Chapter 475 - Perawatan Kecantikan

Mobil Van hitam yang ditumpangi oleh Alisya dan yang lainnya berhenti di depan tempat Spa dan kecantikan. Alisya tampak bingung dan tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi namun tetap terseret ikut masuk kedalam. "Tunggu sebentar, kenapa kalian juga memabaku?" Yani kebingungan dan tak menyangka kalau dia pun ikut terseret karena Alisya. "Kau juga kan teman Alisya, jadi kau adalah salah satu teman kami juga." Ucap Emi dengan terus menggandeng Yani. "Karena kau adalah teman Alisya, maka mau adalah salah satu kelompok kami." Tambah Feby yang juga ikut menggandeng Yani. "O… oke, tapi untuk apa kita masuk ke tempat mahal ini? A… aku tidak…" Yani masih ingin menolak masuk melihat tempat yang mereka masuki adalah tempat perawatan kecantikan yang cukup mewah dan mahal. "Tidak usah khawatir, ini adalah tempat Gina. Jadi kau tidak perlu khawatir." Terang Karin terus masuk ke dalam tempat itu. Gina yang memimpin jalan segera menuntun para pegawainya untuk segera melakukan kepada mereka semua. "Nikmati saja dulu, aku juga sepertinya sudah lama tidak pernah memanjakan diri. Aku sudah menyuruh orang untuk memastikan ibumu terpenuhi semua kebutuhannya." Alisya akhirnya pasrah dengan mereka semua dan memberitahukan pengawal pribadinya untuk melakukan penjagaan kepada ibu Yani. Para pengawal yang sempat berhenti bekerja karena kepergian Alisya 7 tahun yang lalu akhirnya kembali bekerja dibawah perintah Ryu atas permintaan Alisya. "Kapan? Tapi.." seingat Yani, Alisya sama sekali tidak melakukan panggilan atau berbicara dengan siapapun saat bersamanya. "Barusan!" Jawab Alisya singkat yang langsung membuat Yani melotot tak percaya. "Kau tidak perlu mengkhawatirkan masalah biaya, seperti yang sudah kamu dengarkan tadi, kalau tempat ini adalah milikku. Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan disini selama kau membawa ini." Gina menyodorkan sebuah black card kepada Yani yang membuat Yani merasa tak nyaman untuk menerimanya. "Jika kau menolaknya itu artinya kau tak ingin berteman dengan kami?" Aurelia sengaja memancing Yani untuk mendapatkan simpatinya. "Aku tidak tahu, tapi sepertinya aku tidak pantas untuk menerima ini. Kau pasti membutuhkan usaha yang cukup banyak untuk bisa mendirikan tempat mewah ini dan bagaimana bisa aku hanya datang untuk memanfaatkannya saja?" Yani dengan canggung mengembalikan apa yang diberikan oleh Gina. "Karena sahabat terbaik adalah satu hal yang takkan bisa tergantikan meski dengan menjual semua kemewahan yang ada." Terang Adora memahami perasaan Yani. "Kemewahan yang aku punya takkan bisa menggantikan sahabat baik yang aku miliki, selain itu kemewahan ini tidak akan berarti jika aku tidak berbaginya bersama dengan orang yang aku sayangi." Gina tersenyum begitu tulus kepada Yani. "Kalau begitu, kenapa kau tidak memberikan ini kepada orang-orang yang lebih membutuhkan dari pada aku? Aku masih tidak bisa menerima hal ini." Tegas Yani tetap menolak dengan tegas. "Huufffttt anak ini tangguh juga. Kalau aku menunjukkan ini kau takkan menolak lagikan?" Aurelia segera menunjukkan sebuah papan pengumuman yang bertuliskan "Orang berhati busuk dilarang masuk". Sebuah kalimat menjebak yang membuat Yani jadi terdiam bingung. Jika dia kembali menolak apa yang diberikan oleh mereka, itu sama saja dia mengakui dirinya sebagai orang yang tak dapat dipercaya. Mengingat dirinya sudah banyak mengetahui apa yang ada, Yani hanya bisa tertawa pelan. "Ayumi, bagaimana bisa kau bertemu dengan orang-orang