Chapter 2 - Gadis Kecil

Disepanjang jalan Silvia terus terdiam dan memalingkan muka dari pria tadi, Silvia bahkan duduk dengan posisi miring layaknya kanguru yang sedang terduduk di mobil demi Jauh-jauh dari pria tadi.

"Apa kamu merasa jijik melihatku hingga kamu jongkok seperti kanguru didalam mobil seperti itu? Dasar gadis aneh".

Kryuk.. Kryuk..

Terdengar suara perut yang tengah lapar.

Pria tadi memberhentikan mobilnya disebuah restaurant yang terlihat cukup mahal untuk Silvia singgahi. Pria muda tadi menarik Silvia turun menuju kedalam restaurant. Semua orang yang memperhatikan mereka mulai berbisik, teeutama terhadap pria muda yang menarik Silvia. Pria muda ini memang memiliki paras yang tampan, tidak hanya itu dia juga memiliki kedudukan tinggi. Terlihat semua pelayan membungkuk menyambut kedatangannya.

"Selamat malam Tuan Muda Lu". Sapa semua pelayan dengan kompak.

Sebut saja pria tampan ini dengan Ludius Lu, siapa yang tidak kenal dengannya?. Ludius Lu adalah pemimpin dari Organisasi Naga Imperial dan juga seorang CEO dari Perusahaan Tangshi Corp. Dia dikenal dengan pria tak berperasaan, mempunyai perangaian dingin dan egois. Sekali dia menginginkan sesuatu maka dia pasti akan mendapatkannya. Namun, karena ketampanannya semua wanita hampir takluk jika melihat kehadirannya.

Silvia menghempaskan pegangan tangan Ludius dengan kasar. "Lepaskan aku, aku tidak punya uang untuk makan disini. Jadi biarkan aku pergi!." bantah Silvia. Sikap ketus dan dinginnya Silvia mampu membuat Ludius menggenggam erat tangannya.

"Augh..!". Silvia mengerang kesakitan,

"Dengar..! Jika kamu berani membantahku, Aku tidak segan-segan melemparmu kembali pada para preman yang tengah lapar di luar sana". Gertak Ludius.

'Sebenarnya pria ini siapa? Mengapa dia bisa bersikap seenaknya saja pada wanita. Benar-benar moral yang rendah'. Batin Silvia.

Ludius membawa Silvia ke sebuah meja makan yang berada di antara meja para pelanggan lain. Kedatangan Ludius telah menyita perhatian pelanggan lain, membuat mereka terus memperhatikannya secara diam-diam.

Tidak selang beberapa lama, pelayan datang dengan membawa beberapa menu seperti steak daging babi, beberapa makanan vegetarian dan terakhir ice coffee dengan whipped cream dan sedikit topping di atasnya. Silvia mengambil Sedikit nasi dan makanan vegetarian, dia tahu jelas bahwa itu daging babi yang menjadi pantangan untuknya memakannya.

"Hei kangguru, apa kamu terlalu lama hidup didesa hingga kamu tidak mau menyentuh steak daging babi ini?".

"Orang seperti kamu tidak akan mengerti, memakan daging babi adalah sebuah pantangan untuk keyakinanku. Berhentilah untuk memaksakan apapun, tidak semja orang menyukaimu Tuan".

Silvia meneruskan makanannya tanpa peduli seperti apa wajah Ludius karena perkataannya. Dia menyelesaikan makannya secepat mungkin dan mencoba untuk kabur dari genggaman Ludius.

"Terima kasih Tuan yang aku tidak tahu namanya, karena telah mentraktirku makan. Karena ini sudah malam jadi biarkan aku pergi".

Silvia ngeloyor pergi tanpa memperdulikan semua orang yang sedang menatap mereka. Dia terus berlari dan sepertinya berhasil lolos dari Ludius, beruntung Silvia mendapatkan busway untuk kembali ke asrama.

