Chapter 436 - Menggemparkan Dunia

Karin yang mengikuti arahan dari Elvian segera mendepatkan ruangan yang dimaksud olehnya. Dengan sedikit pekerjaan yang cepat, Karin sudah bisa menciptakan serum yang adapt ia gunakan untuk menghentikan penyebaran racun yang berada di dalam tubuh Ayah Alisya. Meski memiliki ketahanan terhadap racun, namun Ayah Alisya tetap akan mengalami efek dari racun tersebut berbeda dengan Alisya yang sel-sel darah putih dalam tubuhnya bahkan bisa menghancurkan berbagai jenis racun yang masuk. "Prangg.. Bluuurrr" Rinto menendang dengan sangat kuat kaca Akuarium yang berisi hiu-hiu ganas yang hampir saja akan menggigit Yogi jika Rinto tak sampai pada waktunya. "Ohokk Ohokkk" Yogi terbatuk-batuk dengan sangat hebat setelah berhasil keluar dari akuarium tersebut dan mengambil nafas dala-dalam. "Pletakkk plettaakkk pletaaakkk" 3 ekor ikan hiu itu masih terus berusaha untuk mendekati Yogi dan Rinto dengan ganas, sehingga Rinto menendang mereka dengan sangat keras hingga menghancurkan ruangan disebelah mereka. Dari balik rungan tersebut bisa dilihat oleh Rinto beberapa orang yang terbunuh dengan begitu ganasnya karena lilitan kawat berduri yang sangat tajam. "Hebat… Kalian semua hebat!" sebuah suara yang sudah mereka kenali sebelumnya menggema dengan sangat keras diseluruh ruangan kapal. "Dalam waktu yang sesingkat ini, sudah ada sekitar 200 orang yang masih bertahan hidup.  Tak ku sangka masih menyisakan angka kehidupan yang cukup banyak." Lanjutnya lagi dengan suara yang begitu heboh. "Tapi kalian masih harus melewati beberapa tahap lagi. Lihatlah dunia, lihatlah kehebatan kami yang sebenarnya." Tegasnya sembari memperlihatkan beberapa orang yang berjalan dengan tegap di koridor kapal yang terlihat sangat kuat dan terlihat berbeda. Mereka semua tampak seperti mutan dengan perawakan yang tak terlihat seperti manusia lagi, melainkan gabungan dari hewan dan manusia serta tampak jelas perbedaan fisik dari tatapan mata serta volume otot mereka yang sedikit aneh. Seluruh dunia yang menyaksikan Adith dan yang lainnya menjadi orang-orang yang sangat mendapatkan dukungan yang paling banyak mengingat mereka tidak hanya berhasil bertahan hidup dengan semua bahaya yang menghadang, namun mereka juga bisa menyelamatkan banyak orang. "Berjuanglah… Jangan menyerah." Ucap seseorang yang menyaksikan siaran tersebut dari sebuah Tv umum yang terpampang disebuh gedung yang menghadap ke jalan. "Lihatlah, bukankah mereka adalah orang-orang yang cukup penting?" beberapa dari masyarakat mulai meributkan semua anggota yang berada di dalam kapal pesiar tersebut, terlebih karena mereka melihat Zein yang menjadi gubernur mereka juga berada di dalam kapal yang sama dan mengalami hal yang mengerikan. Berita mengenai apa yang terjadi di dalam kapal pesiar yang begitu megah dan mewah dengan semua tekhnologi serta keamanan tingkat tinggi yang masih dapat dibajak tersebut segera menggemparkan seluruh lapisan masyarakat yang ada tidak terkecuali Aurelia dan teman-teman Alisya yang lainnya. "Gubernur sangat hebat, dia bisa mengalahkan mereka dengan sangt mudah. Aku tak pernah mengira kalau gubernur memiliki kekuatan sebesar itu." Pembicaraan mereka semakin luas baik itu mengenai Zein maupun semua orang yang berada di dalam permainan termasuk seluruh penumpang yang ada disana. "Cepat temukan lokasi kapal tersebut, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?" pemimpin kepolisian segera melakukan pertemuan mendadak untuk membahas apa yang sedang terjadi di dalam kapal pesiar megah tersebut. "Kenapa mereka bisa meretas seluruh stasiun