Chapter 477 - Kasih Ke Kucing Saja

Aurelia dan Yani serta yang lainnya, telah selesai menikmati semua perawatan kecantikan yang ada. Wajah Yani tampak lebih segar dan tubuhnya terasa jauh lebih ringan daripada sebelumnya. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Alisya ketika keluar dari ruangan perawatan. Melihat Yani yang tersenyum dan tak bisa berkata apa-apa karena malu, Alisya juga hanya bisa tersenyum dengan begitu bahagia. "Syukurlah jika kamu menyukainya. Sekarang saatnya mendandani mu." Aurelia menaik-turunkan keningnya kepada Karin seolah merencanakan sesuatu. "Dandan? Untuk apa berdandan?" Yani yang terbiasa memakai make up dengan standar karena keperluan kantor tidak mengira aku kalau mereka harus dandan.  Terlebih jika hal itu dikatakan oleh Aurelia, sebab Yani merasa bahwa dandan yang dimaksudkan adalah hal yang sedikit lebih kompleks. Tidak memberikan jawaban, mereka dengan segera berpindah ke lokasi berikutnya. Tanpa basa-basi lagi, mereka segera memakai kembali pakaian mereka sebelumnya menuju ke butik milik ibu Gani dan Gina. Mereka terlebih dahulu akan menuju ke butik Ibu Gina untuk mendapatkan beberapa gaun atau pakaian yang dapat mereka gunakan pada malam itu, sebelum akhirnya mereka menuju ke salon tante Prilly. Butik milik ibu Gani dan Gina tidak jauh berada dari tempat perawatan kecantikan milik Gina. Sehingga cukup melewati beberapa gedung saja mereka sudah sampai. "Hummm… kalian tampak lebih segar sekarang, Sepertinya Gina benar-benar memanjakan kalian." Ibu Gina berada di dalam butik tersebut dan menyambut Aurelia dan yang lainnya. Mengingat ibu Gina tidak mengetahui tentang keberadaan Alisya saat ini, Alisya terpaksa harus melakukan penyamaran di hadapan Ibu Gina. Dia tetap memakai kacamata bulat nya serta gigi palsunya yang sebelumnya ia pakai. "Lama tidak jumpa tante, Iya Gina benar-benar sangat memanjakan kami." Karin dengan cepat menyapa Ibu Gina. "Apa kalian akan pergi ke suatu tempat? Melihat kalian sudah sampai secantik ini." Ibu Gina menyadari sesuatu tentang mereka yang tampak begitu sedikit jauh lebih berbeda dari sebelumnya. "Kami hanya ingin mendapatkan perawatan kecantikan pada tubuh kami tante, selain itu dengan perawatan rasanya jiwa kami sedikit lebih segar." Jawab Adora cepat kepada Ibu Gina. "Emangnya selama ini jiwa kalian tidak segar atau memang sebenarnya mental kalian yang sudah mulai mengalami sedikit masalah?" Ibu Gina tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Adora. "Tante bisa saja, perawatan kecantikan bagi seorang wanita itu seperti sekolah mengembalikan jiwanya yang kusut." Ucap Aurelia dengan tertawa pelan. "Bu, kenalkan ini teman Gina namanya Yani dan Ayumi. Ibu punya saran untuk apa yang kira-kira bisa digunakan oleh keduanya?" Pinta Gina kepada ibunya sembari mengenalkan Yani dan Ayumi. "Jadi kalian teman baru Gina? Maaf karena Kalian pasti cukup kerepotan dengan tingkah Gina." Ibu Gina sedikit membuat lelucon terhadap Gina. "Hahahahah… Tidak kok tante, Gina bahkan sangat baik pada kami." Jawab Yani dengan malu-malu. "Dia memang sedikit aneh dan perusuh, tapi hatinya sangat baik. Dia memperlakukan kami dengan penuh perhatian." Ucap Alisya ikut mempermainkan Gina. "Yah kau benar, dia memang sedikit ya…" Ibu Gina merespon dengan sangat baik apa yang mereka katakan. "Ibu… Aku anak sendiri malah dipermainkan sih." Gina protes dengan manja. "Kalau begitu menikahlah dengan