Chapter 89 - 89. Perkataan Kak Chang

Silvia tidak menyangka dia akan bertemu Kakaknya ditempat seperti ini. Dia kaget ketika Kakaknya menarik dirinya menjauhi kerumunan dan membawanya ke sebuah tempat yang sunyi dan asing.

"Kakak, lepaskan aku! ". Silvia mencoba melepas genggaman Chang yang kuat.

Chang melepas tangan Silvia setelah sampai di tempat yang tersembunyi tidak jauh dari Gedung Pernikahan.

"Apa yang sebenarnya Kakak inginkan? Aku sudah sepenuhnya percaya padamu, tapi Kakak justru menjadi penyebab semua ini terjadi. Aku tidak menyangka Kakak masih berani menemuiku".

"Dengarkan dulu penjelasan Kakak, Apa kamu pernah melihat Ibuku atau aku membahasnya?".

"Tidak, Apakah terjadi sesuatu pada Ibu Kakak?". Tanya Silvia, dia semakin di buat bingung dengan keadaan yang terjadi.

"Ibuku telah di sekap oleh Jonathan Nero selama ini. Dia menjadikan Ibuku sebagai jaminan agar aku mau melakukan semua perintahnya. Aku tahu, kamu tidak akan percaya begitu saja perkataanku". Katanya dengan raut menyesal.

"Tapi Kak, Jonathan sudah tiada. Jika memang yang dikatakan Kakak benar, seharusnya permasalahannya sudah berakhir kan?".

"Permasalahannya tidak semudah itu, Ayah Jonathan masih hidup. Dia yang telah kehilangan Organisasi Black Rose hidup di Inggris, dan beberapa hari yang lalu dia kembali setelah mendengar kematian dari Putranya".

"Kak, apa perkataan Kakak bisa dipercaya? Aku sudah terlalu banyak mendengar sebuah kebohongan dari kalian".

"Aku tidak berharap kamu percaya padaku, aku hanya memperingatkanmu juga Ludius untuk lebih berhati-hati. Kakak harus pergi sebelum orang lain melihat kita disini. Hari ini kamu sangat cantik. Jaga dirimu Silvia, suatu saat Kakak akan menemui mu kembali".  Chang Ying pergi meninggalkan Silvia sendiri di tempat yang sunyi dan tersembunyi.

"Kak tunggu..!". Teriak Silvia.  

Silvia melihat ke sekeliling, Kakak Chang telah hilang bagai lenyap di telan bumi. Kini tinggal Silvia seorang diri berjalan menyusuri tempat yang asing baginya. Dia melihat ke sekeliling dan mengingat kembali tempat yang tadi dia lewati.

"Jangan katakan aku tersesat. Mengapa Kak Chang membawaku ke tempat yang aneh seperti ini. Disini hanya ada gudang yang lama tidak terpakai. Apa aku telefon Ludius saja? Tapi Bagaimana kalau dia bertanya macam-macam?. Aku tahu Perkataan Kakak Chang masih belum bisa di percaya. Tapi kalaupun dia berbohong untuk apa dia memperingatkanmu?., Ah… kenapa jadi tambah membingungkan seperti ini?".

Silvia mencoba menelfon Ludius, tapi di dalam gedung tua itu sama sekali tidak ada sinyal.

***

Di Aula Pernikahan Ling Ling keluar bersama dengan para wanita lain yang sedang menemaninya. Ludius yang sedang terduduk di antara para tamu wanita yang mengelilinginya heran karena Silvia tidak bersama Ling Ling. Ludius beranjak dari tempatnya.

"Tuan Lu, mengapa anda pergi dari sini? Aku masih ingin menemani Tuan". Rayu salah satu Wanita yang sedang duduk disamping Ludius.

"Pergi dari hadapanku! ". Kata Ludius dingin tanpa memandang wajah wanita itu.

Dia bergegas menemui Ling Ling dan menanyakan dimana keberadaan Silvia.  Ling Ling yang melihat Ludius menemuinya tersenyum.

"Ling Ling, Dimana Silvia?".

"Aku tidak tahu Tuan Lu, Aku sejak tadi menunggunya untuk datang menemuiku tapi dia tidak juga datang". Kata Ling Ling memberi penjelasan.

"Kalau Silvia tidak bersamamu, lalu dia pergi kemana?". Ludius mulai khawatir  "Apa terjadi sesuatu padanya?".

Ludius bergegas keluar dari pesta, dan menelfon nomor ponselnya.  Tapi yang terdengar hanya suara operator. Akhirnya Ludius menelfon LongShang untuk meminta bantuan.

