Chapter 440 - Hewan Nokturnal

Pria itu hanya tersenyum sembari terus mengamati keadaan di sekitarnya yang terlihat semakin kacau balau dengan beberapa rencananya yang tak terduga mulai sedikit mengalami gangguan. "Matikan seluruh penerangan yang ada di kapal ini dan percepat waktu tabrakannya." Ucapnya mengambil salah satu tiang besi yang berada di sebelahnya dan langsung melemparkan besi itu hingga menembus 2 helikopter yang berada tak jauh dari hadapannya. Tempat itu seketika gelap gulita dan hanya ada cahaya lampu sorot dari beberapa helikopter yang terus melakukan serangan balasan pada bagian atas kapal. Beberapa pasukan juga berhasil di turunkan untuk mengamankan bagian atas kapal tersebut. "Ka… Karin?" Ryu seketika terhenti saat tempat mereka berubah menjadi sangat gelap.  Ryu tak bisa melihat dan mengenali keadaan disekitarnya begitu pula dengan ayah Alisya dan Karin.  "Hati-hati, kita tidak tahu apa yang akan muncul berikutnya." Ayah Alisya segera mengingat mereka agar tidak melakukan gerakan yang salah. "Apa yang sedang terjadi?" Karin menekan alat komunikasinya agar bisa lebih jelas di dengarkan oleh semua teman-temannya. "Sepertinya mereka melakukan sesuatu dengan penerangan pada kapal ini." Seru Elvian yang langsung mendapatkan bidikan senjata saat menampilkan layar hologram sewaktu ingin memeriksa apa yang sedang terjadi. "Mereka mematikan mesin penerangan kapal ini, tapi juga mempercepat laju kapal ini. Sepertinya mereka ingin mempercepat waktu tubrukan antara kapal ini dengan gunung Yamanagi." Ucap Adith terus berjalan dalam gelap mengandalkan cahaya yang ada pada handphone hologramnya. "Pranggg!!!" Sebuah tembakan menghancurkan handphonenya yang beruntung tak mengenai dirinya. "Adith!" Karin kaget mendengar apa yang terjadi kepada Adith. "Aku baik-baik saja!" Jawab Adith cepat agar tak membuat mereka khawatir. "Sial, mereka benar-benar ingin membuat kita berjalan dalam kegelapan." Seru Yogi kesal karena tak bisa melihat apapun. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Sulit bagi kita untuk bergerak dalam kegelapan seperti ini." Terang Rinto sembari terus mengamati situasi mereka. "Kami mungkin bisa mengarahkan kalian berdasarkan apa yang di tampilkan oleh Elvian, tapi kami takkan tahu siapa yang akan kalian hadapi nanti." Ucap Rafli memeriksa beberapa mesin yang mungkin masih bisa memberikan sedikit penerangan secara manual. "Tidak masalah, itu sudah cukup untuk membantu kami." Ucap Zein bersandar ke dinding dengan waspada. "Jika kita menggunakan senter ataupun penerangan lain, kita akan menjadi sasaran empuk dari para sniper. Kegelapan ini memang sangat merugikan sekali." Tambah Riyan lagi berusaha mempertajam matanya untuk bisa melihat sesuatu. "Padahal, meski tak dibuat gelap pun, hidup Riyan sudah cukup lebih gelap dari pada ini." Ucap Yogi meledek Riyan yang langsung membuat teman-temannya tertawa riuh. "Apakah kau ingin aku memasukkanmu ke tempat gelap selamanya?" Riyan mendengus kesal. "Aku akan menuju ke bagian mesin, kalian bisa urus bagian yang atas dibawah panduan Elvian. Soal penerangan, Bukan hanya sistem saja yang mereka rusaki, tetapi juga dengan mesin manualnya." Terang Adith menjelaskan situasinya kepada mereka. "Kalian semua baik-baik saja?" Suara Alisya seketika mengagetkan mereka semua. "Dari mana saja kamu? Kenapa dari tadi kami tidak mendengar suaramu!" Karin dengan cepat mengomeli Alisya yang baru saja terhubung dengan mereka. "Berhentilah marah-marah, jika kau seperti itu terus kau akan menjadi nenek tua." Seru Alisya cepat yang sedari awal sudah