Chapter 459 - Sekertaris Pribadi

Semenjak kejadian tersebut, baik Adora maupun Karin tak pernah lagi bertemu dengan Zein dan Ryu. Mereka semua kembali pada rutinitas masing-masing sedang Elvian dan yang lainnya melanjutkan kegiatan liburan mereka.

Tidak hanya Karin dan Adora yang tidak lagi saling bertemu, Alisya dan Adith pun juga tidak bertemu selama beberapa hari terakhir.

Alisya yang pergi memberikan laporan harus melalui banyak hal, sedang Adith harus kembali fokus pada perusahaan yang mengalami sedikit kerugian karena batalnya Forthnight lalu dan rumah sakit yang sudah ia tinggalkan hampir seminggu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Yogi melihat Adith yang terlihat sedikit lemas karena kurang istirahat.

"Ya, aku hanya sedikit pusing. Bagaimana dengan yang sedang kau tangani? Apakah berjalan lancar?" tanya Adith memastikan sebab ia tak ingin lagi ada kerugian terhadap perusahaan.

"Kau tak perlu mengkhawatirkan itu, Aku dan Vindra sudah menanganinya dengan sangat baik. Tak ku sangka anak itu memiliki potensi yang cukup tinggi. Rasa tertariknya padamu sepertinya membuat dia menjadi begitu ambisius." Yogi memuji Vindra yang sudah berperan banyak dalam menangani proyek mereka kali ini.

"Penilaianmu terhadap seseorang cukup tajam, tepat seperti apa yang dikatakan oleh Yogi. Vindra memiliki potensi yang cukup besar." Rinto masuk kedalam ruangan dan langsung ikut dalam pembahasan keduanya.

"Ya, tapi aku harus bekerja keras untuk istriku yang selalu absen dalam kantor. Ketidak hadiran dia bisa menjadi sedikit masalah dikantor." Ucap Adith mengingat posisi Alisya yang merupakan seorang pegawai di perusahaannya.

"Benar juga, posisi Alisya yang sering kosong membuat Vindar dan Yani sedikit kesulitan. Meski keduanya mengetahui siapa Alisya sebenarnya, tapi yang lainnya tidak mengetahui hal tersebut." Yogi membenarkan apa yang dikatakan oleh Adith.

"Kita butuh jalan keluar untuk hal tersebut, mengingat Alisya juga tidak bisa selalu berada di tempat karena tugasnya sebagai seorang anggota pasukan khusus. Dia memang akan pergi hanya ketika mendapatkan misi khusus, namun karena misinya selalu datang secara tiba-tiba kita juga harus mencari solusi untuk itu." Seru Rinto memberikan pendapatnya untuk pekerjaan Alisya.

"Bagaimana jika aku mengumumkan yang sebenarnya saja, mengumumkan bahwa Alisya adalah istriku?" mata Adith terlihat bersinar penuh semangat.

"Dasar bambank… ternyata itu niatmu dari awal. Kau pikir akan bisa selamat dari Alisya dengan memutuskan sendiri hal itu? Apa kau tidak ingat posisi dia sekarang yang masih merahasiakan identitasnya?" ucap Yogi mengingatkan Adith.

"Itu ide yang bagus, tapi mungkin memang saat ini masih bukan saat yang tepat. Untuk dia yang merupakan satuan khusus tentu bisa disembunyikan karena Alisya masih memiliki identitas seorang masyarakat biasa. Tapi identitas itu juga sudah lama terkubur bersama dengan makamnya yang hingga kini masih ada." Tambah Rinto mengingatkan mereka tentang apa yang masih menjadi bagian dari diri Alisya saat ini.

"Istrimu terlalu sangat misterius. Dari awal kehadirannyapun sudah sangat misterius dan kini lebih lagi. Kalian benar-benar pasangan menakutkan. Kalian bahkan bisa menghacurkan negeri ini dengan sangat mudah. Gabungan antara militer dan tekhnologi, apa lagi kalian dua orang yang tergolong jenius. Akan seperti apa anak kalian." Yogi tetap tak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada Adith dan Alisya meski sudah cukup lama bersama mereka.

"Bagimana jika kau menjadikannya sekretaris pribadimu, sehingga ketika dia tidak ada dikantor kau bisa beralasan bahwa dia sedang dalam perjalanan dinas." Rinto memberikan saran kepada Adith yang tengah memikirkan sesuatu.

