Chapter 441 - Tapetum Lucidum

Mereka terdiam sejenak tak tahu apa yang harus dilakukan dan mereka tak menemukan jalan lain yang bisa mereka lakukan saat itu untuk bisa melihat dalam keadaan gelap. "Tapetum Lucidum!" seru Zein mengingat sesuatu yang mungkin bisa mereka jadikan alternative lain. "Tapetum Lucidum? Bukankah itu adalah struktur mata yang terdapat pada mata kucing?" tanya Riyan mencoba memastikan apa yang dikatakan oleh Zein. "Benar, Tapetum lucidum terletak dibelakan saraf penerima cahaya atau fotoreseptor." Tambah Alisya yang sudah duduk ditempatnya sembari menutup erat matanya ingin melakukan sesuatu. Alisya tak ingin membuang-buang waktu sehingga begitu memahami apa yang dimaksudkan oleh professor Ahmad membuatnya untuk mencobanya terlebih dahulu agar bisa mengetahui resiko seperti apa yang bisa mereka dapatkan dan bagaimana cara untuk menghindarinya. "Struktur Tapetum Lucidum terbuat dari lapisan sel yang seperti kaca. Di dalamnya ada kandungan kristal yang dapat memantulkan cahaya yang masuk, kembali kesaraf penerima dan ke luar mata." Tambah Adith juga mulai melakukan hal yang sama setelah mulai memahami maksud dari professor Ahmad. Saat yang lainnya masih belum memahami apa yang harus mereka lakukan, Adith dan Alisya sudah bergerak satu langkah lebih dahulu untuk bisa menerapkan apa yang sudah mereka dengarkan. "Brakkk! Apa itu artinya hal tersebut yang menjadikan saraf penerima cahaya atau fotoreseptor bisa kembali mendeteksi cahaya?" ucap Elvian saat berhasil menerobos masuk kedalam ruang system yang mengatur perubahan yang terus terjadi didalam kapal tersebut hingga membentuk labirin. Dia berencana untuk mematikan system yang ada agar mereka bisa bergerak lebih bebas tanpa harus terjebak dalam satu labirin ke labirin yang lainnya yang terus saja menghambat pergerakan mereka. "Dengan begitu kita juga bisa memanfaatkan struktur yang berada dibelakang saraf penerima mata kita untuk bisa meningkatkan system kerjanya dengan membuatnya dapat menangkap dan mendeteksi cahaya!" tebak Yogi mulai memahami apa yang dimaksudkan oleh professor Ahmad. "Tapi bagaimana cara kalian melakukannya? Bukankah mata kita berbeda dengan kucing?" Rafli masih tak menemukan titik temu yang mereka maksudkan. "Untuk kalian ini tentu tidak mungkin, tapi kami memiliki energi nano yang bisa membuat kemungkinan tersebut dapat terjadi." Seru Rinto memikirkan hal yang dapat ia lakukan. "Bukan hanya itu, dengan energi nano yang ada kita tidak perlu memperbesar bola mata kita. Tetapi cukup dengan memperlebar pupil serta lensa mata agar cahaya yang masuk dapat lebih focus ke saraf penerima." Lanjut Karin juga mulai memahami akan apa yang harus dia lakukan. "Sekarang yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara kita bisa membuat hal itu dapat dilakukan." Terang Ryu sedikit bingung. Meski paham akan apa yang harus mereka lakukan, tetap saja teori serta praktek adalah dua hal yang sangat berbeda dilakukan.  "Hal yang kalian butuhkan pertama adalah memusatkan konsetrasi kalian dan meningkatkan energi nano kalian pada bagian mata." Meski tak memiliki energi nano seperti yang mereka katakan, tapi Rendy sangat paham akan apa yang dimaksudkan. Tepat saat itu, Alisya dan Adith sudah berhasil melakukannya sehingga begitu mereka membuka mata mereka, spektrum cahaya yang mata mereka tangkap memang sangat jauh berbeda dengan ketika terdapat cahaya yang mampu memantulkan warna berbeda, namun mereka bisa dengan jelas melihat apa yang ada disekitar mereka. "Benar apa yang dikatakan oleh