Chapter 479 - Perayaan Malam

"Terima kasih sudah kau menjemput kami." Karin keluar dari sana dengan tampak begitu sangat cantik sehingga membuat Ryu tidak sempat menjawab apa yang dikatakannya. "Apa mereka sudah berada di tempat yang kita janjikan?" Adora keluar dari salon juga dengan tampak sangat meski mereka tidak mengenakan dandanan yang yang mencolok, namun sempat berhasil menghipnotis Ryu yang masih terdiam menatap kecantikan mereka. "Oke, sepertinya semuanya sudah siap. Ayo kita berangkat sekarang jangan sampai mereka sudah terlalu lama menunggu kita." Aurelia keluar bersama dengan Adora dan yang lainnya langsung semakin membuat Ryu terpana dengan kecantikan mereka. Bahkan melihat Yani yang mengenakan hijab dengan gamis panjangnya yang menutupi hampir ke seluruh tubuhnya membuat dia tampak bagaikan seorang bidadari yang begitu putih, cantik dan menyilaukan. "Ryu… Ryu! Sepertinya kau memang benar-benar terpana dengan kami semua, tetapi matamu tetap saja kembali kepada Karin." komentar Adora melihat Ryu yang setelah memandang mereka, dia kembali memandang ke arah Karin dengan takjub. "Meskipun semua wanita cantik di matanya, tetapi baginya hanya satu orang wanita cantik di hatinya." Akiko yang kembali berkata membuat Ryu sadar dari lamunannya. "Ehem… Mereka semua sudah berada di sana menunggu kalian. Apakah kita bisa berangkat sekarang, tapi di mana nona Alisya?" Ryu sebenarnya mendengar apa yang mereka semua katakan, akan tetapi kecantikan mereka membuatnya terdiam sesaat. "Terima kasih banyak Tante, aku usahakan untuk sering-sering menjenguk tante. Alisya pamit dulu." Alisya segera berpamitan kepada tante Prilly sebelum pergi meninggalkannya. "Hati-hati dijalan dan teruslah jaga diri. Salamku pada ayahmu, maaf karena tidak bisa mengunjunginya." Ucap Tante Prilly mengantar kepergian Alisya dan teman-temannya. "Terima kasih banyak Tante, kami pamit dulu!" Teriak mereka secara bersamaan. Ryu dengan segera m membukakan mereka semua pintu mobil. Yang kemudian dengan senang hati mereka masuk ke dalam mobil tersebut. "Anda tampak sangat luar biasa nona!" Puji Ryu kepada Alisya. "Terima kasih." Alicia tersenyum dengan manis menjawab pujian dari Ryu. Mereka akhirnya menuju ke tempat yang telah mereka janjikan. Mengetahui sebelumnya bahwa mereka sedang menunggu di tempat cafe biasa mereka bertemu, akhirnya para wanita pun kesana namun tak menemukan siapapun disana. "Di mana mereka? Bukankah kau sudah mengatakan bahwa mereka akan menunggu disini?" Tanya Aurelia kepada Ryu yang sempat dihubungi oleh Yogi sebelumnya. "Ya, mereka mengatakan padaku kalau mereka menunggu disini. Tapi aku juga tidak tahu kemana mereka sekarang." Ucap Ryu juga mulai sedikit kebingungan dengan ketidak beradaan teman-temannya disana. "Ya sudah, bagaimana kalau kita berjalan-jalan saja dulu sambil menghubungi mereka dan menanyakan dimana keberadaan mereka." Kering segera memberikan usul karena tidak sabar lagi untuk pergi berjalan-jalan ke perayaan malam tersebut. "Iya benar, aku juga sudah lapar rasanya dari tadi. Bagaimana kalau kita mencicipi makanan Korea atau Jepang dulu?" Emi yang sudah merasa lapar dengan segera menunjuk ke arah tempat di mana stan Korea dan Jepang berada. "Baiklah, aku juga memang sudah merasakan lapar dari tadi. Yani juga belum makan seharian karena pekerjaan kantor. Mungkin memang sebaiknya kita pergi mencari makan dulu." Ucapan Alisya menyetujui apa yang mereka katakan. "Kalian bisa pergi sekarang, biar saya yang menghubungi mereka dan mencari