Chapter 514 - Mati Konyol

Alisya yang mengangkat Rinto seperti karung beras ukuran 5 kilogram segera melemparkan Rinto kepada Yogi dengan santai. "Woy… ini manusia, kau anggap apa sih sahabatmu sendiri." Yogi kesal saat Alisya melempar Rinto kepadanya. "Kau memang yang terbaik, aku bahkan tak mengira kalau akan segampang ini." Adith masih terus tertawa pelan mengingat apa yang baru saja terjadi. "Aku bahkan tak menduga kalau dia bisa menerobos pusaran pisau yang bisa menghancurkan apapun yang di kenainya tersebut. Apa karena energi nano dari Rinto sejatinya adalah energi nano dari Alisya?" Terang Zein masih menggeleng takjub dengan apa yang baru ia saksikan sebelumnya. "Dan aku hampir dengan bodohnya mempertaruhkan nyawa hanya untuk dapat menyelamatkan pria bodoh yang satu ini. Jika mereka benar-benar terlambat datang dan aku sudah berusaha menerobos masuk, aku benar-benar mati konyol." Ucap Yogi sembari membopong Rinto dengan susah payah. "Bagaimana bisa kau sampai terlihat se susah payah itu saat Alisya mengangkatnya dengan santai? Apa kau tidak malu dengan otot mu yang keras itu?" Adith mengejek Yogi yang tampak kesusahan. "Apa kau ingin aku menyebarkan gambarmu yang memakai dress itu di dunia maya!" Ancam Yogi dengan kesal yang malah mendapat tendangan kuat dari Adith hingga Yogi jatuh tersungkur sedang Zein hanya menyelematkan tubuh Rinto saja. "Ayo kita keluar dari sini, tidak ada waktu la.. ?" Belum selesai Alisya berkata, gedung itu tampaknya telah mulai roboh sedang mereka masih berada di lantai 5. Tanpa pikir panjang lagi, mereka berempat segera melompat dari gedung lantai 5 tersebut bersamaan dengan runtuhnya bangunan itu. Bangunan itu runtuh dan hanya menyisakan serpihan gedung setinggi lantai 1 gedung sebelahnya. "Kalian baik-baik saja?" Aurelia dan Adora segera menghampiri mereka yang melompat di daerah yang tidak berkumpul banyak orang. "Kalian sebaiknya pergi dari sini, biar aku yang mengurus semuanya. Kalian tidak perlu khawatir dan segera berikan perawatan kepadanya secepatnya." Terang Zein kepada Adith dan yang lainnya untuk lebih dahulu mengurus Rinto. "Terima kasih banyak, kami serahkan semuanya kepadamu." Tegas Adith yang langsung beradu kepalan tinju dan segera meninggalkan lokasi sebelum keberadaan mereka diketahui. Alisya hanya bisa melambai kepada Adora yang berada di samping Zein. Adora tidak ikut bersama mereka karena memilih untuk menemani Zein dan akan membantunya jika memang itu diperlukan. Berita mengenai apa yang sudah terjadi di tempat tersebut segera menggemparkan Indonesia, khususnya mereka yang berada dalam organisasi gelap. Mereka merasa terancam mengingat keberadaan mereka yang sekarang telah banyak diketahui oleh masyarakat. "Apa kau sudah membaca berita hari ini?" Suara seseorang dari ujung telepon terdengar sedang mengingatkan seseorang yang lainnya. "Ya, lakukan sesuatu terhadap itu dan bungkam mereka semua yang terlibat. Kita tidak bisa membahayakan posisi kita karena semua kejadian itu." Ucapnya memberi perintah dengan suara yang berat dan dingin. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Polisi sudah menemukan banyak informasi mengenai kita dan mereka juga sudah mulai bergerak." Ucap yang lainnya gusar memikirkan dampak dari kejadian yang terjadi pada Bar tersebut. "Tidak perlu khawatir, para pejabat atas tentu sedang melakukan banyak hal sekarang. Karena jika kita terekspos maka mereka juga akan berada dalam bahaya." Jawabnya dengan penuh percaya diri. Di tempat yang paling menjadi perkumpulan organisasi gelap. "Sepertinya sudah ada hal yang memicu pertempuran tersebut, sebab jika dilihat dari bekas reruntuhan yang ada. Pertempuran yang terjadi bukanlah sebuah pertempuran biasa." Seorang pria tertunduk memberikan laporan. "Apa maksudmu? Jelaskan dengan lebih rinci." Tegasnya dengan tidak sabaran. "Bar Demian memiliki beberapa pembunuh bayaran yang mereka dapatkan dari Balck Falcon, organisasi gelap terbesar dunia yang sangat di takuti. Akan tetapi tak ada satupun dari mereka yang berhasil kembali dari gedung tersebut dengan hidup-hidup." Lanjutnya lagi memberikan laporan. "Itu artinya telah muncul orang yang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kekuatan nano ciptaan Black Falcon tersebut?" Tanyanya dengan suara dingin menakutkan yang merasakan sedikit ketertarikan kepada apa yang sedang terjadi. "Benar!" Jawabnya singkat membenarkan apa yang dikatakan oleh tuannya. "Temukan mereka bagaimanapun caranya, mari kita lihat apakah mereka dapat dijadikan sekutu atau musuh. Jika mereka tidak bisa di ajak untuk bekerja sama, maka tidak ada cara lain selain memusnahkan mereka agar tidak menjadi kesulitan kita di kemudian hari." Perintahnya kepada bawahannya tersebut. "Baik tuan, akan kami laksanakan!" Terangnya sembari mengundurkan diri dari sana. Bukan hanya organisasi gelap saja yang mengalami banyak pergolakan yang begitu heboh, namun juga para petinggi dan pejabat yang juga ikut terlibat dalam keadaan tersebut. "Brakkkk!!!" Seorang pejabat tinggi negara membanting tangannya di atas meja ketika mendapati berita mengenai Bar Demian yang berentet panjang hingga berujung pada keterkaitan mereka dengan Bar tersebut. "Apa-apan ini? Bagaimana mungkin semua ini terjadi? Brengsek! Aku tak menyangka kalau semua data mengenai keterkaitan kami juga bisa mereka bocorkan dengan sangat mudah. Siapa dalang dari semua ini!!!" Ia terus memaki dengan kasar di dalam ruang kerjanya. "Maaf pak, ada beberapa polisi yang menerobos masuk ke dalam kantor." Asisten pribadi dari pejabat penting tersebut masuk secara tiba-tiba untuk memperingatkan tuannya. "Anda di tangkap atas pelanggaran pasal berlapis mengenai korupsi dan penyelewengan dana pemerintah lainnya serta penjualan dan pengkonsumsi narkoba. Anda berhak memanggil pengacara dan memberikan penjelasan di meja pengadilan." Ucapnya sembari menunjukkan surat perintah penangkapan kepada pejabat tersebut. "Tidak, lepaskan saya. Apa kalian tidak tau siapa saya? Itu semua bukan kesalahan saya. Lepaskan saya, saya bisa menuntut kalian sebagai pencemaran nama baik. Lepaskan saya!" Pejabat itu terus meronta ketika digiring keluar saat mengalami penangkapan tersebut. Bukan hanya dirinya, pejabat yang lainnya pun mengalami hal yang sama. Bahkan tepat saat mereka keluar, semua wartawan segera mengerubungi pejabat-pejabat yang mengalami penangkapan tersebut. "Pak, bisakah anda jelaskan mengenai keterkaitan anda dengan Bar tersebut?" Tanya seorang wartawan dengan sangat cepat. "Kami dengar kalau anda juga merupakan seorang member tetap yang telah lama menjadi pelanggan setia tempat tersebut." Tanya yang lainnya lagi tak kalah cepat. "Benarkah kalau anda juga pengkonsumsi narkoba serta pengguna wanita-wanita yang telah disediakan dalam Bar tersebut?" Ucap yang lainnya lagi dengan semangat menerobos. "Bagaimana cara anda dalam mengunjungi tempat tersebut tanpa diketahui oleh keluarga anda?" Tanya yang lainnya yang langsung mengaitkan keluarga para pejabat tersebut. Tak satupun dari mereka yang menjawab semua pertanyaan dari para wartawan tersebut. Mereka semua hanya bungkam dan terus menunduk menyembunyikan wajah mereka karena malu.