Chapter 439 - Medan Pelindung

"Brakkkk" seseorang masuk dengan terburu-buru. "Ada apa?" Tanya pria yang berada satu mejar dengan Adith dan yang lain sebelumnya. "Lihatlah diluar, sepertinya mereka sudah mulai bergerak saat ini." Ucapnya memberikan laporan. Diatas sana mereka sudah melihat banyaknya pesawat tempur yang siap untuk memberikan penyelamatan. Tak hanya helikopter dan pesawat udara, ada juga beberapa kapal viber yang sudah mengitari  "Apa yang harus kita lakukan" tanya salah seorang dari mereka yang sudah berdiri di sebelahnya sedari awal memainkan peran sebagai asistennya. "Berikan salam selamat datang." Ucapnya tersenyum santai. Mereka langsung mengangguk pelan dan segera keluar dari tempat itu memberikan tembakan langsung yang dengan cepat membuat ledakkan besar di langit. Tak berhenti disitu, banyak tembakan serta ledakkan terdengar dari berbagai penjuru dari kapal selam menuju ke langit dan kapal disekitarnya begitu pula sebaliknya yang melakukan serang balik. Serangan balik yang mereka lakukan tampak tak menghasilkan apapun karena kapal tersebut memiliki pelindung yang membuat serangan mereka tak mengenai siapapun yang berada diatas kapal. Serangan yang kita lakukan tak menghasilkan apapun, kapten kami menunggu perintah selanjutnya." Seorang prajurit segera memberikan laporan terhadap kondisi mereka yang terus saja menerima serangan namun tak bisa melakukan serangan balasan. "Jelaskan lebih lanjut bagaimana hal tersebut bisa terjadi?" Perintah nya mengepalkan tangan dengan sangat marah. "Shield!" Jawab Vindra cepat sembari terus melakukan peretasan dengan layar hologram yang mengelilinginya. "Apa maksudmu?" Tanya nya dengan penasaran. "Kapal pesiar itu memiliki pertahanan yang sangat tinggi sehingga ia memiliki medan pelindung di sekitarnya untuk mencegahnya mendapatkan seragan atau benturan secara mendadak dari luar kapal." Jelasnya dengan terus terfokus pada layaranya. "Kalau seperti itu, maka harusnya kita tidak perlu mengkhawatirkan akan benturan yang terjadi. Kapal itu tentu akan baik-baik saja dengan ada medan pelindung tersebut." Terangnya merasakan adanya sedikit harapan. "Azura!" Panggil Vindra agar Azura bisa menjelaskannya kepada petinggi tersebut saat Vindea tengah sibuk dan terus melakukan peretasan dan penguncian sistem. "Medan pelindung pada kapal pesiar tersebut sudah diatur untuk menghilang ketika akan berhadapan dengan target yang sudah ditentukan yaitu tebing dari gunung yamanagi.". Terang Azura sembari menampilkan gambar hologram dari kapal pesiar dan tebing tinggi gunung Yamanagi. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Jika kita tidak bisa menghancurkan pelindung tersebut, maka kita tidak bisa melakukan apapun terhadap seluruh serangan yang ada!." Dia membanting tangannya dengan keras karena frustasi. "Perintahkan mereka untuk menunda serangan dan berikan aku 5 menit saja!" Vindra tersenyum puas dan sangat menikmati perannya saat ini. "Apa maksudmu? Dengan membuat pasukan kita menunda serangan hanya akan membuat mereka…" dia belum menyelesaikan kata-katanya Vindra hanya berkata dengan santai. "Comen On Kapten, kami hanya memintamu untuk menunda bukan untuk mundur!" Senyumnya santai. "Kami?" Ia mengerutkan kepalanya mendengar ucapan Vindra saat sebelumnya ia sendirian berbicara. "Oke Tuan Adith, seperti yang sudah arahkan. Selanjutnya tinggal menunggu perintahmu.!" Vindra berkata dengan sangat semangat. "Sepertinya kau sangat menikmati moment ini, harus ku akui cara kerjamu lumayan cepat dan tidak buruk." Adith terus berjalan menuju ke bagian bawah dimana perangkat keras dari seluruh kapal terletak dan mulai menghancurkan kepingan-kepingan kecilnya. "Tentu saja, ini mudah bagiku jika mendapatkan