Chapter 453 - Rencana Alisya

Adora segera masuk ke dalam kapal dan tak sengaja bertemu dengan Karin dan Aurelia dengan mata yang sudah semakin memerah pedih, tapi Adora melewati keduanya begitu saja. Merasakan ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi wajah Adora, Karin dan Aurelia saling berpandangan lalu dengan cepat mengikuti langkah kaki Adora.

Mereka segera masuk ke salah satu ruang kamar yang diberikan kepada mereka untuk sejenak beristirahat, dan di dalam ada Alisya yang baru saja selesai berganti pakaian. Melihat Adora masuk dengan dikuti oleh Aurelia dan Karin yang tampak khawatir membuat Alisya mengerutkan keningnya.

"Ada apa?" tanya Alisya dengan hanya menggerakkan bibirnya dan anggukan kepala ke arah Karin serta memasang ekspresi penuh tanya.

Karin hanya menjawab dengan mengangkat bahu tak tahu apa-apa begitu pula dengan Aurelia yang menggeleng pelan. Mereka sengaja membiarkan Adora untuk terlebih dahulu duduk dan menenangkan diri sedang ketiga temannya tersebut sudah siap berdiri di sebelahnya sembari terus memperhatikan Adora dengan seksama.

Adora hanya terdiam dan dengan pikirannya yang kalut dan penat. Ia bahkan tak menyadari Aurelia dan Karin yang  mengikutinya dan Alisya yang sudah memperhatikannya. Dia terus tertunduk memikirkan semua yang sudah terjadi antara dia dengan Zein.

"Uaahh.. Ommayaaaahh…" Adora berteriak dengan sangat kencang saat menyadari ketiga orang temannya sudah memperhatikannya dengan jarak yang sangat dekat.

"Uwaaahhhh…" Teriak Karin dan Aurelia juga secara bersamaan sedang Alisya hanya membelalakkan matanya mendengar teriakan keras mereka.

"Kalian membuatku kaget, apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Adora dengan nafas berat berusaha menemukan sisa-sisa oksigen di dalam ruangan tersebut.

Adora terkejut karena tak menyangka kalau di dalam ruangan itu sudah ada ketiga orang temannya tersebut saat ia mengira sedang sendiri dalam kesunyian, terlebih karena ia berada di dalam ruangan itu dalam waktu yang cukup lama.

"Apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya sampai kau tak menyadari kehadiran kami yang sudah memperhatikanmu sejak lama?" tanya Aurelia setelah menenangkan diri dari keterkejutannya.

"Kau membuat kami khawatir, ekspresimu tidak seperti biasanya." Lanjut Karin mengambil air minum yang diberikan kepada Adora.

Adora tersenyum dengan perhatian Karin, karena sebenarnya dia juga sama kagetnya dengan dirinya tadi. "Tidak ada apa-apa, aku hanya memikirkan sesuatu saja."

"Apa itu ada hubungannya dengan Zein?" tebak Alisya duduk di sebelah Adora dan menghadap ke arahnya.

Mendengar tebakan Alisya yang tepat pada sasarannya, Adora terdiam dan menarik nafas dalam. Ia akhirnya menceritakan semua yang sudah terjadi serta apa yang baru saja mereka diskusikan dengan Zein.

"Aku memang melihat hubungan canggung kalian, tapi tak ku sangka kecanggungan kalian sangat awet hingga saat ini." Ucap Aurelia duduk bersandar di lemari ruang tersebut.

"Diatas semua itu, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu padamu? Jika memang dia memiliki rencana, apa yang membuatnya tidak memngataka semua rencana itu padamu?" Karin merasa kesal setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Adora.

"Aku juga tak tahu, aku sudah menanyakan hal tersebut kepadanya tapi dia bilang tak bisa memberitahuku saat ini." Jawab Adora dengan ekspresi yang penuh akan kepedihan.

"Kenapa semua pria sama saja? Mereka pikir dengan mengatakan rencana mereka pada kita kita akan menghancurkan semuanya?" Karin mengomel dengan kesal mengingat Ryu juga tak jauh berbeda dengan sikap Zein.

