Ludius terus memperhatikan Silvia dari belakang, betapa manis sekali senyumnya hari ini.

'Sayang sekali, kamu belum resmi jadi milikku'. Batinnya.

Silvia membalikkan kursi rodanya kebelakang untuk menghampiri Ludius.

"Tuan Ludius eh.. Yang Mulia Raja,  Ayo..! Katanya ingin makan cemilan. Aku rekomendasikan ini Jiaozi *makanan seperti pangsit kecil berkuah* XianBing *hampir seperti risoles tapi isi daging*,  Jian Bing *hampir mirip martabak*. Kamu tahu, Jian Bing ini kalau di Indonesia hampir seperti martabak". Silvia berbicara dengan mulut penuh makanan

"Pak,  Jian bing nya tolong bungkus 10". Kata Ludius lirih.

Penjual memberikan Jian Bingnya pada Ludius. Ludius yang belum pernah mencoba makanan luar memandang lama makanan itu,

"Ayo di coba, kamu pasti ketagihan kalau sudah menggigitnya" Kata Silvia menyemangati.

Perlahan Ludius menggigit makanan itu, tiba-tiba saja wajahnya bersinar. Dia langsung memakan makanan itu dengan lahap.

"Ehm.. Apakah disini ada yang suka makan sampai tidak menyisakan sedikitpun untukku?" Kata Silvia menyindir.

Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,

Ludius yang tahu Silvia sedang menyindirnya terbatuk "uhuk.. uhuk..". Wajahnya lagi-lagi memerah didepan Silvia, hingga membuat Silvia senyum menahan tawa.

"Pffft… hehehe.. Ya Tuhan.. Engkau kemanakan selama ini wajah imut Tuan Ludiusku?. Kenapa Engkau baru menunjukkannya sekarang?" Kata Silvia si depan Ludius.

'Huft. Aku kalah dua kosong darimu Sayang, hari ini hamu sudah dua kali membuatku seperti ini. Hah! Sungguh memalukan, tapi aku suka'. Batin Ludius.

"Sayang.. Apa kamu menyukainya?" Tanya Ludius datar.

"Iya, kamu tahu Ludius, Eh.. Raja. Hari ini aku bisa makan sepuasnya itu benar-benar menyenangkan. Apalagi melihatmu yang sedang makan tadi. Ah.. Lucu sekali..!" Perkataan terakhir Silvia membuat mata jail Ludius bertindak.

"Ratuku, Apakah meledekku membuatmu senang?" Tanya Ludius penuh penekanan.

'Ups.. Gawat, sifat liarnya mulai kambuh. Harus cepat cari alasan untuk kabur!'. Batin Silvia.

"Menurutmu?" Tanya Silvia balik.

Ludius mendekatkan wajahny ke sisi wajah Silvia. "Sayang, Bagaimana aku harus memberimu pelajaran karena telah meledekku tadi?".

"Tuanku.. Apa kamu tidak terlalu dekat? Disini banyak orang lho.."

"Baiklah Ratuku.. Aku akan membawamu peegi kesuatu tempat. Jadi jangan harap bisa kabur dari yah..!" Kata Ludius dengan senyu mengembang.

'Apalagi yang akan dia lakukan, Perasaanku kenapa seperti ini?'.

Silvia dibawa pergi Ludius ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Semua orang yang melihat membicarakan mereka. Kebanyakan dari ibu-ibu mengatakan bahwa mereka pasangan yang romantis, sedangkan para wanita single berfikiran bahwa Silvia sedang memanfaatkan kebaikan pria tampan dengan berpura-pura cacat.

"Tuan Lu, apa tidak sebaiknya kita kembali saja?. Aku sudah bosan disini". Kata Silvia, dia menyembunyikan perasaan sedihnyaendengar perkataan orang-orang.

Ludius berjalan kedepan Silvia dan merendahkan tubuhnya agar sejajar. "Sayang.. Jangan dengarkan perkataan mereka. Kamu adalah satu-satunya wanita yang pantas aku nikahi dan aku miliki. Jika mereka masih mengusik hatimu, biarkan kali ini aku bertindak".

"Jangan..!" Silvia langsung mencegah "baik..! Aku akan ikut, tapi jangan beri mereka pelajaran hanya gara-gara berbicara di belakangku" Ludius mengusap kepala Silvia dan mencium keningnya dengan bangga.

Ludius membawa Silvia kembali menyusuri jalan yang mereka lewati, hingga tiba di sebuah taman yang indah dengan ribuan bunga Plum dan berbagai bunga dengan aneka warna.

Silvia tercengang melihat hamparan bunga dan sebuah audiens musik yang mengiringi kedatangan mereka. Alunan musik yang romantis dan mellow membuat Fantasi Silvia melayang.

"Apa kamu suka Sayang?, ini baru pembukaan dari kejutanku". Ungkap Ludius.

"Masih ada lagi?" Silvia tidak percaya

Ludius membawa Silvia berjalan menuju meja makan dengan Nuansa serba putih. Meja bundar dengan sentuhan bunga plum di tengah dan beberapa menu makanan dan minuman ringan.

"Mau aku suapi Ratuku? Rajamu ini siap menerima perintah" katanya dengan gaya dalam sebuah kerajaan.

Silvia tidak henti-hentinya berdecak kagum

'Apa semua ini dia yang menyiapkan, tapi sejak kapan?' Tanya Silvia dalam hati.

Makan siang di sebuah hamparan taman yang sejuk dengan diiringi musik romantis, tidak ada orang yang bisa lakukan selain Ludius.

Ludius menyuapi Silvia dengan perasaan gembira melihat wajah Silvia berbinar terang. Ludius ingin mengungkapkan perasaan cintanya dengan berbagai hal yang Silvia suka. Membuatnya bahagia adalah salah satunya.

Musik diputar.

Lirik..

Walau hari terus berjalan dengan biasa

Tapi aku akan selalu membuat warna dalam hidupmu

Ini bukanlah janji, tapi sebuah ungkapan cinta

Seorang pengembara ulung yang menemukanmu diantara ribuan wanita

Biarkan hari terus terajut dengan indah

Bersama Alunan musik yang indah

Kita berdansa bersama dalam sebuah tempat

Dimana hanya ada kita berdua

Aku disini dengan segala kekuranganku

Datang kepadamu wahai kekasihku

Hanya untuk mengungkapkan bahwa

Aku mencintaimu...

Setelah Silvia selesai makan

Ludius tiba-tiba menundukkan badan dengan wajah menatap Silvia

"Seberapa lama aku menunggu, aku tidak akan bosan untuk mengatakan Aku mencintaimu Sayang".

Silvia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah Ludius "Walau aku sadar kalau aku belum pantas untukmu, tapi biarkan aku membalas perasaanmu dengan segala kekuranganku". Balas Silvia dengan senyuman.