Chapter 464 - Kau Cinta Pertama dan Terakhirku

Melihat Adith yang menoleh ke sana ke mari membuat Karin dan Yang Lainnya sedikit bingung terhadap apa yang dilakukannya. "Ada apa apakah kamu mencari sesuatu" tanya Karin penasaran dengan sikap Adith. "Alisya, aku merasakan kehadiran Alisya." Adith bangkit dari kursinya untuk bisa melihat dengan jelas ke seluruh ruangan. Karin dan yang lainnya merasa takjub dengan apa yang katakan oleh Adith sebab hanya dengan Hawa keberadaan saja Adith sudah bisa mengetahui akan kedatangan Alisya. " Alisya? Tapi dari mana dia masuk, aku bahkan tak melihat dia masuk melalui pintu depan." Ucap Adora yang sedari awal memang juga menantikan kehadiran Alisya. "Aku tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Adith, tapi aku yakin apa yang dikatakannya adalah benar sebab kemampuannya untuk saling merasakan keberadaan satu sama lain begitu kuat." Terang Zein yang bisa mengukur kemampuan Adith saat dia mengeluarkan energinya. "Sepertinya kalian semua sudah semakin bertambah kuat. Dari cara kalian berbicara pun banyak hal yang tidak kami ketahui." Beny bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari Adith dan yang lainnya. "Dan mereka, meskipun mereka tuh kelihatan normal karena tidak tampak memiliki energi nano, terlihat betul kalau mereka juga sangat kuat." pandang Emi kepada Rendy dan yang lainnya. Hanya dengan 1 tekanan pelan, Adith mengeluarkan kekuatan ekolokasinya untuk bisa menemukan dimana keberadaan Alisya. Rasa rindunya membuatnya ingin segera melihat Alisya secepatnya. Adith bisa mengenali seluruh orang yang berada di ruangan tersebut meskipun dari sebagian besar mereka adalah orang-orang yang tidak dikenalinya. Akan tetapi, dengan kemampuan ekolokasinya ada tidak kesulitan untuk mengenali orang-orang yang sudah ditandainya. "Disana!" Adith segera menoleh ke tepi panggung dimana ia melihat seorang perempuan berkacamata sedang memegang mic. "Wanita berkacamata itu Alisya?" Gina kaget melihat Alisya yang sedang menyamar dengan kacamata bulat tebalnya. "Apa kau yakin itu benar Aliya?" Gani juga tak menyangka bahwa wanita berkacamata bulat tebal itu adalah Alisya. "Ya benar, karena identitas nona yang dulu adalah Alisya dan sebagai seorang putri Tuan Lesham telah meninggal, maka nona  sekarang memiliki identitas sebagai seorang Ayumi yang bekerja di perusahaan Adith." Jelas Ryu kepada teman-temannya yang lain. Terakhir kali pertemuan Adora dan yang lainnya adalah di cafe pada saat Adith merayakan ulang tahun Alisya. Saat itu Alisya sudah membuka penyamarannya nya ketika ia menguji Vindra dan Yani. Sehingga begitu mereka sampai, mereka tidak melihat penyamaran Alisya sebagai seorang Ayumi. Alisya melihat kearah Adith dengan tersenyum. Senyuman akan kerinduan dan juga rasa bahagia bisa melihatnya kembali. Meski ia tidak bisa bersanding dengan Adith sebagai seorang Alisya saat ini. "Apa yang dilakukan oleh Ka.. Ehem.. Apa yang dilakukan Ali,, Sya yang disana?" Elvian hampir salah memanggil Alisya, dan ketika harus menyebutkan namanya dia merasakan ada sebuah samurai yang membelah lehernya. Rafli tertawa melihat Elvian yang berusaha keras tidak memanggil Kapten dan menyebutkan nama kaptennya dengan sangat Kaku. Belum sempat dijawab oleh Adith, suara lembut Alisya mengalun dengar merdu yang memenuhi ruangan membuat semua orang merasa takjub dengan kemerduan suara Alisya. "Melihat Ayahnya datang sendirian membuatku mengira kalau Alisya tidak ada datang hari ini." Bisik Aurelia kepada Yogi yang memikirkan hal yang sama dengan