arahan. Terutama jika itu darimu!" Tegas Vindra yang sedari awal sudah mengagumi Adith membuatnya ingin menjadi seperti dirinya. Dia menjadi sangat bersemangat jika itu sudah berhubungan dengan teknologi sehingga begitu mendapatkan kepercayaan dari Adith, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. "Apa yang sebenarnya sedang kalian rencanakan!?" Tidak mendapatkan jawaban dari Vindra membuat pemimpin tersebut menjadi semakin tak sabaran. "Menghancurkan medan pelindung tersebut." Jawab Vindra santai masih terus melakukan apa yang diarahkan oleh Adith. "Jika serangan yang dilakukan dengan beberapa misil bahkan tak mampu menghancurkan medan pelindung tersebut, bagaimana kalian bisa menghancurkannya?" Ucapnya menganggap remeh mereka. "Kami tidak memerlukan beberapa misil, karena cukup dengan satu virus saja sudah dapat menghancurkan medan pelindung tersebut." Jelas Vindra memberikan tatapan penuh keyakinan pada kapten tersebut. "Dengan virus yang di ciptakan oleh tuan Vindra menggunakan tekhnologi yang ada disini, tuan Adith dapat menyalin nya dan membuatnya serangan dari dalam dimana ia memerlukan satelit dari pemerintah untuk bisa menembusnya." Jelas Azura memberikan penekanan terhadap apa yang sedang mereka rencanakan. Tanpa memberikan bantahan lagi, dia segera melihat apa yang sedang dilakukan oleh Vindra yang dengan satu kali ketukan pada tombol enter, sebuah program terlihat sedang menyalin yang membuat secara perlahan medan pelindung yang tak terlihat tersebut mulai menghilang secara perlahan-lahan menampilkan cahaya berwarna biru yang terlihat menghilang. "Selesai" itulah yang tertulis pada layar hologram di hadapan Vindra. Tanpa basa basi lagi, dia segera memberikan perintah selanjutnya dengan melanjutkan serangan pada kapal tersebut. "Mereka sangat luar biasa!" Ucap salah seorang dari mereka yang melihat cara kerja Vindra yang sangat akurat. "Sistem melacak ada seseorang yang sedang berusaha meretas situs kapal ini. Mereka mencoba untuk menghentikan kapal ini. Sepertinya mereka berhasil menembus dan menghancurkan medan pelindungnya. " Terang salah seorang dari mereka saat dia terus saja memeriksa layar hologramnya yang menunjukkan banyak bahasa program. "Jangan khawatir, mereka tidak akan berhasil melakukannya karena rencana kita sudah hampir berhasil. Kau hanya perlu menghambat mereka, mereka hanya memiliki beberapa jam lagi sampai kapal ini benar-benar meledak dengan sangat indah." Ucapnya berdiri dari tempatnya. "Bukan hanya itu, kita punya beberapa orang penganggu yang diluar dugaan. Mereka tampak cukup membuat beberapa orang-orang kita kesulitan dan bahkan mereka berhasil membereskan serta merusak beberapa rencana kita." Si Asisten yang semula mendapatkan telepon segera memberitahu pria itu lagi. "Lanjutkan." Ia segera berjalan menuju buritan kapal untuk melihat apa yang sedang terjadi. "Mereka tidak hanya meretas kapal ini, tapi mereka juga berhasil menyelamatkan beberapa penumpang menggunakan kapsul yang terlihat banyak mengapung diatas permukaan laut." Terangnya menunjukkan gambar seluruh kapsul yang terlihat tersebar di atas permukaan laut. "Meski mereka belum berhasil meretas kapal sistem pada kapal ini, tapi mereka sudah berhasil menghentikan siaran langsung yang kita tunjukkan sehingga saat ini apa yang kita lakukan sudah tidak diketahui lagi." Tambahnya lagi menampilkan gambar saluran televisi dan media sosial di seluruh dunia. "Sepertinya kita sedang berhadapan dengan sekumpulan orang yang merepotkan." Ucapnya setelah tertawa dengan sangat besar. "Bagaimana kalau kita buat lebih seru lagi?" Tanyanya menatap kepada pria yang berdiri di sebelahnya. "Huh?" Pria di sebelahnya hanya memicingkan matanya tak memahami apa yang dikatakannya.