Chapter 476 - Kumpulan Malaikat

Adith dan yang lainnya, telah selesai berganti pakaian. Pakaian normal yang biasanya melekat pada tubuh mereka kini berganti dengan pakaian yang lebih kasual dan santai. Cara berpakaian mereka jauh dari kesan formal yang memperlihatkan kedudukan serta status mereka. Nama Zein yang merupakan seorang gubernur dari Jakarta, terpaksa harus sedikit melakukan penyamaran agar bisa keluar dengan lebih nyaman. Adit sebenarnya hanya memakai baju kaos dengan jubah hitam yang sedikit panjang hampir mengenai bagian lututnya, namun dia yang terlihat berpakaian biasa malah semakin seksi di mata para wanita yang melihatnya. "Kau yakin mereka menyuruh kita untuk menunggu di tempat ini? Sepertinya tidak jauh di depan sana akan ada konser sebentar lagi." ucap Rinto melihat panggung yang sudah mulai disetting dengan begitu megah dari kejauhan. "Tidak, mereka hanya ingin kita menikmati pasar malam ini dan perayaan malam ini yang menghadirkan banyak sekali permainan. Tempat ini menghadirkan banyak festival dari berbagai negara contohnya seperti kuliner dan juga pameran teknologi lainnya." Jawab Yogi yang mengetahui semua rencana yang diberikan oleh Aurelia. "Di mana mereka sekarang? bukankah mereka yang menyuruh kita untuk datang ke tempat ini. Tempat ini cukup ramai dan sangat berisik." Adith sedikit mengeluh dengan keramaian pada pasar malam tersebut. Untuk waktu yang lama, Adith tidak pernah lagi keluar ke tempat ramai seperti itu. Dia selalu berada di rumah sakit dan kantor sehingga hal ini menjadi sedikit asing baginya. "Kalau kamu mau tempat yang tidak ribut dan tenang, adanya di kuburan." Ucapin Yogi setengah bercanda kepada Adith. Zain dan Rinto tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Yogi. sedang findra lebih memilih untuk Tidak berkomentar apapun dengan ekspresi yang terlihat sangat serius. "Apa kau mau menjadi orang pertama yang menghuninya? Sepertinya kau cocok dengan tempat itu?" Tatap Adith kesal kepada jawaban Yogi. Ucapan Adith segera membuat Yogi merasa merinding. "Bisakah kita mencari tempat yang aman dulu sebelum mereka datang? Tempat ini terlalu terbuka untuk kita. semua orang tampak mengenali kita dan bahkan sekarang kita sudah menjadi pusat perhatian mereka." Zein menyarankan agar mereka segera mencari tempat yang aman. Bukan karena takut akan identitas mereka yang terungkap, namun tampilan dan ketampanan mereka saat itu telah mengalihkan banyak perhatian orang terutama para wanita. "Kau lihat kumpulan pria itu? mereka sangat tampan!" Komentar salah seorang wanita yang berjalan melewati Adith dan yang lainnya. "Pria yang memakai baju hitam dengan topi hitam tampak seperti Beni." seru wanita lain yang seolah mengenali Beni saat itu. Beni yang merupakan seorang artis terkenal saat ini, memang sudah pasti akan banyak dikenali oleh orang lain begitu pula halnya dengan Adith maupun Zein. "Hei.. Lihat.. lihat bukankah mereka itu adalah…." Berapa wanita yang lainnya juga mulai ikut histeris ketika mengenali Adith dan yang lainnya. "Mereka semua tampak sangat tampan dan gagah pria yang di sebelah memakai baju kotak-kotak panjang juga tak kalah tampannya. Dia sangat manis!" Puji yang lainnya juga menatap kepada Vindra. Vindra yang saat itu bersama mereka juga memang tidak kalah begitu menarik perhatian karena ketampanannya. Akan tetapi, mendapatkan pujian dari mereka dan disandingkan dengan Adit serta yang lainnya membuat Vindra sedikit merasa