***

Ludius yang di tinggalkan Silvia sendiri di meja makan keluar dengan wajah geram karena merasa di permalukan di depan umum. Terlihat Ludius menelfon seseorang dengan ponselnya.

???? "Longshang aku tidak mau tahu, cari dimana gadis yang baru saja aku dapatkan dari para preman didepan bar. Dia baru saja lolos dari tanganku"

???? "Sabar Ludius, dari caramu berbicara kau seperti bernafsu untuk memakannya. Apakah dia terlalu liar untuk kau jinakkan?". Ledek seseorang yang berada di ujung telefon.

???? "Berhentilah memancing emosiku, lakukan saja tugasmu dan bawa dia ke rumahku!".

???? "Apakah kau serius mengatakannya Ludius, belum pernah ada seorang wanita yang berani dan kau bawa ke rumahmu. Kali ini kau tiba-tiba menginginkannya disana, apakah kau benar-benar butuh penghangat ranjang?".

"Diam kau…!". Telefon terputus begitu saja. Ludius membawa laju kendaraannya menuju Mansion yang dia tinggali.

Sesampainya didepan bangunan megah dengan Desain klasik dan elegan, Ludius memarkir mobil nya. Ludius masuk kedalam di sambut kepala pelayan Mansion dan beberapa pelayan yang berjajar rapi menunggu kedatangannya.

"Selamat datang kembali Tuan Muda Lu". Sapa para pelayan dengan menundukkan badan.

"Tuan Muda Lu, saya sudan menyiapkan air hangat untuk Tuan membersihkan diri". Kata kepala pelayan Mansion.

Kepala pelayan di Mansion Ludius ialah Bibi Yun, orang yang telah membesarkan Ludius sejak 10 tahun yang lalu. Seorang pelayan yang menjadi pengganti orang tua Ludius yang telah tiada, dia sudah seperti keluarga bagi Ludius.

"Bibi Yun, buatkan aku kopi dan bawa keruang kerjaku".

Kebiasaan Ludius ialah selalu melepas jas dasi dan rompi yang dia pakai setelah masuk kedalam rumah, dan salah satu pelayan selalu siaga menanti jas setelannya Ludius lepas. Ludius berjalan ke lantai 2 tempat dimana ruang tidur dan kerjanya berada. Dia masuk kedalam kamar dan melepas kemeja diteruskan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Entah mengapa setelah kejadian yang telah terjadi dia teringat gadis kecil kangguru yang menolak perkataannya mentah-mentah, bahkan berani kabur darinya di hadapan orang-orang. Sejauh dari yang terlihat, setiap wanita selalu mencoba menempel padanya, bahkan memberikan keperawanannya asal Ludius mau bersama wanita itu.

"Sungguh memalukan, seorang gadis kanguru sepertinya mempermalukanku didepan semua orang, apa dia tidak tahu siapa aku?".

Setelah membersihkan badan Ludius berjalan keruang kerjanya. Sepertinya malam ini Ludius akan lembur untuk mengurus beberapa dokumen penting, sesekali Bibi Yun melihat dari jauh untuk memastikan keadaan Ludius.

***

???? Asrama kampus Jiao Tong

Pagi ini Silvia bersiap-siap untuk kuliah pagi, dia satu kamar dengan sahabatnya Lingling. Lingling adalah sahabat satu-satunya Silvia yang dapat dipercaya, dia memang teman yang sedikit cerewet dan heboh jika mengetahui hal yang menarik. Tapi dibalik itu semua Lingling cukup baik dalam menjaga persahabatan.

"Pagi Silvia, dari mana saja kamu tadi malam sampai pulang saja aku tidak tahu?". Tanya Lingling yang melihat mata Silvia bengkak karena kurang tidur.

"Ah itu.. Aku tadi malam mengerjakan tugas penting dari Dosen, saat aku mencari busway tiba-tiba saja ada preman mabuk yang menghadangku, beruntung ada orang yang menolongku. Tapi sayang sekali, orang yang menolongku adalah psikopat yang maniak membunuh. Dia tidak segan membunuh semua preman itu didepan ku, tubuhku bahkan masih gemetar mengingat mayat yang tergeletak disana. Aku harap itu yang pertama dan terakhir untukku melihatnya" .

