Chapter 88 - 88. Anak dari Qi'er bag 2

Setelah kejadian di Villa Luxiorus Ludius membawa Silvia pulang, dan memerintahkan penjaga untuk tetap mengawasi Qi'er dan pelayan untuk menjaga Bayi ChunYi dengan baik. Di rumah Ludius memanggil LongShang untuk datang. Karena Pagi ini ada acara Pernikahan Ling ling, Ludius meminta LongShang untuk tes DNA sampel yang telah dia dapat secara rahasia.

Di ruang kerja secara tertutup Ludius meminta LongShang untuk tes DNA sampel yang dia dapat.

"Aku akan membawa sampel ke rumah sakit hari ini juga". Jawab LongShang.

"Ingat, jangan sampai ada yang mengetahui hal ini. Aku tahu Qi'er sangat licik, dia bisa saja memasukkan mata-mata kerumah ini tanpa kita sadari. Hari ini Aku masih belum bisa kembali ke Perusahaan, karena harus menemani Silvia datang ke acara Pernikahan. Jadi aku masih mengandalkanmu LongShang".

"Lalu Bagaimana kamu meredam berita yang menyebar di media massa mengenai kembalinya dirimu dan berita tentang pernikahanmu dengan Elena. Aku tidak tahu siapa yang memuat berita, tapi berita pernikahanmu dengan Elena sudah menyebar".

"Aku sudah memutuskan untuk 1 minggu lagi akan menikahi Silvia. Walau belum meminta restu kembali pada Ibu Yuliana, tapi aku tidak akan mundur kali ini. Aku ada tugas tambahan untukmu. Adakan konferensi Pers 2 hari lagi. Aku akan memanfaatkan berita ini untuk mengumumkan pernikahanku dengan Silvia didepan media massa. Maka dengan sendirinya akan meredam opini tentang berita Pernikahanku dengan Elena".

"Huft.. Sepertinya untuk 1 bulan kedepan aku akan benar-benar lembur. Menjadi Asisten orang sepertimu benar-benar melelahkan".

"Jika tahu melelahkan mengapa kamu tidak keluar saja dari Pekerjaan ini disaat aku tidak ada. Dan terlambat jika kamu ingin keluar sekarang karena aku telah kembali".

"Aku ini Tangan kananmu, Mana mungkin aku bisa meninggalkanmu.  Aku sudah berjanji pada Dekan pengasuh di panti untuk selalu berada di sampingmu walau kamu tiada sekalipun". Kata LongShang yang terlihat serius.

"Terima kasih karena kamu masih setia padaku sampai saat ini. Diantara teman dan rekan selalu ada pengkhianat, dan itu membuatku tidak bisa percaya pada siapapun dengan mudah".

"Kita telah hidup bersama di panti, jadi aku tidak akan mengkhianati mu. Aku akan keluar, dan sepertinya Silvia tengah menunggumu".

Ludius keluar dari Ruang Kerjanya menuju kamar Silvia, waktu sudah menunjukkan pukul 8.00. Sudah waktunya bagi mereka untuk pergi.

Ludius membuka pintu kamar Silvia, dia tidak bisa berkata-kata melihat kecantikan dan keanggunan Silvia. Matanya terus memandang wajah lembutnya. Pagi ini Silvia memakai Dress biru laut pemberian Ludius dipadu dengan make up yang natural membuatnya terlihat lebih anggun.

"Tuan mesum, tatapanmu mengisyaratkan banyak hal. Kamu sedang memikirkan apa?".

"Sayang.. Pertanyaanmu pedas sekali! Apa seperti ini caramu menyambut pria yang tengah menunggu untuk mengajakmu pergi. Memang menurutmu apalagi yang aku fikirkan tentangmu? ". Kata Ludius balik bertanya.

Ludius perlahan berjalan mendekati Silvia dengan senyum jahil nya. Di depan Silvia dia membisikkan sesuatu. "Sayang.. Apa kamu tidak sadar.. Kamu masih mempunyai hutang padaku atas kesabaranku tadi malam?. Lalu kapan kamu akan membayarnya?".