Tv yang ada? Dari mana mereka melakukannya?" tambah yang lainnya mulai mengarahkan agar retasan siaran tersebut segera di hentikan untuk mengurangi kepanikan masyarakat. "Apa tidak ada cara lain untuk menghentikan seluruh siaran ini?" perintah yang lainnya dengan wajah kebingungan. "Ini terjadi secara global, mereka tidak hanya menyebarkan siaran ini melalui Indonesia saja, melainkan secara Global yang menyebabkan kepanikan diseluruh dunia." Ucap yang lainnya setelah menampilkan monitor siaran Tv dari berbagai negara yang membahas kejadian yang sama. "Lakukan sesuatu untuk menghentikannya. Apa tidak ada seorangpun yang bisa melakukan ini?" tanya seorang yang berpangkat lebih tinggi dengan suara yang keras. "Pak, ada seseorang yang ingin terhubung dengan Anda." Seseorang membawakan sebuah handphone hologram kepadanya. "Dari siapa?" tanyanya masih terus fokus memberikan perintah tak ingin diganggu. "Tuan Muda Narendra, katanya ini sangat penting dan hanya ingin berbicara dengan Anda secara langsung." Terangnya sembari kembali menyodorkan handphone hologram tersebut kepadanya. "Aku tak tahu siapa dia, katakan padanya kalau kita sedang dalam keadaan genting sekarang." Tegasnya mengabaikan telpon tersebut. "Jika yang dia maskud adalah Tuan Adith, Radithya Azura Narendra, maka tentu orang yang dimaksudkan adalah pria ini." Seseorang menampilkan gambar Adith pada layar utama mereka dengan sangat dekat. "Pria itu adalah seorang ahli tekhnologi yang memimpin perusahaan Narendra dan sudah banyak menciptakan alat-alat tekhnologi yang cukup canggih dan mutakhir." Ucap yang lainnya memperkenalkan siapa Adith sebenarnya.  "Selain itu, sekarang dia sedang berada di dalam kapal tersebut karena menjadi salah satu tamu undnagan dalam kegiatan yang dilaksanakan di atas kapal tersebut. Saya rasa dia bisa membantu kita dengan kemampuannya sebab kita yang bahkan tak bisa mengetahui lokasi kapal tersebut malah dengan mudahnya dia bisa menghubungi kita." Seru salah seorang yang lainnya setelah memeriksa daftar oenumpang pada kapal pesiar tersebut. Tanpa pikir panjang lagi, dia segera mengambil telepon tersebut dan memperbaiki suaranya agar tetap terlihat tenang dan penuh wibawa. "Halo…" ucapnya memberi salam kepada Adith yang berada di ujung telepon. "Anda pasti sudah tahu tujuan saya untuk menelpon Anda, salah seorang dari teman saya akan segera datang dan membantu kalian, tapi sebelum itu kami membutuhkan izin dari anda untuknya bisa mengakses secara menyeluruh. Jika tidak, anda tidak akan bisa menghentikan ini semua." Tegas Adith tanpa basi sembari terus melakukan pertempuran di atas kapal. "Ini bukan otoritas saya untuk memberikan izin, saya harus menghubungi pimpinan untuk bisa mendapatkan izin itu." Terangnya dengan nada suara ragu-ragu masih tak bisa mempercayai Adith. "Tentu saja, tapi saya tidak akan bisa menjamin jika masyarakat masih bisa terus-menerus menyaksikan apa yang terjadi di atas kapal ini akan baik-baik saja. Kepanikan global sedang terjadi disini, dan tidak ada waktu bagi anda untuk melakukan segala sesuatu dengan penuh pertimbangan. Satu detik saja terlewat, maka kita akan memberikan teror yang sangat mengerikan kepada seluruh masyarakat Indonesia." Adith terus memberikan penekan pada setiap katanya menandakan betapa gentingnya keadaan tersebut. Beberapa saat kemudian, Vindra sudah berada di tempat tersebut berdasarkan perintah dari Adith. Setelah terdiam beberapa saat, dia seolah tak punya pilihan lain selain menjatuhkan kepercayaan penuh terhadap apa yang akan dilakukan oleh Adith terhadap sistem yang ada pada mereka.