Chapter 444 - Siapa Wanita itu?

"Brrakkkk" suara pintu ruang aula yang besar terbuka dengan sangat keras. "Ummm?"  Tempat yang terlihat sedikit remang-remang tersebut tidak membuat mereka kesulitan untuk melihat siapa yang sedang berjalan masuk kedalam ruangan tersebut. Mereka menoleh dengan tatapan bingung karena melihat seorang wanita memakai gaun berwarna hitam dengan belahan paha yang seksi masuk kedalam ruangan tersebut. "Wowww? Kenapa ada wanita cantik dan seksi ini masuk ke tempat ini?" Ucap pria yang sudah meledakkan ruang profesor berada. "Dia terlihat sedikit berbeda, aku merasakan energi nano yang penuh amarah keluar dari tubuhnya." Asisten si pria menatap Alisya dengan tajam. "Hahahahha.. apa kau sedang bercanda? Mana mungkin seorang perempuan secantik itu memiliki energi nano yang besar. Sepertinya ada seseorang di baliknya yang memiliki energi sebesar itu." Pria itu tak percaya kalau Alisya lah yang memiliki energi nano besar tersebut. "Apa kalian yang sudah melakukan semua ini?" Alisya ingin memastikan terlebih dahulu sebelum menyerang mereka. "Huh?? Pufft.. Daripada kau menanyakan hal itu, bagaimana kalau kau bersamaku malam ini? Hibur aku. Moodku sudah cukup buruk malam ini." Pria itu memberi tanda untuk menangkap Alisya yang membuat Alisya tersenyum jengkel. "Pria seperti mu sepertinya perlu belajar banyak. Profesor Ahmad pernah menceritakan padaku kalau dia mengenal seorang anak laki-laki yang begitu ambisius dan serakah." Ucapan Alisya langsung membuat pria itu mengerutkan keningnya tak paham. "Tapi sepertinya yang aku lihat kau lebih dari itu, kau adalah sampah paling buruk dan bahkan kau harusnya produk gagal dari organisasi" tambah Alisya lagi dengan senyumnya yang menawan. "Profesor Ahmad? Hmmm.. jadi kau mengenal si tua bangka itu? Oh.. bukan tua bangka tapi bangkai.. hahahhaha puas rasanya bisa membunuh penghianat itu!" Pria itu tertawa dengan terbahak-bahak membuat Alisya mengepalkan tangannya penuh amarah. "Jadi benar kau yang melakukan semua ini?" Alisya mengambil pisau yang digunakan untuk makan di atas meja yang berada di sebelahnya.  Alisya langsung melemparkan pisau menuju Pria itu yang dengan cepat ingin di lindungi oleh sang Asisten, namun pisau itu sebenarnya tidak ditujukan kepada Pria itu, melainkan pada orang yang sedang meretas sistem mereka. "Aku sudah menyelesaikan pekerja… akhhh!" pisau Alisya langsung menembus mata hingga bagian kepalanya. "Kau sudah melakukan hal yang salah nona!" Pria itu mengeram penuh amarah melihat tingkah Alisya yang tanpa aba-aba melakukan serangan. Serangan itu dengan cepat membuat mereka semua menuju ke Alisya dan menyerangnya. Meski dengan gaun hitam nya, Alisya dengan lugas bisa membalas dan bahkan mematahkan leher serta menghabisi mereka satu persatu.  "Tratatatattatatata…." Tembakan beruntun membuat Alisya harus melompat dari satu meja ke meja lain yang menghancur leburkan tempat tersebut. Alisya langsung mengambil senjata yang sudah ia sembunyikan di kedua pahanya yang dengan satu gulingan pendek, dia langsung menembak mereka satu persatu dengan bidikan tepat yang mengenai bagian fital mereka satu persatu dibagian kepala dan jantung. "Siapa wanita itu? Bagaimana dia bisa menghabisi mereka semua dengan sangat mudah?" Pria itu mengepalkan tangannya dengan keras. "Melihat dari kemampuannya, energi nano besar yang sebelumnya itu sepertinya benar berasal dari dia." Ucap Asisten nya mulai mengambil posisi