Silvia langsung berjingkat "Heh..!" teriaknya kaget   "Hutang apa? Aku tidak merasa punya hutang apapun padamu".  Silvia melangkah mundur untuk menjaga jarak. Seketika kejadian tadi malam teringat kembali difikirannya.

Ludius mendekap Silvia dari belakang membuat parfum khas Ludius tercium pekat olehnya. "Sayang, aku ingin kamu menemaniku Dinner malam ini. Anggap itu sebagai pembayaran hutang mu tadi malam".

"Baik.. Tapi Bisa tidak, sehari saja kamu tidak menjahili ku?.  Sekarang lepaskan aku atau kita akan terlambat menghadiri pernikahan LingLing".

"Sayang, Wajah dan sikapmu terlalu imut dan mengemaskan untuk di lewatkan! Seorang Ludius masih menahan diri hanya demi dirimu lho…! 1 minggu lagi, aku tidak akan menahan diri seperti ini". Bisik nya.  Dia melepas dekapan nya dan menggandeng Silvia berjalan keluar.

Silvia bersama Ludius menggunakan mobil Sport hitam pergi dari rumah untuk datang menghadiri Acara Pernikahan Ling Ling. Di perjalanan Silvia teringat kado yang akan dia berikan pada Ling Ling.

"Ludius, dimana hadiahnya, Apa kamu lupa membawanya?".

"Aku sudah meminta seseorang untuk mengantar nya ke sana. Kamu jangan khawatirkan hal kecil seperti ini. Kehadiranmu lebih penting bagi Ling Ling dari pada hadiah yang akan kamu berikan. Oh ya, Di acara kita nanti kamu ingin pernikahan yang seperti apa?". Tanya Ludius yang membuat Silvia terdiam sesaat.

"Aku ingin pernikahan kita di gelar di 2 Negara. Jika di sini aku akan mengikuti keinginanmu, tapi bisakah kita memakai adat sana saat Pesta Pernikahan kita di gelar di Indonesia?".

"Memang seperti apa adat di Negara Indonesia?"

"Sebenarnya keluarga Alfarezi masih keturunan dari Keraton (Kerajaan) Yogyakarta. Mungkin nanti Pangeran dari Keraton Yogyakarta akan meminta Pernikahan kita menggunakan adat lengkap disana. Apa kamu tidak keberatan?". Tanya Silvia agak canggung.

"He.. Ternyata di Indonesia ada hal seperti itu ya.. Boleh juga, aku tidak akan melewatkan hal untuk bisa lebih dekat Keluarga Inti. Aku akan memberikan kenangan indah Pernikahan kita padamu Sayang".

Setelah berbicara banyak hal, mobil Ludius terhenti di sebuah Hotel berbintang. Konsep yang disusun terlihat modern di lihat dari dekorasi yang tertata rapih. Ludius keluar membukakan pintu untuk Silvia, Silvia keluar dan menerima uluran tangan Ludius. Mereka masuk bergandengan tangan. Kehadiran Ludius yang jarang menghadiri acara jika itu bukan karena memiliki hubungan dekat, menyita perhatian banyak orang terutama wanita yang mengaguminya.

"Tuan mesum, Apa kamu tidak merasa kalau kita di perhatikan?". Bisik Silvia.

"Jangan di hiraukan! lebih baik kita masuk dan menghampiri calon Pengantin".

Ludius yang menggandeng Silvia mesra membuat para wanita iri dan memandang Silvia dengan tatapan tajam mematikan. Didepan mereka sudah ada Senior Bryan yang tengah menyambut kedatangan tamu.

"Bryan.. Lama tidak jumpa, dimana pengantin wanita mu? ". Sapa Ludius.

"Tuan Lu, aku senang kamu bisa datang menghadiri pernikahan kami. Silvia, Ling Ling sedang menunggumu didalam. Aku harap kamu mau menemuinya". Pinta Bryan pada Silvia.

"Ludius, aku akan menemui Ling Ling terlebih dahulu".

"Ingat, jika ada sesuatu yang terjadi. Kamu harus memberitahuku". Bisik Ludius.

Silvia pergi menuju ruang pemotretan yang berada didalam. Disaat Silvia berada di antara para tamu, Langkahnya terhenti disaat seorang pria datang menemui nya.

"Kak Chang..?".