cepat!" Ketus ibunya dengan tiba-tiba. "Apa hubungannya coba???!" Gina melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. "Tante Hebat!!!!" Teriak Emi dan Feby memuji sikap ibu Gina yang langsung to the point. Mereka semua tertawa dengan terbahak-bahak mendengar apa yang dikatakan oleh ibu Gina. Pada usia mereka saat ini, perkataan dan pertanyaan mengenai pernikahan memang menjadi hal yang sangat sering terdengar. Dengan bantuan Gina dan ibu Gina, Aurelia dan yang lainnya akhirnya mulai memilah dan mencoba beberapa pakaian yang akan mereka gunakan pada malam itu.  "Apakah kalian yakin ini cocok untukku? Tidakkah pakaiannya ini terlalu mahal?" Yani sekali lagi merasa tidak nyaman melihat harga pada pakaian tersebut. "Berhentilah protes, kejadian ini hanya akan terjadi se sekali saja dan tidak akan setiap hari." Emi mulai jengah dengan sikap tidak enakan Yani. "Tapi aku hanya merasa tidak enak dengan kalian." Jawab Yani dengan lemah lembut. "Kalau tidak enak bisa kamu kasih ke kucing saja." Seru Akiko yang menandakan bahwa Yani tidak perlu memikirkan hal tersebut. "Jika kamu masih terus bersikap seperti itu, itu sama saja kau berarti tidak menghargai niat baik kami." Tambah Adora berusaha untuk meyakinkan Yani.  "Mereka benar, anggap ini sebagai hadiah kami kepadamu yang yang telah menjadi bagian dari kami. Selain itu, kau juga sebelumnya telah membantu kami dalam menyelamatkan teman-teman kami ketika peristiwa Forthnight lalu." Ucap Aurelia dengan memegang pundak Yani dan menghadapkannya ke sebuah cermin yang sangat besar. "Kau tak perlu heran dengan apa yang kami lakukan, hal seperti ini merupakan apa yang sering dilakukan oleh Alisya kepada kami. Bahkan apa yang kami berikan saat ini tidak sebanding dengan apa yang telah dia ajarkan kepada kami." Terang Karin ikut berdiri disebelah Yani. "Dan ini hanyalah sebuah hal sederhana yang kami bisa berikan kepadamu." Gina datang bersama dengan Alisya dan Ibunya. "Kau sangat cantik menggunakan gaun gamis itu. Aku tak mengira kalau ibu Gina juga menciptakan gamis secantik ini." Alisya memuji Yani yang benar-benar tampak cantik dengan gaun gamis yang di pakainya.  "Melihat kalian berkumpul seperti ini, mengingatkanku kepada seorang Gadis teman kalian dulu. Jika anak itu masih hidup, dia tentu akan memaksamu untuk memakainya juga. Mereka adalah korban dari anak itu." Tatap ibu Gina dengan setengah tertawa melirik kepada mereka semua. "Tapi sayang, saat ini dia sudah tidak bisa ikut merasakan kebahagian seperti yang sedang kalian lakukan saat ini. Padahal dulu dia sangat menikmati saat-saat seperti ini, dan aku sangat menyukai tampilannya setiap kali memakai pakaian milikku." Ucap ibu Gina dengan nada yang sedikit sedih. "Dia ada di sini kok Tante, Dia selalu bersama kami dan tentu saja dia juga ikut merasakan apa yang sedang kami rasakan saat ini." Karin datang memeluk ibu Gina dengan hangat. "Mana mungkin kami bersenang-senang tanpa dirinya. Iya nggak Ayumi?" Lirik Gina kepada Alisya dengan nakal. "Puffft… Tante jangan khawatir, kami akan terus bersama dan berbagi kebahagiaan bersama." Meski ibu Gina tidak paham akan apa yang sebenarnya Alisya katakan, namun melihat mereka tersenyum dengan begitu bahagia membuat ibu Gina sedikit merasa legah karenanya. Melihat situasi itu, Yani akhirnya paham betapa persahabatan mereka begitu akrab dan solid serta betapa mereka begitu saling menyayangi satu sama lainnya.