dimana keberadaan mereka." Ryu dengan segera kembali membuka pintu cafe tersebut untuk mereka keluar dari sana. Setelah itu, dia mulai membuka handphone untuk menghubungi Adit dan yang lainnya. Alisya dan yang lainnya langsung menuju ke tempat di mana mereka bisa merasakan kuliner khas Korea maupun Jepang yang tentunya dengan berlogo halal. Mereka yang berjalan bersama-sama menjadi pusat perhatian bagi para pria. Tampilan mereka yang sangat cantik dan menawan, membuat semua orang terpesona kepada mereka. Bahkan beberapa dari mereka harus sedikit bermasalah dengan pasangan mereka karena mata mereka yang tidak bisa beralih dari Alisya dan yang lainnya. "Aku ingin makan kimbab, setidaknya dengan makan berat akan sedikit menghilangkan rasa laparku." Gina dengan segera menyerang stand Korea yang berhadapan dengan stand Jepang. "Aku ikut, karena aku ingin makan kimchi dan ramyeon tentunya." Seru Feby dengan semangat menggandeng Akiko pergi bersamanya. Akiko yang merupakan orang Jepang tentu saja ingin mencoba makanan dari negara lain sehingga ia tidak menolak ketika Gina dan Feby mengajaknya untuk mencicipi makanan khas Korea. "Jangan sampai terpisah, tempat ini sangat ramai dari perkiraanku. Mungkin karena ada konser girlband di sana." Adora segera mengingatkan mereka bertiga yang memang tempat itu sangat ramai sekali. "Tenang saja tempat kita berhadapan satu sama lainnya. Besar kemungkinan untuk kita terpisah kecuali mereka tertarik dengan hal lainnya." Ucap Emi yang ikut kepada Alisya ingin makan masakan khas Jepang. "Mereka terlihat sangat excited sekali. Aku hampir lupa kalau umur mereka bukan lagi remaja." Ucap Karin dengan setengah tertawa melihat mereka yang terlalu semangat. "Melihat mereka yang bersikap seperti itu membuatku sangat senang. Orang-orang sehebat mereka masih memperlihatkan sifat yang bersahaja tidak peduli dimanapun mereka berada." Jelas Yani tersenyum melihat mereka yang begitu kompak. "Bukankah memang seperti itu biasanya para sahabat yang sedikit gila selalu bersikap?" Ucap Aurelia mulai memesan beberapa takoyaki untuk mereka. Takoyaki adalah makanan khas Jepang yang berbahan dasar gurita. Bentuknya yang bulat-bulat hampir mirip seperti sebuah bakso yang digoreng. "Ummm… aku tidak punya teman. Mereka semua menjauhiku karena ayahku yang seorang kriminal. Selain itu, faktor ekonomi lah yang membuat mereka menjauhiku dan tidak ingin berteman denganku. Aku berhasil mendapatkan gelar pendidikan ku karena kegigihan ku untuk bisa menyelamatkan ibuku." Jelas Yani dengan suara yang sedikit tercekat memikirkan baru kali ini merasakan berteman dengan banyak orang. "Kalau begitu, sekarang kau sudah memiliki banyak sahabat yang akan terus bersamamu sampai akhir baik kau suka maupun tidak. Karena kami sangat mencintai sahabat kami." Terang Emi memegang erat tangan Yani. "Kau akan melihat sisi lain dari kami yang begitu gilanya ketika bersikap satu sama lain Jadi kamu tidak perlu menjaga sikap juga. Terlebih jika berurusan dengan wanita yang satu ini." Tunjukkan kepada Alisya yang sudah mulai duduk pada kursi untuk memakan mochi pesanannya. Yani tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Karin. Karin yang baru saja duduk disebelah Alisya dengan cepat langsung dicekoki mochi oleh Alisya yang membuat mereka semakin tertawa dengan hebat. Mochi adalah makanan khas Jepang yang terbuat dari beras ketan. Mochi awalnya berbentuk segitiga dan seiring perkembangan zaman, mochi berbentuk bulat berisi coklat atau es krim dan yang lainnya.