Chapter 472 - Olah Raga Malam

Alisya yang berada di dalam apartement sendirian mengira Adith akan berada disana membuatnya tak tahan untuk menunggu. Dia hanya berganti pakaian dan mengambilkan beberapa pakaian ganti untuk Adith serta memakai pakaian tebal sebelum keluar rumah. Dia memakai motor hitamnya dan helem yang menutupi seluruh bagian wajahnya menuju ke rumah sakit. Ia tak lupa juga membawa kotak makanan yang sebelumnya sudah ia bawa dari rumahnya. "Maaf sus, dokter Adithnya belum keluar?" Tanya Alisya kepada perawat yang bekerja sama dengannya. Alisya ragu jika ia langsung masuk begitu saja di ruangan Adith. "Oh.. dia baru saja selesai mbak, tapi masih ada beberapa hal yang perlu dia lakukan. Mbak sudah buat janji dengan dokter?" Mendengar suara Alisya yang tak asing membuatnya bertanya dengan sopan. Meski perawat itu tak bisa melihat wajah Alisya dengan jelas karena tertutup sebagian besar oleh helem dan hanya bagian mata yang benar-benar tampak, ia bisa tau kalau ia pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya. "Emmm… belum, tapi saya.." Alisya terlihat tagu sejenak apakah ia akan menunggu atau hanya menaruh barang bawaannya dan menitipkannya kepada perawat tersebut. "Mbak bisa menunggunya di dalam kok mbak, melihatmu datang di jam segini tentu penting sekali. Jika dokter sudah selesai biar dia yang memutuskan saja. Silahkan…" ucap perawat tersebut mengetahui cara kerja dari Adith yang tidak akan menolak seseorang yang membutuhkannya. Alisya segera masuk kedalam ruangan Adith dan menunggunya di dalam. Untuk waktu yang lama Adith masih belum juga kembali sehingga karena terlalu bosan menunggu ia pun ketiduran di atas ranjang Adith setelah membuka helemnya. Selang beberapa waktu kemudian, Adith segera masuk ke dalam ruangannya dan melepas bajunya. Dia sudah mengetahui kalau seorang perempuan yang menunggunya di dalam dari perawat yang bekerja dengannya. "Kalau kau tidur dengan se pasrah ini, kau sangat ingin membuatku memakanmu." Ucap Adith tertunduk di tepi ranjang memandang wajah Alisya yang nampak pulas tertidur. Alisya terbangun ketika Adith masuk sebelumnya, namun masih terlalu malas untuk membuka matanya. Tepat saat Adith akan mencium dirinya, Alisya dengan cepat menarik tubuh Adith dan langsung jatuh keatas ranjang. "Jika kau benar berpikir bisa memakanku, sebaiknya sediakan energi mu yang cukup terlebih dahulu." Peluk Alisya ke tubuh Adith yang hangat. Mereka terbaring di atas ranjang istrahat Adith yang hanya berukuran untuk satu badan saja, sehingga tubuh mereka begitu dekat dan tak bercela. "Sayang! Jika kau seperti ini, kau hanya akan membuatku tak bisa menahannya lagi." Adith langsung mengecup bibir Alisya dengan perlahan. Alisya menerima setiap perlakuan lembut Adith dan juga membalasnya dengan penuh kasih. Mereka hanya terpisah selama seminggu saja, namun terlalu sering mereka terpisah membuat rasa rindu keduanya terus saja meledak. "Umphhh.. kau tau kita sedang berada dimana? Ini rumah sakit.. jadi hentikan!" Alisya mengingatkan Adith tentang keberadaan mereka. "Jangan khawatir, mereka tidak akan mendengarnya." Tegas Adith kembali masuk ke leher Alisya yang langsung mendapatkan pukulan manja dari Alisya. "Kruuyyuuukkkk…" suara perut Adith segera memecah kesunyian dengan mereka yang berada dalam keintiman tersebut. "Sepertinya kamu harus memakan sesuatu sebelum benar-benar memakanku." Ucap Alisya tertawa pelan. Adith hanya mengangguk