bertahan. "Cihhhh… Sampai kapan kau akan tidur disana? Bereskan wanita itu, aku tidak punya waktu untuk ini." Pria itu segera memberikan perintah kepada seseorang yang sedang terbaring tak jauh dari tempatnya berada. "Uggghhh,, apa yang kau lakukan hanya memerintah saja? Aku terlalu malas untuk melakukannya. Harusnya mereka bisa membereskan dia dengan mudah, apalagi kau bilang dia hanya seorang wanita." Dia hanya berbalik dan kembali tertidur di tempatnya. Alisya masih terus berhadapan dengan orang-orang organisasi yang bisa di ketahuinya kalau mereka semua masih berada pada level B. Begitu pelurunya habis pun dia masih bisa membereskan mereka yang tersisa 5 orang dari 40 orang yang sudah di habisnya. "Berapa banyak anggota organisasi yang berada di kapal ini?" Batin melihat 5 orang yang terlihat cukup kuat dengan level S.  Tak disangka oleh Alisya kalau tempat itu masih memiliki banyak orang dari organisasi. Saat ia juga sudah cukup banyak melumpuhkan mereka semua. "Organisasi sudah salah mengirim orang tak berguna sepertimu dalam misi kali ini. Selama beberapa hari ini yang kau lakukan hanya bermalas-malasan saja." Ucapnya dengan tatapan menghina. "Dia sudah menyelesaikan pekerjaannya, kapal ini akan menabrak kurang lebih 1 jam lagi. Hitungan mundur sudah dimulai." Seru si Asisten telah selesai melihat apa yang dilakukan oleh anggotanya yang sudah tewas tersebut. Tepat setelah ia berbicara, lampu dari kapal pesiar tersebut kembali menyala dengan sangat terang. Wajah Alisya yang terlihat dalam cahaya temaram sebelumnya menjadi semakin jelas oleh mereka. "Sial!!! Apa lagi sekarang? Tak ku sangka tikus-tikus ini melakukannya dengan sangat baik dalam menghancurkan rencana kita." Pria itu melihat sekelilingnya dengan penuh amarah. Bersamaan dengan menyalanya lampu kapal tersebut, Alisya sudah duduk dengan anggun diatas tumpukkan tubuh 5 orang level A yang ia kalahkan dengan mudah. "Agggrhh.. jika seterang ini mana mungkin aku bisa tertidur!" Seorang pria bangkit dari posisinya karena kesal. "Huh! Aku pikir kau tidak akan terpengaruh hanya karena cahaya terang ini. Aktifkan bom nano yang sudah di sebar, kita sudah cukup bermain-main disini." Ucap si Pria kembali memberi perintah kepada Asistennya yang sedang memegang tablet anggota sebelumnya. "Kau pikir bisa pergi dari sini dengan mudah?" Alisya menyilangkan kakinya dengan begitu anggun. "Wow! Apa kau yang melakukan itu semua?" Tanya pria yang baru bangun dari tidurnya menatap Alisya dengan penuh takjub. "Pria itu..." Alisya ingat betul kalau pria itu adalah orang yang ditemuinya sebelumnya. "Aku memang sudah merasakan energi nano mu, tapi aku pikir itu adalah energi dari orang yang berbeda. Tak ku sangka kita bertemu lagi disini." Dia langsung berjalan mendekati Alisya. "Niel, Apa kau mengenal wanita jalang itu?" Tanya nya kesal melihat Alisya yang masih bersikap tenang meski nafasnya terlihat sedikit tersengal-sengal karena melawan 5 orang sebelumya. "Kenal? Ya.. sepertinya bisa di bilang kenal. Tapi tak ku sangka dia bisa menyembunyikan energi nano sebesar ini. Siapa kau sebenarnya?" Tatap Niel dengan penuh selidik. "Dia… dia adalah Alpha!" Si Asiten itu menampilkan data hologram milik Alisya dan menatap ke arah Alisya dengan tak percaya. "Alpha? Wanita itu sudah lama mati, mana mungkin dia Alpha!" Ucap pria itu dengan tertawa pelan. "Ian!!!" Niel dengan cepat memperingatkan Ian untuk tidak menganggap remeh wanita dihadapan mereka saat itu.