Silvia berangkat bersama Lingling menuju kampus Universitas Jiao Tong Shanghai China, salah satu kampus populer karena terdapat salah satu Pangeran kampus yang membuat gadis-gadis jatuh cinta padanya.

Setibanya di kampus Silvia dan Lingling di sambut oleh Lithian, dialah sang Pangeran Kampus sekaligus penerus dari Huangshi Grup. Salah satu Perusahaan yang memasuki 5 peringkat teratas. Lithian mempunyai sifat perhatian terhadap wanita yang di anggapnya penting, sangat ramah pada orang lain dan memiliki sisi tegas jika itu sudah menyangkut dengan pekerjaan.

"Selamat pagi Pangeran kampus Lithian, sedang apa kamu disini? Kalau ketahuan oleh para Fans mu aku benar-benar jadi bubur loh!" Canda Silvia.

"Silvia dan Lingling, lebih baik kita segera menuju kekelas dari pada disini di lihatin banyak anak kampus". Tawar Lithian. Mereka akhirnya kekelas bersama.

***

Hari ini keseharian Silvia berakhir dengan beberapa mata kuliah seperti biasa, karena banyaknya tugas Silvia akhirnya menetap di kampus sampai sore tiba. Lingling yang biasanya menemani Silvia lembur di kampus memilih pulang lebih awal karena ada keluarga yang datang ke asrama. Hingga 1 jam sebelum semuanya berubah hanya karena bertemu seseorang.

Silvia menghela nafas. "Huft, ujung-ujungnya aku pulang malam juga, kalau sampai tidak ada taksi lagi aku harus bagaimana?".

Silvia mengemasi barang dan bukunya, dia berjalan keluar kampus dan menyusuri jalan sembari menunggu taksi atau busway lewat. Silvia hampir berjalan setengah jam lamanya, tapi belum juga menemukan taksi hingga tiba-tiba sebuah mobil keluaran terbaru berhenti tepat disampingnya.

Silvia menghentikan langkahnya, pintu mobil di sampingnya terbuka. Betapa terkejutnya Silvia saat melihat orang yang ada di dalam adalah Ludius, si psikopat maniak membunuh

"Hallo gadis kanguru, masih ingat denganku?". Tanya Ludius dengan coolnya.

Mendengar sapaan Ludius, Silvia lebih memilih membuang muka. "Maaf sepertinya Tuan slaah mengenali orang, aku tidak merasa pernah bertemu denganmu. Jadi silahkan lanjutkan perjalanan Tuan". Jawab Silvia dingin.

Ludius yang merasa di acuhkan keluar dari dalam mobil dan mendekati Silvia dengan tatapan dingin.

"Gadis kanguru kecil, kamu beneran lupa atau pura-pura lupa aku tidak peduli. Karena kamu telah menguji kesabaranku, kamu harus ikut denganku. Kamu masih mempunyai hutang yang harus kau bayar. Ingat itu..!" . Ludius menarik tangan Silvia dan melemparnya kedalam mobil.

"Tuan, sebenarnya kamu mau membawaku kemana?". Tanya Silvia dengan cemas. Wajahnya mulai pucat pasih melihat sikap brutal Ludius.

'Ya Tuhan, apakah aku telah membuatnya semakin marah. Bagaimana ini?'. Batin Silvia.

"Diam! Jika kau berkata lebih dari ini, aku bisa membungkam mulutmu didepan semua orang dengan tubuhmu!. Jadilah gadis penurut, maka aku tidak akan berbuat kasar terhadapmu".

Silvia langsung terdiam. Mobil melaju membawa mereka pergi ketempat yang tidak pernah Silvia bayangkan sebelumnya.

'Lebih baik aku menurut saat ini, pria ini benar-benar gila. Dia mampu melakukan apapun yang dia inginkan'.