Rendy. Setelah memusatkan energi nano pada bagian mata kalian, cobalah untuk konsentrasikan pada bagian pupil dan lensa mata serta bentuklah struktur yang mirip seperti tapetum lucidum yang bisa memungkinkan kalian untuk mendeteksi cahaya." Jelas professor Ahmad memberikan mereka pengarahan. Mendengar apa yang dikatakan oleh Rendy dan professor Ahmad, mereka semua dengan tenang mulai menutup mata dan mencoba untuk berkonsetrasi penuh dengan mengalirkan sebagian energi nano mereka kebagian mata. "Apakah hasil gambar yang akan mereka lihat akan sama dengan ketika mereka melihat dalam terang?" Jati tidak yakin dengan gambaran yang akan ditangkap oleh mata mereka hanya dengan melakukan hal tersebut karena bagaimanapun juga strukutur mata manusia berbeda dengan struktur pada mata hewan. "Ummhh.. sedikit jauh berbeda pastinya, karena yang terlihat semuanya tampak berwarna sama yaitu abu-abu. Akan tetapi kami jadi bisa melihat daerah sekitar lebih jelas dibanding menggunakan kacamata Night View." Terang Alisya bangkit dari tempat duduknya setelah berhasil melakukannya. "Sudah ku duga kau pasti akan melakukan hal yang sama. Bukan hanya itu, jika kau benar dalam meningkatkan cara kerja matamu, maka kamu bisa melakukan sensor cahaya inframerah yang bisa mendeteksi sensor panas yang dihasilkan dari tubuh seseorang." Terang Adith bangkit dari posisinya dan melemparkan pandangannya ke menembus ruang-ruang yang ada. "Jarak padangan kalian juga akan meningkat sangat tajam. Kau hebat bisa melakukan itu!" Tambah Alisya lagi yang merasa sangat takjub dengan kemampuan Adith yang meningkat pesat. "Baru mendengarkan penjelasanku kau sudah berhasil melakukannya?" tanya Adith juga tak kalah takjub dengan kemampuan Alisya dalam menyesuaikan kemampuannya. Alisya tidak menjawab dan hanya tersenyum sembari terus berjalan melewati koridor yang sudah tak mengalami perubahan lagi untuk beberapa waktu. "Kerja bagus Elvian!" puji Alisya kepada Elvian yang sudah berhasil menghentikan system yang mengubah kapal tersebut menjadi labirin. "Rafli, lindungi Elvian. Saat ini focus mereka adalah menghentikan laju kapal ini sebelum waktu tabrakan terjadi." Tegas Alisya yang langsung di anggukkan oleh Rafli yang sudah meluncur ke tempat Elvian berada. Dibantu oleh Azura dan data yang diterima dari Vindra mereka segera bekerja untuk menghentikan laju kapal tersebut dengan segala cara. Hal utama yang harus mereka lakukan adalah melakukan perang secara terbuka dengan orang yang sudah melakukan hal tersebut. Tidak mudah bagi mereka untuk meretasnya, namun bukanlah hal yang mustahil bagi mereka untuk melakukan semua itu terlebih karena Adith sudah berhasil memasukkan virus kedalam system kapal tersebut sehingga hal itu sangat memudahkan mereka untuk masuk kedalam system yang dikendalikan oleh organisasi. "Jati dan Rendy, kalian berdua segera menemui professor sekarang juga. Ada hal besar yang sedang datang meghampiri kita saat ini." Alisya yang mengeluarkan kemampuan deteksinya bisa merasakan akan adanya bahaya besar yang sedang menghampiri mereka. "Siap laksanakan kapten!" tegas keduanya yang segera masuk kedalam ruangan dan mencari keberadaan professor Ahmad. "Sepertinya pertempuran yang sebenarnya akan di mulai sekarang!" ucap Adith ketika merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Alisya. Mendengar beberapa jeritan orang disekitar mereka, Adith dan Alisya dengan segera melaju kencang menghampiri tempat sumber suara tersebut dan mendapatkan penduduk sipil yang berada dalam cengkraman beberapa mutan yang ganas.