"Yah… Akupun pernah mengalami hal yang sama!" terang Aurelia mengingat bagaimana hubungannya dengan Yogi juga yang hampir kandas.

Alisya hanya terus terdiam mendengarkan apa yang mereka bertiga katakan sambil memikirkan hal apa yang dapat ia lakukan dan mencarikan solusi yang tepat untuk percakapan mereka tersebut.

"Aku punya rencana yang bagus! Tapi rencana ini bukan hanya untuk Adora saja, melainkan juga dapat berguna untuk Karin. Setidaknya dengan rencana ini aku yakin dapat membatu kalian berdua untuk mendapatkan angin segar." Alisya mengeluarkan senyuman liciknya yang langsung membuat ketiga sahabatnya tersebut merinding disco.

"Apa maksudmu?" tanya Karin merasa penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Alisya.

Alisya kembali menyunggingkan senyumnya dan menarik ketiga sahabatnya tersebut untuk mendekat dan menjelaskan semua rencananya kepada mereka dengan sangat terperinci yang membuat mata Karin dan Adora membelalak tak percaya mendengar rencana Alisya tersebut.

"hahahaha, sepertinya itu akan sangat menarik. Aku akan membantumu melaksanakan rencanamu tersebut." Aurelia hanya tertawa lebar mendengar semua rencana Alisya, namun baginya itu akan sangat menyenangkan dan dia sudah tidak sabar untuk segera melaksanakannya.

"Apa kau yakin ini akan berhasil? Aku takut Zein akan merasa terkhianati dan malah semakin meninggalkanku." Adora bukannya tak percaya dengan apa yang direncanakan oleh Alisya, namun ia sangat ragu kalau Zein tidak menjadi salah paham terhadapnya saat mereka baru saja dalam keadaan yang kurang bagus.

"Aku tidak yakin 100 persen, tapi aku yakin ini akan sangat membantu untuk kemajuan hubungan kalian. Jika dia benar-benar mencintaimu dan tidak ingin kehilangan dirimu, maka aku yakin dia akan segera bertindak cepat." Ucap Alisya meyakinkan Adora.

"Hummm… oke aku ikut, tapi kita butuh partner agar rencana itu berhasil. Dan aku takt ahu siapa yang tepat untuk semua ini.." Karin terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan melipat kedua tangannya dimana tangan kanannya memegang dagunya.

"Aku mungkin takkan bisa membantu kalian begitu tiba di Jakarta, tapi aku bisa mengirimkan beberapa orang terpercayaku untuk membantu kalian." Terang Alisya kembali tersenyum dengan penuh arti.

"Kenapa? Apa yang membuatmu tidak bisa ikut dalam rencana yang sudah kau atur sendiri. Dan siapa yang kamu maksudkan untuk itu?" tanya Aurelia bingung dengan maksud Alisya saat dia sendiri yang sudah mengatakan rencananya kepada mereka semua.

"Aku harus melapor kepada atasan terhadap apa yang sudah terjadi dalam misi kami termasuk melaporkan mengenai professor." Suara Alisya sedikit terdengar sedih saat mengingat professor Ahmad.

Saat itu pikirannya terus saja tertuju kepada Profesor Ahmad, namun ia tidak bisa berbuat banyak terhadap takdir tersebut.

"Selain itu, Aurelia yang akan menikah dalam seminggu kedepan mungkin bisa membuat rencana lain yang lebih menjanjikan sampai pada hari pernikahannya. Aku akan menyempatkan diri pada hari itu, namun sebelum itu, 4 orang anggotaku akan membantu kalian secara maksimal." Lanjut Alisya lagi kembali tersenyum dengan senyuman khasnya.

"Bagaimana, benar kan?" Alisya yang tampak sedang bertanya kepada seseorang membuat ketiga orang temannya bingung dan mengerutkan kening.

Tepat setelah itu, Alisya menekan alat komunikasinya yang langsung menampilkan 4 hologram yang muncul ditengah ruang itu. 4 hologram tersebut menampilkan wajah Elvian, Rafli, Jati dan juga Rendy yang membuat Karin dan Adora langsung bersemu merah.