Aurelia. Adith berjalan perlahan menghampiri Alisya membuat semua wanita yang hadir di pesta itu merasa bingung. Setiap kali dia berjalan, beberapa wanita yang berada disana segera menahan nafas mengira kalau mereka yang akan dihampiri oleh Adith. Alisya bernyanyi dengan sedikit tertawa pelan mengetahui apa yang akan di lakukan oleh Adith, namun ia tidak peduli dan membiarkannya datang menghampiri dirinya. "Kau cinta pertama dan terakhirku!" Suara lembut Alisya mengakhiri lagunya dengan Adith yang sudah berada di hadapannya. Dengan tersenyum senang melihat Alisya, Adith membelai lembut wajah Alisya merangkulnya dan mengecup keningnya dengan lembut. Perasaan kerinduan yang tercurah dengan satu kecupan hangat tersebut. "Aku sangat merindukanmu." Bisik Adith pada Alisya dengan tersenyum nakal. "Aku juga merindukan mu, tapi tuan Direktur. Apakah kau sadar dengan apa yang sedang kau lakukan sekarang?" Alisya mengingatkan Adith akan apa yang sedang dilakukannya saat ini.  Meski mereka berdua adalah sepasang suami istri, namun dimata orang banyak Adith adalah seorang direktur perusahaan Narendra yang belum menikah sehingga tentu saja apa yang dilakukan Adith saat ini menambah retakkan hebat di hati setiap wanita yang melihat hal tersebut. Mereka semua tak menyangka kalau Adith yang memiliki mysophobia terhadap seorang wanita kini malah terlihat sangat akrab dan bahkan mengecupnya di hadapan semua orang. "Aku tak peduli, biar semua dunia tahu kalau kau adalah milikku." Tegas Adith melemparkan pandangannya dengan sangat tegas. Yogi menepuk jidatnya dengan sangat keras. Mereka yang seharusnya menjadi pusat perhatian malah teralihkan karena Adith yang sedang memeluk Alisya dengan begitu erat. "Sepertinya kita harus mengikhlaskan hari bahagia kita untuk dijadikan moment spesial oleh beberapa orang." Gumam Yogi menatap kepada Adith dan Alisya lalu mengarah kepada Zein dan Ryu.  "Aku tidak masalah, karena kebahagiaan kita harusnya bisa menjadi kebahagiaan orang lain juga, apa lagi jika mereka adalah orang-orang yang kita cintai." Pandang Aurelia kepada Yogi. Mendengar apa yang dikatakan oleh Aurelia, Yogi merasa penuh syukur bisa menikahi wanita cantik dan sangat perhatian tersebut. Meski Aurelia terkadang bersikap keras, namun semua yang dilakukannya adalah dia selalu jujur akan apa yang dia rasakan. "Bagaimana wanita itu bisa meluluhkan Adith? Wanita jelek seperti dia tidak mungkin bisa membuat Adith terpesona padanya." Seorang wanita tak rela melihat Adith bisa bersama yang lainnya. "Aku mungkin bisa merelakan dokter Karan karena Akiko memang terlihat pantas untuk dokter Karan. Tapi wanita itu, dia bahkan bukan hanya tidak pantas berada disampingnya, tapi dia juga sama sekali tak pantas untuk menghirup udara yang sama dengan Adith." Ucap seseorang menghina tampilan Alisya yang memang tidak terlihat menarik. "Sepertinya dia sudah melakukan pelet terhadap Adith." Tebak salah seorang dari mereka dengan kesal. "Hush… kau pikir ini tahun berapa? Zaman tekhnologi serba super mutakhir tidak mungkin menggunakan hal-hal seperti itu. Hati-hati kalau berbicara." Meski kesal, seorang wanita mengingatkan temannya untuk tidak asal berbicara. "Welcome to Indonesia, meski sekarang semua serba modren, hal tradisional seperti itu banyak orang yang belum meninggalkannya." Lanjutnya tak peduli dengan peringatan temannya. Banginya dia hanya ingin mengungkapkan kekesalannya yang dia rasa benar kalau demi mendapatkan perhatian Adith dan meluluhkan Adith, Alisya sudah melakukan cara lain yaitu dengan cara hitam.