Chapter 478 - Apa Kabar Tante?

Setelah selesai memilih baju yang akan mereka pakai, mereka pun pergi ke tempat salon kecantikan tante Alisya, yaitu tante Prilly. "Ada angin apa sampai kalian semua datang kemari? tidak biasanya melihat kalian semua berkumpul di salonku ini." Mendengar kedatangan mereka semua, tante Prilly datang menghampiri mereka. "Halo tante, maaf karena sudah lama tidak pernah mengunjungi mu. Untuk menebus kesalahan itu, aku mengajak semua teman-temanku." Karin yang sudah bertemu dengan tante Prilly sebelumnya, dengan cepat mengapanya. Tante Prilly memang tidak sempat berbincang-bincang dengan mereka sewaktu acara pernikahan Alisya. Akan tetapi ia mengetahui bahwa semua yang ada di hadapannya adalah teman-teman Alisya yang ia lihat lalu. "Terima kasih, lalu apa yang bisa aku lakukan untuk kalian?" Ayo Tante Prilly senang dengan kehadiran mereka. "Buatlah kami lebih cantik dengan cara natural. Kami akan melakukan kencan ganda." Aurelia dengan cepat ikut dalam percakapan mereka. "Kencan ganda rupanya, kalau begitu serahkan padaku. Kalian tidak perlu khawatir meski bukan aku yang akan melakukan riasan kepada kalian, tapi aku memiliki beberapa orang kepercayaan yang bisa memberikan kalian kepuasan." Tante Prilly segera memanggil beberapa orang asisten pribadinya. "Itu sangat bagus sekali tante, karena aku ingin tante yang secara langsung mendandani temanku yang satu ini." Akiko langsung menggandeng Alisya dan membawanya ke hadapan tante Prilly. Melihat wanita berkaca mata bulat yang berada di hadapannya, membuat tante Prilly tertegun tak percaya. Namun dengan keras ia mencoba untuk menolak logikanya yang ia rasa hal tersebut sangatlah tidak mungkin. "A… Apa dia benar temanmu? Maksud tante apakah dia tidak kelihatan mirip seseorang? Ah tidak, mungkin Tante sedang berhalusinasi saat ini. Lupakan saja!" Kerisauan tante Prilly ketika berhadapan dengan Alisya sangat jelas terlihat oleh Karin dan yang lainnya. Mereka tidak menyangka kalau hanya dengan sekali lihat, tante Prilly bisa tahu bahwa itu adalah Alisya. Dia yang merupakan sahabat dekat ibunya, dengan Alisya yang juga sangat mirip dengan ibunya, tentu saja membuatnya merasa sedikit tidak asing dengan kehadiran Alisya. Dengan bantuan asisten tante Prilly, mereka mendapatkan polesan wajah natural yang membuat mereka terlihat sederhana namun begitu cantik dan elegan.  "Siapa namamu? Aku belum pernah melihatmu bersama mereka sebelumnya. Soalnya dengan wanita berhijab yang berada di sebelah sana." Tanya tante Prilly kepada Alisya dengan lembut sembari menunjuk Yani. Tante Prilly mulai mengambil sedikit rambut Alisya untuk mulai di riasnya. Sembari sesekali melirik ke arah cermin untuk melihat wajah Alisya. "Ayumi!" Jawab Alisya singkat dengan sedikit sunggingan pahit. Alisya sedikit merasa bersalah kepada tante Prilly karena tidak mengunjunginya jauh sebelumnya. Alisya menatap lekat tante Prilly dari balik cermin. Mendengar apa yang dikatakan oleh Alisya, tangan tante Prilly langsung terhenti dan mata membelalak tak percaya. Matanya tampak bergetar begitupula dengan tubuhnya. Ia memundurkan langkahnya dengan jantung yang berdegup kencang. Alisya memutar kursinya untuk bisa melihat wajah tante Prilly dengan jelas sehingga mereka bisa berhadapan satu sama lainnya.  "Apa kabar tante?" Alisya berdiri dari tempat duduknya menatap tante Prilly dengan penuh kesedihan. Tante Prilly adalah satu-satunya orang yang bisa mengingatkan Alisya akan ibunya. Rambut Alisya yang sudah sempat di kucir oleh tante Prilly sebelumnya membuat leher jenjangnya yang memperlihatkan 3 tahi lalat berbentuk bintang membuat tante Prilly menutup mulutnya tak percaya. Tanpa disadarinya, air matanya jatuh berlinang dan kakinya hampir tak mampu menopang tubuhnya. Alisya langsung memeluk tante Prilly dengan sangat erat. Semua orang yang berada di sana sempat bingung melihat apa yang sedang terjadi. Bahkan para asisten yang berada di sana tidak menyangka kalau ibu Prilly akan menangis tersedu-sedu di pelukan wanita berkacamata tersebut. Setelah tante Prilly sedikit lebih tenang, Alisya akhirnya menceritakan semuanya kepada tante Prilly di ruang kantor miliknya. Tidak lama setelah itu, mereka akhirnya keluar dengan senyuman yang tampak lebih hangat. "Maaf karena aku tidak bisa mengatakan apapun pada tante sebelumnya, aku yakin kamu pasti paham sekarang." Karena sudah selesai didandani, Karin dengan cepat menghampiri tante Prilly dan meminta maaf. Tante Prilly hanya mengangguk-angguk pelan memahami situasi yang dikatakan oleh Karin. Tante Prilly akhirnya kembali melanjutkan pekerjaannya untuk mendandani Alisya dengan tampilannya yang sedikit berbeda karena penyamarannya. "Aku akan membuatmu terlihat sangat menarik, meski dengan tampilan yang seperti ini aku yakin Adith akan dapat melihat bagaimana tampilanmu yang sebenarnya." Ucap tante Prilly ketika membuat Alisya duduk di hadapan cermin besarnya. Alisya hanya tersenyum simpul mengetahui kemampuan tante Prilly dalam hal tersebut. Beberapa orang yang datang bahkan sempat merasa takjub melihat tante Prilly yang secara langsung turun tangan untuk melayani seseorang. Satu persatu dari mereka tampak mulai telah selesai melakukan riasan pada wajah mereka. Kali ini mereka benar-benar menjadi pusat perhatian banyak orang.  Mereka tampak seperti kumpulan bidadari kayangan yang sedang ingin bersenang-senang dan menghabiskan sedikit waktu di bumi. "Mereka cantik sekali, padahal riasan wajah mereka terbilang cukup sederhana." Ucap seorang yang lain yang tak jauh dari mereka sedang melakukan sesuatu pada rambutnya. "Aku merasa gagal melihat pada diriku sendiri, perawatan kita justru tidak jauh lebih baik daripada mereka, tapi mereka memiliki inner beauty yang terpancar dengan begitu indah." Terang yang lainnya yang memandang wajah dan tubuhnya di depan sebuah cermin. "Siapa mereka? Aku tak percaya mereka sampai membuat ibu Prilly turun tangan secara langsung untuk melayani mereka." Terang yang lainnya penasaran dengan kehadiran mereka yang begitu kuat di tempat itu. Yani yang tidak terbiasa mendapatkan pusat perhatian seperti itu, dengan ekspresinya  memperlihatkan kalau dia sedikit terusik dengan komentar mereka semua. Akan tetapi dengan berada disekitar Karin dan yang lainnya, dia tidak merasakan sesuatu yang bisa dikatakan menjadi pusat perhatian karena kemewahan sehingga ia justru merasa sedikit nyaman dengan tampilan mereka yang sederhana. "Mereka semua adalah orang-orang sukses dan luar biasa, tapi pembawaan mereka yang rendah hati membuat mereka terlihat spesial di mata orang lain." Batin Yani melihat mereka semua dengan penuh rasa takjub. Yani masih belum bisa menyembunyikan rasa kagumnya kepada mereka semua, karena baru kali ini dia benar-benar terlibat dengan mereka. Di sisi lain, karena ingin mengabulkan keinginan dari Elvian yang sangat ingin menonton konser, Yogi berhasil mengajak Adith serta yang lainnya untuk ikut serta. Riyan yang saat itu harus kembali bertugas terpaksa tidak bisa ikut bersama dengan mereka. Vindra yang semula ikut terseret bersama mereka pada akhirnya menikmati perjalanan mereka malam itu.