licik seperti mereka?" Gumam Yani yang dengan cepat memundurkan langkahnya menuju ke Alisya. Karin dan yang lainnya bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Yani sehingga mereka tersenyum dengan mengerikan membuat Yani tidak bisa mundur lagi. "Pujian yang menyegarkan, sudah lama aku tidak mendengar pujian itu." Aurelia menyeret Yani masuk kedalam ruang ganti perawatan. "Having Fun…" Alisya melambai untuk memasrahkan Yani kepada Aurelia. "Sudah lama kita bersama-sama seperti ini, kenapa kita juga tidak ikut melakukan perawatan diri?" Adora masuk dengan penuh semangat diikuti oleh Emi dan Feby, sedang Gina sedang melakukan arahan kepada para pegawainya. "Kau selalu melakukan misi yang sulit bahkan sampai melupakan dirimu yang seorang wanita yang juga perlu untuk merawat diri dan melakukan perawatan terhadap tubuhmu." Karin menatap sahabatnya dengan tatapan penuh perhatian. "Terima kasih karena sudah memperhatikan aku. Kau benar, sudah saatnya memanjakan diri juga memanjakan suami. Selain itu ini juga bagus untuk Yani, aku harap dia bisa sedikit menghilangkan penatnya dengan mendapatkan perawatan disini." Ucap Alisya dengan sedikit terkikik pelan. "Aku akan menawarkan perawatan yang sangat maksimal, kau bisa menyerahkan tubuhmu kepadaku. Percayalah." Gina menaik turunkan keningnya membawa masuk Karin dan Alisya ke dalam ruang ganti. Aurelia dan yang lainnya sudah memasuki ruang perawatan, sedangkan Aurelia, Karin dan Adora sedang berbincang-bincang bersama dengan Gina. "Aku tak menyangka kalau kau malah menjalani usaha ini dibandingkan mengikuti jejak ibumu yang seorang designer ternama." Terang Alisya mengingat sewaktu sekolah mereka sering mengunjungi butik ibu Gani dan Gina. "Gina cukup memiliki kemampuan dibidang itu, tapi entah kenapa dia malah beralih pada usaha ini. Entah mungkin saja hal ini karena obsesinya terhadap kecantikan." Terang Karin mulai memakai jubah putih yang digunakan sebagai pakaian untuk perawatan. "Awalnya memang aku memikirkan untuk mengikuti jejak ibuku untuk menjadi seorang desainer ternama seperti dirinya. Akan tetapi ternyata usaha ini benar-benar menggambarkan jiwaku yang sangat mencintai akan kecantikan." Jelas Gina dengan terus membantu ketiganya untuk menuju ke ruang yang lainnya. "Kedua orangtuanya sempat tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Gina, namun ternyata kerja keras Gina benar-benar membuahkan hasil yang menakjubkan. Salon kecantikan miliknya menjadi sangat populer di kalangan para artis dan pejabat serta wanita kaya lainnya." Jelas Adora memuji kegigihan Gina yang sungguh luar biasa. "Bagaimana dengan Gani apakah dia mengikuti jejak ibumu? Aku juga melihatnya dia sangat menyukai hal-hal yang berbau desainer." Tanya Alisya mengingat Gani yang begitu sangat menyukai hasil karya ibunya dalam desainer. "Gani bahkan justru lebih luar biasa lagi. Dia mungkin memang tidak terjun dalam dunia desainer, tetapi dia menjadi seorang model ternama yang banyak mendapatkan penghargaan berkat kepiawaiannya dalam menampilkan busana-busana para designer terkenal dunia." Puji Adora terhadap Gani. "Wow.. luar biasa! Hahahahah… tak ku sangka dia yang terlihat manja dan selalu tunduk pada Gina ternyata sekarang menjadi terdengar lebih keren." Ucap Alisya merasa takjub dengan mereka semua. Telah banyak waktu yang dilewati oleh Alisya sehingga ia tidak sadar akan apa yang sudah dijalani oleh teman-temannya. Hanya dalam waktu singkat, mereka semua sudah benar-benar banyak mencapai kesuksesan yang sangat luar biasa.