terhubung dengan mereka namun sengaja mematikan mikrophon miliknya dan hanya mendengarkan mereka saja. "Kapten, kami sudah menyelamatkan beberapa penumpang. Tapi sepertinya organisasi telah mengeluarkan beberapa hal yang merepotkan saat ini." Suara Jati yang tengah dalam pertempuran membuat mereka mendengarkan dengan serius. "Sial! Sepertinya kalian perlu melihat ini dan keluar dari sana secepatnya. Jika tidak ini akan menjadi sia-sia." Rendy mengirimkan sebuah gambar yang ia ambil dari atas kapal yang memperlihatkan beberapa jenis hewan yang tampak seperti mutan penyerang yang menghabisi beberapa tentara dengan sangat mudah. "Sepertinya diluar sudah menjadi medan pertempuran!" Terang Rinto melihat kondisi yang sedang terjadi. "Apa kalian bisa mendengarku?" Suara profesor Ahmad yang sedari tadi tidak terdengar akhirnya berbicara. "Profesor, dimana kau berada saat ini?" Tanya Alisya cepat mengkhawatirkan profesor. "Aku berada di satu ruangan yang tampaknya menjadi tempat bagi mereka melepaskan serum nano pada hewan-hewan itu." Jelasnya sembari memperhatikan sisa-sisa data dari penelitian yang masih ada. "Bagaimana kau menemukan ruang itu? Tempat itu sangat berbahaya, kau bisa saja…" Alisya yang khawatir dihentikan dengan gambar visual yang dikirimkan oleh profesor Ahmad. "Bisa kau lihat bukan, saat ini itu bukanlah hal yang penting. Berdasarkan kemampuan kalian dan data yang aku dapatkan dari tempat ini, sepertinya mata kalian bisa berfungsi dalam gelap." Terang profesor Ahmad kepada mereka semua yang membuat mereka terhenti sejenak. "Apa yang anda maksudkan adalah mereka melakukan penelitian dengan menggabungkan antara data hewan dan data manusia?" Tanya Adith menebak arah pembicaraan profesor Ahmad. "Benar, meskipun kejam. Hal ini juga bisa membantu kalian!" Terang profesor Ahmad singkat. "Apa yang harus kami lakukan?" Tanya Zein duduk berjongkok di koridor ruangan yang belum mengalami perubahan lagi. "Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa mata kalian juga bisa berfungsi dengan gelap, tapi sebelum itu kalian harus memahami beberapa hal kecil dulu sebelum melakukannya karena jika kalian salah maka resikonya akan sangat tinggi." Profesor sedang mencoba untuk memperingatkan mereka. "Meski begitu, kita juga tidak punya pilihan lain bukan?" Ucap Yogi yang mendapat persetujuan dari mereka semua. "Tidak masalah, kami sudah banyak melewati hal yang sangat beresiko. Hal ini sudah tidak akan membuat kami takut lagi." Tambah Riyan dengan penuh keyakinan. "Profesor, tentu yang yang jelas lebih tahu  tentang kemampuan mereka yang sudah jauh berbeda dibanding sebelumnya." Ayah Alisya mengingatkan profesor Ahmad tentang apa yang sudah mereka lalui hingga bisa sampai seperti itu. "Baiklah, sepertinya aku sudah meragukan kalian. Pertama apa kalian tahu kenapa hewan-hewan nokturnal bisa melihat dalam gelap?" Profesor Ahmad mulai mengantar pengetahuan dasar mereka terlebih dahulu. "Hewan nokturnal atau hewan yang aktif dimalam hari bisa melihat dalam kegelapan karena ukuran mata mereka yang besar." Ucap Karin cepat. "Ukuran mata yang besar ini lah yang membuat pupil serta lensa mata juga ikut membesar yang memungkinkan untuk bisa mendapatkan cahaya meski dalam kegelapan sekalipun." Tambah Ryu masih terus meraba-raba sekitarnya dengan penuh waspada. "Benar, tapi kalian tentu tidak akan bisa memperbesar bola mata kalian hanya untuk melihat dalam gelap." Ucap profesor Ahmad yang dimaksudkan bahwa hal itu tidak mungkin untuk dilakukan.  Apa yang dikatakan oleh profesor Ahmad menandakan bahwa ada jalan lain.