dengan malas namun membenarkan apa yang dikatakan oleh Alisya. Terlebih karena seharian ini ia sempat lupa untuk memasukkan sedikit makanan kedalam tubuhnya. "Jadi apa yang kamu bawa?" Tanya Adith ketika melihat Alisya dengan cekatan mulai membuka satu persatu kotak makanannya. "Aku yakin kau akan suka ini, sudah lama kan kau tidak makan masakan nenek?" Tanya Alisya yang ingat betul kalau Adith sangat menyukai masakan neneknya. "Maksud kamu?" Adith bangkit dari ranjang menghampiri Alisya dan memeluknya dari belakang dengan begitu mesrah sembari menciumnya lembut. Adtih tahu kalau yang di maksud oleh Alisya adalah neneknya, namun mengetahui nenek Alisya sudah meninggal jauh sebelumnya dengan tanpa sempat bertemu dengan Alisya membuat Adith mengira kalau yang di maksudkan oleh Alisya adalah orang lain. "Ibu Yul memasak masakan kesukaan aku dan kamu dari apa yang sudah di ajarkan nenek. Meski nenek berpikir kalau aku mungkin sudah tiada, dia masih memiliki harapan kalau suatu saat nanti aku kembali ada orang yang akan memasakkan aku ini." Jawab Alisya dengan tersenyum pahit mengingat neneknya. "Kalaupun aku tidak kembali, nenek ingin Ibu Yul selalu memasakkan makanan ini juga untukmu agar kau bisa terus mengingat akan diriku." Terang Alisya lagi menghadap kepada Adith. "Ibu Yul? Sepertinya aku sering mendapatkan makanan ini sebelumnya." Adith bisa mencium bau yang tak Asing ketika Alisya membukakan penutup termos kecil di hadapannya. "Sayur kelor? Aku ingat, aki sering mendapatkan makanan ini sebelumnya. Sayur bening ini selalu memberikanku energi yang cukup setelah aku kelelahan dalam menjalankan operasi." Adith ingat betul kalau sebelumnya beberapa kali ia mendapatkan sekotak makanan yang sama persis di hadapannya saat ini. "Makanlah…" ucap Alisya mempersilahkan kepada Adith. Adith segera mengambil posisi untuk duduk lalu dengan cepat menarik Alisya untuk duduk di atas pangkuannya.  "Jika kau tak ingin makan, bagaimana jika kau menyuapiku saja? Ingin rasanya aku makan dari tangan istriku sendiri." Tatap Adith dengan sangat lembut kepada Alisya. "Apa kau anak kecil? Kenapa kau menjadi semakin manja seperti ini?" Alisya merasa sedikit malu dengan posisi mereka saat itu. "Loh kenapa? Tidak masalah bukan? Lagi pula aku hanya ingin mengambil waktuku dengan baik sebelum aku benar-benar terabaikan oleh seseorang." Ucap Adith menatap Alisya dengan nakal. "Terabaikan oleh seseorang? Siapa yang kamu maksud? Mana mungkin aku akan mengabaikan mu. Aku…" bibir Alisya kembali terhenti oleh kecupan hangat Alisya. "Yang aku maksud bukan kamu, tapi anak kita. Aku yakin suatu saat nanti perhatian mu dan perhatian ku akan sedikit teralihkan oleh anak kita." Ucap Adith setelah melepas ciumannya. "Ngomongin masalah anak, aku ingin kita melakukan olah raga malam setelah makan." Pancing Adith dengan cubitan nakal di paha Alisya yang langsung membuat Alisya terkejut. "Makan saja! Makananmu sudah akan dingin jika kau terus saja memikirkan hal itu." Alisya langsung memasukkan makanan di mulut Adith dengan cepat. Wajah Alisya tampak memerah sempurna dengan Adith yang terus saja menggoda dirinya. Adith seolah tak pernah ingin menahan kata-katanya jika sedang berhadapan dengan Alisya. Dengan disuapi oleh Alisya, Adith makan dengan begitu lahapnya. Sudah cukup lama sejak terakhir kali ia makan masakan itu, meski ada sedikit perbedaan dalam rasa Adith bisa merasakan ketulusan ibu Yul di dalamnya.