"Huh?? Sekertaris? Kalau begitu aku ini apa bukankah aku juga sekertarisnya?" Yogi menunjuk dirinya yang terlupakan.

"Anak.. kenapa aku melupakan hal tersebut, apakah dia sekarang sudah merasakan sesuatu? Tapi ini baru berlalu beberapa hari." Gumam Adith yang ternyata memikirkan kalimat terakhir Yogi sebelumnya.

"Jadi dari tadi kamu mikirin yang itu?" Yogi membelalak menatap Adith yang tak berhenti larut dalam pikirannya

"Sekertaris pribadi adalah posisi yang tepat untuk Alisya, dengan begitu kau juga bisa lebih sering bersamanya dan menghabiskan waktu lebih banyak lagi." Tambah Rinto tidak memperdulikan apa yang sedang di gumamkan oleh Adith.

"Semoga bulan ini siklusnya tidak datang, jika tidak aku harus gencar dalam melakukan serangan!" gumam Adith lagi seolah tidak meperhatikan apa yang dikatan oleh Yogi dan Rinto.

"Kampret!!!" Yogi melempar Adith dengan bantalan kursi sofa.

Adith hanya tertawa pelan melihat reaksi merajuk dari Yogi. Kali ini dia melepaskan Yogi yang sudah melemparkannya dengan bantalan kursi tersebut, karena kalimatnya membuat energi dan moodnya sedikit naik berkat ucapan dari Yogi.

"Kau akan tetap menjadi asistenku, sedangkan Alisya akan menjadi Sekertaris pribadiku hanya dalam status posisi saja. Dia hanya akan membantumu dalam beberapa hal." Seru Adith menenangkan Yogi dan menaikkan jempolnya kepada Rinto atas apa yang sudah ia sarankan.

"Kau mau kemana sekarang?" tanya Yogi melihat Adith yang sudah berdiri dari kursinya.

"Memberikan pengumuman, apa lagi? Semakin cepat memberikan pengumuman mengenai posisi Alisya, semakin kita bisa mengendalikan gosip emak-emak berantai di perusahaan ini." Adith merapikan dasinya dan memakai Jas hitamnya dengan elegan.

Adith lalu berjalan keluar di ikuti oleh Rinto dan Yogi, mereka yang berjalan secara beriringan tersebut tentu menjadi salah kejadian langka yang tidak bisa dilewatkan oleh semua wanita yang berada dalam perusahaan tersebut, sehingga bagaikan ikan teri yang diberikan makanan, mereka dengan otomatis berkumpul di ikuti para pria.

"Melihat kalian yang sangat antusias, sepertinya kalian sudah mengetahui jika aku mungkin saja akan memberikan sebuah pengumuman penting." Adith sedikit menyumbingkan senyumnya yang langsung membuat semuanya terbelalak dan berteriak dalam hati.

"Perusahaan mungkin memang mengalami sedikit kerugian saat kerja sama dan proyek serta investor yang mungkin saja kita dapatkan pada Forthnight sebelumnya harus batal karena adanya kejadian tak terduga, tapi kalian jangan khawatir." Adith melemparkan pandangannya kepada mereka semua. Kemudian memberikan anggukan kepada Yogi untuk memberikan penjelasan selanjutnya.

"Perusahaan sudah berhasil melewati krisis tersebut berkat kerja keras kalian semua, dan kita berhasil mendapatkan sebuah tawaran yang memuaskan, bukan hanya kontrak kerja dari pihak Jepang, namun juga kontrak kerja sama dari pihak cina dan investor dari Amerika." Tegas Yogi yang langsung disambut tepukan riuh oleh mereka semua.

"Untuk itu, sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas kerja keras kalian. Kalian bisa lanjutkan pekerjaan lagi." Adith segera berlalu pergi setelah memberikan pengumuman tersebut, namun kemudian kembali lagi.

"Aku hampir lupa, satu hal lagi. Ayumi sudah beralih menjadi sekertaris saya dan sekarang saya sedang mengirimnya untuk memastikan kontrak kerja sama kita sebab aku masih tidak bisa meniggalkan rumah sakit." Tepat setelah itu, diapun berlalu pergi.