Chapter 455 - Dia Sudah Datang

Adith dan Karan yang terpaksa menerbangkan profesor yang membutuhkan operasi secepatnya membuat mereka terlebih dahulu meninggalkan kapal. Adith dan Karan hanya mampu memberikan pertolongan pertama sebab alat yang mereka miliki kurang memamadai.

Alisya dan yang lainnya juga tiba di Jakarta beberapa jam kemudian, dimana Alisya langsung pergi melaporkan diri kepada atasannya dan menyerahkan semua kepada Adith untuk bisa memberikan pengobatan kepada profesor Ahmad.

2 hari kemudian di kafe di Cendekia street

"Jadi apa yang harus aku lakukan disini?" tanya Adora yang sudah berdiri di pintu sebuah kafe. Aurelia sengaja untuk menahan Adora agar tidak masuk kedalam kafe.

"Tunggulah disana, cukup ikuti saja permainannya." Ucap Aurelia sembari memastikan kedatangan seseorang.

Aurelia mengamati Adora dari gedung yang berhadapan dengan tempat dimana Adora saat itu. Aurelia bersama dengan Karin yang sudah siap untuk memulai rencana mereka setelah menyelesaikan beberapa hal yang untuk persiapan pernikahan Aurelia.

"Bukankah harusnya perempuan datang lebih telat disbanding dengan laki-laki? Kenapa saat ini aku malah datang lebih dahulu?" tanya Adora tak mengerati cara Aurelia saat ini.

"Diamlah, kalian tidak sedang berkencan jadi kau tidak membutuhkan trik jadul seperti itu." Tegas Aurelia mulai kesal dengan sikap ragu-ragu Adora.

"Dia sudah datang!" Karin melihat seseorang datang menghampiri Adora.

"Wow.. gaya berpakaian Jati tidak buruk. Dia sangat tampan dan mempesona, dia tau cara untuk berpakaian dihadapan seorang wanita dengan sangat baik, bahkan sekarang semua wanita tak bisa berhenti menatapnya dan memalingkan pandangannya dari Jati." Aurelia memuji Jati yang datang dengan penuh persiapan tersebut.

"Oke, aku pun hampir jatuh dalam pesonanya." Kaki Adora seketika melemas takjub melihat persiapan sempurna Adith yang dirasanya sangat pas dan tidak berlebihan sama sekali.

"Apa kau juga sudah melihat Mangsa kita memakan umpan tersebut?" tanya Aurelia kepada Karin yang sedang mengamati jalanan tempat mereka.

"Tepat pada waktunya, dia sudah melihat Jati yang sedang menghampiri Adora saat ini. Tapi sepertinya dia tidak menaruh curiga apapun." Seru Karin saat melihat Yogi yang sedang melihat Adora dan Jati dari seberang jalan yang lain dimana ia sebenarnya akan masuk ke dalam gedung yang saat ini sedang ada Aurelia dan Karin di dalamnya.

"Tidak masalah, Jati tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Kami sudah memperlajari ini semua dari Ayah Kapten, dan kami mendapatkan banyak ilmu yang sangat luar biasa dalam menunjukkan sikap gentlemen pada wanita." Ucap Elvian yang langsung terhubung kepada keduanya.

"Pufffttt… Nggak di sangka kalian sampai melibatkan paman. Aku senang dengan usaha kalian dalam hal ini, tak ku sangka juga kalian sampai harus belajar dengan begitu giatnya." Karin  tertawa tidak mengira kalau mereka sampai seserius itu untuk membantu mereka.

"Ini kami jadikan sebagai bagian dari latihan, sehingga ketika ada misi yang mengharuskan kami untuk menyamar dengan metode penyamaran seperti ini, sepertinya akan sangat berguna." Jawab Rafli cepat memandang ke arah Yogi yang masih terus melihat keseberang.

"Alisya sudah meminta kalian untuk menikmati liburan ini, tapi kalian malah merasa sedang latihan. Pantas saja Jati melakukannya dengan sangat baik." Ucap Aurelia dengan tersenyum lebar ketika melihat Yogi sudah memakan umpan mereka.

