahaya. " Tulisan mengambang yang di sampaikan oleh Adith kepada mereka sejenak membuat mereka kaget dann tak mengira hal itu akan terjadi.

"Anak itu selalu saja bisa menciptakan hal-hal yang tak pernah terduga." Zein yang sedang berhadapan dengan seekor harimau belang berusaha untuk menjaga jarak.

"Tidak buruk, sepertinya Zein berada dua ruangan di depanku." Ucap Riyan telah mengalahkan seekor gorila yang cukup besar.

Satu pukulan yang Riyan berikan kepadanya sudah cukup untuk membuat Gorila tersebut jatuh pingsan yang membuat semua orang yang menonton merasa takjub begitu pula dengan orang-orang organisai.

"Bagaimana mungkin aku mendapatkan hal yang paling sial dengan berada di atas tempat yang di kelilingi oleh hiu seperti ini? Bagaimana mungkin aku harus keluuuuaaarrr!" Yogi yang belum selesai mengeluh jatuh dari tempat pijakannya ke dalam akuarium berisi 3 ekor hiu yang terlihat ganas.

"Lalu bagaimana kami menentukan orang-orang yang akan menjadi timku?" tanya Ryu masih terus saling dorong dengan se ekor beruang kutub yang besar.

"Apa kami bisa bergerak sesuai dengan orang terdekat? Sebab sepertinya seseorang yang bodoh sedang membutuhkan bantuan sekarang." Rinto yang sedang berhadapan dengan puluhan panah panas yang melayang setiap kali melangkah terlihat sangat terburu-buru menuju ke ruang dimana Yogi berada.

"Elvian akan dibantu oleh Azura akan mengarahkan kalian menuju tempat yang harus kalian datangi agar kita lebih bisa memasimalkan kekuatan kita. Untuk saat ini Alisya dan yang lainnya sudah memberikan kapsul kapal selam yang tak sengaja aku bawa dalam jumlah besar untuk bisa mengefakuasi para penumpang kapal." Jelas Adith sudah berada di luar ruangan menuju ke tempat dimana Alisya berada.

Adith sangat yakin dengan menunjukkan kekuatannya terlebih dahulu, orang-orang organisasi akan menargetkannya dan mengabaikan Alisya untuk sementara waktu sehingga Alisya memiliki waktu untuk melakukan rencananya.

"Ada satu hal lagi yang harus aku perlihatkan." Adith kembali mengirimkan sebuah gambar hologram yang menunjukkan rute perjalan kapal tersebut yang langsung membuat mereka tercengan hebat.

"Kapal ini terlihat bergerak secara otomatis dimana tujuan akhirnya adalah… Gunung Yamanagi?" Ayah Alisya tersentak melihat tujuan akhir dari kapal tersebut.

"Kenapa paman? Ada apa dengan kapal itu?" tanya Karin melihat wajah panik Ayah Alisya dengan dia yang terus saja melempar ular-ular berbisa tersebut ke dinding ruangan dengan keras.

"Gunung Yamanagi adalah gulung dengan tebing-tebing yang menjulang tinggi. Selain itu Arus ombak disekitar gunung begitu kuat dan deras yang jika kapal ini menabrak gunung itu tentu hantaman yang cukup keras akan terjadi dan menghancurkan kapal ini berkeping-keping." Ucap Ryu yang sudah berhasil mengalahkan beruang kutub yang di lawannya.

"Brengsek! Jadi jika kita tidak keluar dari kapal ini pada saat matahari terbit, maka kita kan meledak bersama dengan kapal ini?" Zein sudah membuat Harimau itu kembali terkunci di dalam kandangnya tanpa melakukan hal yang menyakitkan padanya.

"Organisasi cukup hebat karena bisa membajak kapal yang memiliki pertahanan cukup tinggi di kapal ini. Aku bahkan tak mengira kalau mereka bisa mengendalikan kapal ini dengan sangat mudah." Riyan terus berbicara sembari mengalahkan satu atau dua orang yang tak sengaja berpapasan dengannya.

"Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi, Aku masih belum bisa menghubungi yang lainnya karena medan magnet yang ada ditempat ini menghalangi alat komunikasiku dengan anggota Alisya. Tapi melihat Azura bisa menentukan posisi kalian dengan tepat, aku yakin Elvian tahu akan apa yang harus ia lakukan saat ini." Tegas Adith yang harus menghancurkan beberapa robot yang membawa senjata yang sedikit aneh bagi Adith.

"Sepertinya kapsul yang kau berikan akan sangat berguna, aku harap satu orang tolol itu ingat untuk menggunakan kapsul tersebut mengingat ia sedang berada di dalam air saat ini." Tegas Rinto yang berusaha menuju ke tempat Yogi namun masih terhalang oleh banyaknya robot-robot yang tak berhenti menyerangnya.