Chapter 473 - Olah Raga Pagi

Adith yang harus kembali bekerja terpaksa harus kembali meninggalkan Alisya. Alisya sudah kembali tertidur dalam pelukan Adith.  "Terima kasih karena sudah datang untuk menemuiku. Maaf kau harus tertidur disini karenaku." Bisik Adith dengan lembut ke telinga Alisya yang sudah terlelap. Adith paham kalau tentu saja Alisya sudah melalui waktu yang sulit untuk memberikan laporan kepada atasannya dan kembali secepat mungkin. Hal inilah yang membuat Adith tak ingin mengangganggu Alisya yang tampak mulai kembali terlelap. Alisya sebenarnya bisa saja menunggu Adith di apartemen mereka, namun perasaan merindukan satu sama lain membuatnya memilih untuk pergi menemui Adith. Setelah mengecup dahi Alisya dengan lembut, Adith bangkit dari tempat duduknya dan melihat ada sebuah tas kertas yang berisi pakaian ganti. Dengan tersenyum hangat Adith segera mengganti pakaiannya yang sebelumnya tidak sempat ia ganti. Tak ingin mengganggu Alisya, Adith segera menuju ke luar kamar untuk kembali meneruskan beberapa pekerjaan serta melakukan beberapa pemeriksaan pada pasien yang baru saja ia operasi siang dan sore tadi. "Ummmmhhhh…." Alisya merenggangkan tubuhnya terbangun dari tidurnya.  "Kau sudah bangun?" Tanya Adith kepada Alisya yang sudah menatapnya. Adith yang memakai jas berwarna putih disinari cahaya pagi dengan kaca mata terlihat sedang sibuk memeriksa beberapa file rekam medis dengan sangat serius membuat Alisya cukup terpesona sehingga ia tidak menjawab pertanyaan Adith. Merasa bingung dengan Alisya yang tak bersuara membuat Adith segera menoleh menatap Alisya yang sedang terbengong menatapnya. Adith tersenyum melihat tingkah imut Alisya. "Apa hari ini kamu akan ke kantor?" Adith mengingatkan Alisya yang masih terbengong. Alisya yang sudah cukup lama tidak pergi ke kantor akhirnya membuat Adith segera mengingatkan Alisya mengenai hal tersebut. "Oh Iya, aku hampir lupa soal kantor. Apa yang harus aku lakukan? Bukankah akan sangat aneh jika aku tiba-tiba muncul kembali setelah sekian lama menghilang? Alasan apa yang harus aku berikan nanti?" Alisya segera terbangun dengan terkejut ketika mengingat mengenai kantor yang Adith bicarakan. "Maafkan aku karena sudah memberikanmu waktu sulit. Mungkin sebaiknya saya mengajukan resign saja yah, tapi bagaimana dengan Yani." Alisya terlihat kalut dengan pikirannya sendiri. "Pufttt.. hahahha, kenapa kau jadi panik seperti itu?. Kau tidak perlu khawatir, aku sudah mengganti posisimu menjadi asisten pribadi ku sehingga ketika sewaktu-waktu kau harus pergi aku bisa memberikan alasan dinas untukmu." Ucap Adith setelah tertawa pelan melihat tingkah menggemaskan Alisya yang terlihat panik. Alisya terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh Adith, namun kemudian dia menyetujuinya. Sebab dengan begitu ia bisa tetap bekerja disana menemani Yani dan juga tetap bisa menyelesaikan misi ketika saatnya tiba. "Apa kau sudah cukup tidur? Melihatmu sudah bekerja sepagi ini tidakkah kau belum tidur semalaman?" Alisya mengkhawatirkan kondisi Adith yang bekerja dengan begitu keras. "Aku sempat tidur beberapa jam di sebelahmu. Dan kembali terbangun saat matahari belum naik. Kehadiranmu sudah memberikanku energi yang sangat cukup, sekarang apa kita bisa Olah Raga Pagi?" Tanya Adith dengan kedipan nakal menarik tangan Alisya jatuh kepelukannya. "Oh ya tuhan, apa yang harus aku lakukan dengan anak yang satu ini." Alisya bergumam kesal dengan kata-kata Adith yang seolah tak pakai penyaring suara. "Hahahahha.. bersiaplah, kita akan pulang dulu ke apartemen sebelum ke kantor. Kau dan aku perlu mandi manja." Bisik Adith dengan desahan kuat yang membuat tubuh Alisya merinding karenanya. Alisya langsung memberikan pukulan kuat kepada Adith yang membuatnya terus saja tertawa dengan riuh.  