[LongShang, segera lacak keberadaan ponsel Silvia. Dia tiba-tiba menghilang dari pesta dan belum kembali].

[Beri  aku beberapa menit untuk mencari].

Ludius keluar menyusuri setiap tempat yang tidak jauh dari Gedung. Dia tahu Silvia tidak akan pergi jika tidak ada yang mengajaknya, dan kemungkinan lain adalah dia memang di bawa pergi oleh seseorang.

"Baru beberapa hari aku merasa Silvia telah aman, tapi secepat ini mereka sudah membuat pergerakan. Siapa lagi sekarang yang ingin bermain-main denganku?". Gumam nya.

Ditengah kekhawatirannya mencari Silvia, dia melihat sekilas Silvia yang sedang berjalan kebingungan di lorong gedung Tua yang sudah usang. Segera Ludius pergi menemui Silvia yang tidak jauh dari tempatnya berada.

Dengan cepat Ludius menarik Silvia dan memeluknya. Silvia bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan Ludius sehingga dia memeluk Silvia erat.

"Apa kamu mengkhatirkanku?. Ludius tenanglah.. Aku baik-baik saja". Kata Silvia lirih.

Silvia membiarkan sesaat Ludius yang terdiam memeluknya dengan tubuh gemetar. Silvia sedikit merasa bersalah telah membuat Pria yang kejam tanpa perasaan gemetar karena dirinya.

"Aku tidak bisa kehilanganmu untuk yang kesekian kalinya. Mengapa kamu begitu ceroboh?".

Perlahan Silvia melepas pelukan Ludius yang mulai tenang, "Maafkan aku yang telah membuatmu khawatir. Aku tidak akan melakukan hal yang membuatmu khawatir seperti ini lagi".

"Sayang, Bagaimana bisa kamu sampai berada ditempat seperti ini?.  Aku sangat mengkhawatirkanmu, melihat kamu tidak bersama Ling Ling di Pesta".

"Aku hanya sedikit tersesat, lebih baik kita kembali ke sana. Ling Ling pasti sedang menungguku".

Silvia mencoba mengalihkan perhatian Ludius agar sementara waktu tidak menanyakan apa yang sedang terjadi. Diam untuk sementara mungkin cara yang tepat untuk membuat keadaan tetap tenang. Silvia tidak ingin ada kegaduhan di acara sahabatnya itu.

Ludius membawa Silvia kembali ke gedung Pernikahan, walau kedatangan Silvia sedikit terlambat. Namun Silvia masih bisa menyaksikan pengucapan ikrar pernikahan mereka.

Setelah acara ikrar Pernikahan semua bertepuk tangan. Kedua pasangan berjalan ke tempat pemotongan kue dan acara diakhiri dengan lempar bunga.

3.. 2.. 1..  

Ling Ling dan Bryan melempar bunga kearah belakang. Tanpa Silvia dan Ludius sadari bunga mengarah ke arah mereka, dengan cepat Mereka menangkap bunga itu.  Semua yang melihat tercengang terutama para kamu wanita yang melihat Ludius menangkap bunga bersamaan dengan Silvia. Dalam sekejap Silvia menjadi buah bibir wanita yang iri melihat kedekatan mereka.

"Sayang.. Bukankah ini disebut jodoh". Bisik nya. Dia mendekap Silvia membuat semua orang memandang Silvia dengan tatapan tidak suka.

"Ludius, jangan seperti ini. Kamu telah mengundang masalah untukku". Balas Silvia.

"Tidak ada orang yang berani menyakitimu selagi ada aku. Lagi pula, aku akan mengadakan konferensi Pers untuk mengumumkan Pernikahan kita".

'Orang ini, apa dia tidak tahu kalau sikapnya telah mengundang masalah untukku. Seakan semua tatapan dingin mereka tertuju padaku'. Batin Silvia kesal.

"Sayang, aku harap kamu tidak lupa untuk menemaniku Dinner malam nanti. Aku pastikan kamu tidak bisa kabur lagi dariku". Bisik Ludius dengan senyum jahil nya.

"Aku turuti permintaanmu. Tapi jangan salahkan aku membuat keributan jika kamu berani berbuat macam-macam Tuan mesum". Silvia melangkah pergi menemui kedua pasangan pengantin.

"Dasar gadis nakal,  Mengapa perkataan dan sikapmu selalu saja membuatku ingin terus menggodamu? ". Gumam Ludius.