tidak enak. Vindra hanya merasa dia tidak pantas untuk di sama ratakan atau disandingkan dengan orang-orang yang sangat dia kagumi tersebut. "Ehem… sepertinya memang kita butuh tempat yang aman sekarang, jika tidak kita bisa jadi sasaran empuk para wanita itu." Yogi merinding ketika melihat beberapa wanita mulai datang menghampiri mereka untuk memastikan kebenaran tentang tebakan mereka. pada akhirnya mereka segera menuju ke sebuah kafe untuk menanti kedatangan Alisya dan yang lainnya. "Apakah kalian sudah cukup lama berada di sini?" Gani masuk dengan begitu gagahnya yang tampak memperlihatkan dirinya yang seorang supermodel. cara berpakaian Gani memang sangat memperlihatkan bahwa dia adalah seorang supermodel yang sangat luar biasa. Tubuhnya yang cukup tinggi membuatnya tampak menjadi pusat perhatian ketika ia memasuki cafe dimana Adith dan yang lainnya sedang menunggu. "Kau bahkan masuk dengan cara yang sangat mencolok." Ucap Beni ketika melihat Gani masuk ke dalam kafe di mana mereka sedang duduk menunggu para wanita. "Aku seperti merasakan Dejavu saat ini. Sepertinya kita pernah melakukan ini, dengan duduk di cafe sembari menunggu para wanita datang." Ucap Rinto mengingat apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya. "Yah benar, saat itu kita juga berada di tempat yang sama seperti sekarang ini." Terang Gani duduk disebelah Beni. "Apakah yang berdua tidak masalah berada di tempat ini? Bukankah akan banyak wartawan yang dapat meliput semua yang kalian lakukan?" Adith. bertanya untuk memperingatkan mereka Beni dan Gani. "Tidak perlu ada yang kami takutkan, selain itu jika memang ada berita yang melenceng dari apa yang kami lakukan, bukankah kami memiliki seorang hacker terbaik saat ini?" Tatap Beni kepada Adith dengan penuh harap. "Ya kau benar, bahkan jika dia tidak mau melakukannya, maka kita hanya perlu melakukan sesuatu kepada Elvian untuk menggerakkan Azura." Terang Gani dengan begitu penuh percaya diri. "Sepertinya kalian sudah mulai menyalahgunakan apa yang sudah aku kerjakan." Ucap Adith dengan begitu datar. "Kau tidak perlu khawatir, kami menggunakannya dengan sangat baik." Ucap Zein karena merasa melakukan hal yang sama juga dengan Beni dan Gani. Adith hanya menatap tak percaya sedang Yogi dan Rinto hanya tertawa pelan. "Maaf kami terlambat, aku sedikit kesulitan karena harus menangkap dua orang ini." Rindi datang dan segera meminta maaf karena merasa telah datang terlambat. Alfian dan Rafli tampak berada dalam genggamannya sedangkan Jati hanya menunduk memberi salam kepada mereka semua dengan begitu hormat. "Bersikap santai lah jangan terlalu begitu kaku, Kalian tidak perlu bersikap formal seperti itu di hadapan kami." pemerintah segera mengingatkan mereka untuk tetap bersikap biasa saja tanpa memikirkan status mereka. Rendy dan Jati yang tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang lain memang terlihat sedikit kaku. Terlebih jika dia mengetahui bahwa orang-orang di hadapan mereka adalah orang-orang yang cukup penting. "Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Kenapa kalian seolah sedang menangkap penjahat saat ini?" Tanya Beni ketika melihat Elvian dan Rafly yang berada dalam genggaman Rendy. "Kami hanya ingin menonton konser dan mereka melarangnya. Padahal kami tidak pernah menyaksikan hal-hal seperti ini." Ketus Elvian menatap dengan penuh harap kepada Rendy dan Jati. Mendengar apa yang dikatakan oleh Elvian, Yogi tersenyum licik.