Mereka segera menuju ke apartemen untuk membersihkan diri sebelum menuju ke kantor. Saat mandi, keduanya melakukannya bersama dengan Adith terus saja menggoda Alisya sehingga mereka sempat melakukannya sesaat sebelum pergi ke kantor. "Aku harus mandi dua kali karena kenakalanmu, dan sekarang kita benar-benar terlambat." Tatap Alisya dengan tajam kepada Adith yang masih tersenyum senyum bahagia. "Tapi kau juga sangat menikmatinya bukan?" Adith menaik turunkan keningnya dengan nakal yang langsung membuat wajah Alisya memerah seluruhnya. Tak ada yang bisa mengendalikan sifat nakal Adith ketika sudah berhadapan dengan Alisya. Ia seolah merasa sangat senang ketika mengganggu Alisya sehingga dimanapun dan kapanpun dia tidak ragu untuk melakukannya. "Selamat datang, sudah cukup lama kita tidak bertemu. Tak ku sangka direktur langsung memberikanmu pekerjaan yang sangat sulit hingga kau membutuhkan waktu hampir sampai sebulan untuk menyelesaikannya." Lian segera menyambut Alisya ketika ia melihatnya datang menuju mejanya. Alisya memandang Lian tak paham apa maksudnya, namun ia mengingat ucapan Adith yang mengatakan kalau dia sekarang adalah Asisten Adith yang dapat bertugas dinas keluar kota. Selain itu juga, selama perjalanan menuju kantor Adith juga sudah menjelaskan mengenai perjanjian kerjasama yang mereka lakukan dengan perusahaan lain. "Oh.. Ya benar, untunglah semuanya dapat terselesaikan dengan baik." Ucap Alisya denga senyuman tertahan karena mengharuskannya untuk sedikit berbohong kepada mereka. Karena dia yang harus menyamar, selama ini dia tidak perlu berbohong karena ia memainkan perannya dengan sangat baik. Namun kali ini ia terpaksa harus melakukannya. "Syukurlah kau sudah kembali, tidak ada kamu disini rasanya terasa sepi." Yani datang bersama dengan tumpukan berkas lain di tangannya. "Senang melihatmu kembali Ayumi." Ucap Vindra saat melihat Alisya sudah berada di mejanya. Alisya hanya melambai dengan menaikkan tangannya. "Oke, karena kalian sudah berada disini. Kita sudah akan masuk ke proyek kita selanjutnya, jadi saya harapkan kerja sama kalian sekali lagi." Rinto datang memberikan kata sambutan kepada mereka sebelum mulai bekerja. Ia lalu berdiri di sebelah Lian yang terlihat sedang menunjukkan sesuatu kepadanya, dan Yani terlihat sejenak memandang ke arah Rinto yang terlihat serius tersebut. "Apa kau sedang jatuh cinta padanya sekarang?" Bisik Alisya kepada Yani dengan sedikit sikutan pelan pada bahunya. "Apa kau tidak melihat tatapannya barusan? Tatapan yang seolah mengajakku untuk berumah tangga." Gumam Yani yang dapat di dengar dengan jelas oleh Alisya. "Somplak! Kau sudah menjadi bucin Rinto sekarang?" Alisya kembali terduduk saat mendengar ucapan Rinto. "Aku hanya mengagumi dalam diam, aku tidak bisa mengharapkan rembulan saat bumi tempatku berpijak saja sudah sangat membenciku." Ucap Yani mulai memilah milah beberapa lembar berkas yang dia bawa sebelumnya. Yani adalah wanita yang sangat cerdas, namun karena kehidupan keluarganya yang begitu rumit terkadang membuatnya menjadi kurang percaya diri. Selama ini Yani belum sekalipun merasa tertarik kepada orang lain selain ibunya sendiri. Ayah Yani yang pergi meninggalkan mereka karena istrinya yang sakit parah membuatnya tidak berani menjalin hubungan asmara dengan orang lain.