Aurelia memang sengaja tidak melibatkan Yogi dalam rencana mereka agar semua hal yang dapat dilaporkan oleh Yogi menjadi apa adanya dan benar-benar mengira kalau semua itu bukanlah hal yang sudah mereka rencanakan, karena dengan begitu semuanya dapat berjalan dengan baik.

"Kau baik-baik saja?" Melihat Adora yang hampir terjatuh membuat Jati dengan cepat menghampirinya dan menangkap lengannya lalu membuatnya mengatur posisi berdiri dengan baik.

"Ehemmm… Aku baik-baik saja!" Adora segera terbatuk dan tersadar dari lamunanya saat mendengar suara berat Jati yang penuh kharisma.

"Aku harus mengutuk Alisya karena mendatangkan pria setampan ini dalam permainannya." Batin Adora kesal karena telah jatuh dalam pesona Jati.

"Apa kakimu sakit karena mengenakan sepatu heels ini?" tanya Jati langsung tertunduk ke kaki Adora untuk memastikan kondisi tumitnya yang mungkin saja mengalami sedikit ruam.

Adora terkejut dengan sikap Jati lalu dengan cepat dia memundurkan langkahnya.

"Ah… apa kamu perlu sampai bersikap seperti ini?" tanya Adora kepada Jati yang sudah tertunduk dihadapannya.

"Kau bisa bersikap biasa saja, biar aku yang melakukan semuanya. Selain itu, Yogi sedang melihat kita sekarang." Ucap Jati tetap memajukan langkahnya untuk memeriksa tumit dari Adora.

Tanpa diketahui keduanya, namun sudah dipastikan oleh semua orang bahwa Yogi telah mengambil beberapa gambar mengenai apa yang sedang dilakukan oleh keduanya. Yogi memang selalu memotret setiap kali ia merasa ada satu adegan yang pas untuk di tampilkannya di dalam grub mereka.

"Dia sudah berjalan masuk, sebaiknya kalian bersiap." Ucap Elvian memberikan Aurelia dan Karin peringatan.

Tanpa terlihat kaku, keduanya terlihat sedang berbincang-bincang satu sama lain seolah tak mengetahui kalau Adora sedang berdiri bersama Jati di seberang jalan gedung sebelah yang berhadapan dengan mereka. Yogi terlihat tersenyum dengan sangat licik namun juga tampak ada sedikit keraguan dalam dirinya.

"Kalian tidak bersama Adora?" tanya Yogi mencari Informasi mengenai keberadaan Adora kepada Aurelia dan Karin.

"Tadi sih katanya mau ketemu sama Jati, soalnya Jati lagi butuh pertolongan Adora. Tapi aku takt ahu mereka bertemu dimana." Ucap Karin santai seolah memang mengetahui kalau Adora sedang bertemu dengan Jati.

Karin memang sengaja tak ingin menyembunyikan mengenai pertemuan antara Adora dan Jati, sebab jika ia sengaja menyembunyikanya, maka Yogi akan langsung mencurigai rencan mereka. Yogi cukup pintar untuk bisa mengetahui niat mereka jika terlihat disembunyikan.

"Oh.. Aku melihatnya ada di depan sana bersama Jati, aku pikir sedang terjadi sesuatu di antara mereka dan mengira kalian tidak mengetahuinya." Terang Yogi duduk di sebelah Aurelia.

"Hmmm… Aku pikir mereka akan bertemu di suatu tempat yang jauh dari sini. Dan kau bilang terjadi sesuatu di anatara mereka? Aku sih, tidak yakin dengan Adora, tapi sepertinya Jati memang menunjukkan ketertarikannya pada Adora." Aurelia seolah-olah bersemangat melihat kejendela untuk menunjukkan rasa penasarannya kepada mereka berdua.

"Jadi Jati menyukai Adora?" tanya Yogi dengan setengah terkejut.

"Entahlah… Tapi dari cara dia memandang Adora setiap kali kami bertemu beberapa kali, terlihat jelas kalau dia memiliki simpatik yang berlebih ke Adora. Jati juga sering menunjukkan perhatiannya kepada Adora, tapi Adora masih terus saja bersikap biasa mengingat ia masih mengharapkan Zein." Jelas Karin sembari menatap ke gedung diamana Adora dan Jati sudah masuk ke dalam tempat tersebut.

Yogi sejenak tenggelam dalam pikirannya sembari melirik handphonenya.