Chapter 98 - 98. Ludius, aku harap kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku..

Mobil telah terparkir didepan rumah, Ludius turun dan membukakan pintu seperti biasa tanpa bertanya apapun. Silvia keluar dari mobil, ingin sekali dia bertanya beberapa hal. Tapi melihat Mood Ludius yang sedang tidak baik membuat Silvia bimbang.

"Sayang, ada apa denganmu, Mengapa wajahmu terlihat pucat? Apa kamu sedang kurang sehat?". Tanya Ludius yang menyadari sikap bimbang Silvia.

"Ah.. Tidak ada, hanya ada sedikit hal yang mengganggu fikiranku. Ohya.. Ludius, tadi telefon dari siapa? Sepertinya penting sehingga kamu begitu kesal".

"Tidak penting, hanya masalah pekerjaan. Berhubung ini hampir petang, lebih baik kita masuk. Kamu istirahatlah! Aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan malam ini".

Mereka masuk bersama kedalam rumah. Keadaan ruang tamu sunyi, mungkin sedang berada dalam kamar masing-masing.  Ludius mengantar Silvia menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.

"Istirahatlah! Jangan fikirkan apapun, kamu harus menjaga kesehatanmu sampai hari itu tiba. Tenanglah! Tidak ada lagi yang akan mengganggumu" Ludius segera pergi dari kamar Silvia, tapi Silvia menarik ujung lengan kemeja Ludius dan membuatnya berhenti.

"Bisakah kamu duduk disini sebentar saja?". Pinta Silvia lirih dengan wajah tertunduk.

Ludius membalikkan badan dan duduk di atas ranjang. Dia menatap Silvia yang masih menunduk, dia memegang janggut Silvia dan mengangkat wajahnya. "Apa ada yang salah Sayang, sepertinya sedari tadi kamu sedang memikirkan sesuatu?".

Perkataan LiThian sangat mengganggu fikiran Silvia. Dia ingin sekali bertanya dan memastikan apa yang dikatakan LiThian. Tapi justru yang ada Silvia merasakan sedikit takut untuk mempertanyakannya.

"Ludius, Aku harap kamu sedang tidak menyembunyikan apapun dariku. Entah mengapa perasaanku tidak enak sejak tadi. Setiap orang memiliki privasi masing-masing dan aku menghargai itu. Terima kasih sudah datang dan menolongku. Aku tidak tahu kalau LiThian akan melakukan hal senekad itu".

Ludius memeluk Silvia dengan lembut "Aku tidak tahu apa yang kamu dengar dari LiThian hingga membuatmu berfikir keras seperti ini. Tapi, Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu". Ludius melepas pelukannya dan berjalan keluar.

Silvia melihat dua cincin yang melingkar di jari manis dan telunjuknya. Sesaat Silvia teringat sesuatu "Senjata Nuklir.. Jika yang dikatakan LiThian benar, Peneliti Sains bertemu dengan Ludius pasti ada hubungannya dengan senjata nuklir yang hanya diketahui oleh ku, Ludius dan Kakak Lian. Tapi bagaimana LiThian bisa mengetahui rahasia sebesar itu? Apakah ada orang dalam yang memberi akses secara diam-diam padanya?". Silvia menyangga keningnya yang tiba-tiba terasa berat.    "Tuhan.. Mengapa Engkau membuat bimbang hatiku di hari-hari menjelang Pernikahan? Apakah ada hal yang harus aku ketahui sebelum memulai semuanya?. Huft… sudahlah, segala sesuatu pasti akan terlihat pada waktunya ". Silvia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan bersiap untuk beribadah.

Di ruang kerjanya Ludius mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada WangChu.

[ Terus awasi Silvia dari jauh selama 3 Hari ini, aku tidak ingin dia sampai terluka atau mendapat serangan selama aku tidak ada disampingnya. ]

[ Baik, Tapi kamu terlalu cerdik hingga calon istrimu tidak menyadari dirinya selalu dalam pengawasanmu. Bahkan ponsel dan seisinya kamu bajak. Sejak kapan kamu jadi begitu posesif?.]

[ Bukan urusanmu! Tapi nyawamu akan melayang jika sampai terjadi hal buruk padanya. ]

"Maafkan aku Sayang, Aku memang tidak sebaik yang kamu fikirkan. Masih banyak hal yang aku sembunyikan dan belum bisa aku ceritakan padamu. Aku sudah terlanjur masuk dalam lingkaran hitam, tidak akan mudah untukku bisa lepas begitu saja. Memang begitu menyiksa, tapi asalkan kamu ada disamping ku itu sudah cukup. Dan Akan lebih baik jika kamu tidak terlibat dan tidak mengetahui lebih dari ini. Aku takkan biarkan kamu dalam bahaya karenaku". Gumam nya.

Drrrt.. Drrrt..

Terdengar panggilan masuk.

["Bagaimana dengan laboratorium yang sedang kamu periksa? Apakah kamu sudah menemukan suatu petunjuk?". ]

[ "Aku sudah mengamatinya, namun tidak menemukan catatan mengenai siapa saja peneliti atau nama orang yang terlibat pada waktu itu. Tapi yang jelas, Rossman Nero pasti secara tidak sengaja pernah terlibat dengan penelitian itu, jika tidak.. Tidak mungkin dia mengetahui bahwa Keluarga Lu masih memiliki harta karun yang tersimpan. Disini Aku hanya menemukan banyak bahan berbahaya seperti Uranium, Amunisi, beberapa senjata api dan granat serta bahan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai senjata. Kakekmu benar-benar gila, Aku tidak menyangka Kakekmu adalah ketua peneliti dan pembuat Senjata terlarang". ]

["Sekarang bukan saatnya untuk mengagumi suatu hal. Secepatnya Kita harus menemukan terlebih dahulu siapa saja yang terlibat dengan proyek yang dikerjakan Kakek 20 tahun yang lalu. Jika Rossman Nero berhasil mendapatkan mereka, aku yakin dia akan secepatnya mendapatkan lokasi dan kunci pembuka nya, Bahkan kemungkinan besar dia akan membuat hal yang tidak akan terduga. Pastikan Kakakku tidak mengetahuinya ]

[ "Baiklah.. Aku akan mengurus itu nanti. Selamat lembur Boss!! ] ". Telefon terputus.

Didepan meja dengan setumpuk file dan Laptop yang menyala dia meneruskan pekerjaannya. Dia terus bekerja sampai tidak dirasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam.

Ludius beranjak dari mejanya dan menutup Laptop dan file yang terbuka. Dia berjalan menuju kamar Silvia untuk melihat keadaannya. Ludius berjalan mendekati Silvia yang tertidur lelap.

"Selamat malam Sayang, sepertinya dalam 3 Hari ini aku akan benar-benar merindukanmu". Katanya dia mengecup kening Silvia sebelum meninggalkan kamarnya.