Chapter 111 - 111. Resepsi Pernikahan bag 8

"Sayang, Apa yang kamu katakan barusan? Mengapa mendengar itu seperti sebuah gempa yang mengguncang hatiku? ". Tanya Ludius. Ia memang sebenarnya belum begitu mengerti apa yang Silvia maksud, yang ia tahu.. Cinta Silvia membuat hatinya tenang.

"Aku mencintaimu karena Allah, Tuhanku". Jawab Silvia singkat.

'Aku baru menyadarinya, cinta yang kamu berikan begitu murni. Tanpa syarat atau isyarat'.

Ludius dan Silvia yang hatinya masih di penuhi debaran terus berdansa sampai musik terhenti. Mereka berhenti berdansa dan semua tamu undangan yang hadir memberi tepukan yang gemuruh untuk mereka. Dari jauh, sepertinya Shashuang masih memperhatikan Ludius.

Setelah selesai berdansa Ludius mengecup kening Silvia. Mereka mempersilahkan tamu undangan untuk menikmati jamuan yang sudah tersedia dengan di temani alunan musik yang di mainkan Marchell.

Ludius dan Silvia yang masih di tengah Aula di hampiri pasangan Bryan Ling Ling.

"Silvia.. Ternyata kamu bisa juga ya berdansa? Ah.. Rimantisnya.. ". Kata Ling Ling dengan mata berbinar.

"Kebetulan kalian disini. Aku harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Aku titip Silvia pada kalian".

"Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi aku tidak bertanggung jawab kalau dia tiba-tiba menemui pria lain saat kamu tidak ada nanti". Ledek Bryan.

"Sayang.. Kamu berhentilah meledek mereka. Kalau Tuan Lu marah, memang kamu bisa menenangkan nya?". Bisik Ling Ling polos.

Ludius pergi dan meninggalkan Silvia bersama Ling Ling di Pesta. Dia mencari keberadaan LongShang untuk mendengar hasil penyelidikannya mengenai Bom terakhir yang terpasang di suatu tempat. Ludius bertemu LongShang di ruang pemantauan Pesta melalui layar yang disambungkan dengan CCTV.

"Bagaimana perkembangan penyelidikannya LongShang?. Apakah sudah menemukan titik terang?".

"Aku dan tim masih terus mencari dengan alat pendeteksi bom. Tapi sampai saat ini belum menemukan dimana musuh meletakkannya. Lebih parahnya lagi adalah sisa waktu hanya tinggal 15 menit sebelum bom terakhir meledak"

"Apa kamu sudah memeriksa di dalam Aula Pernikahan?. Sepertinya musuh sengaja menyusupkan bom di Aula Pernikahan. Yang menjadi pertanyaannya adalah, dimana kira-kira mereka menaruhnya? ".

"Aku memang belum meninjau di Aula Pernikahan. Aku segera mengutus beberapa orang dan penjinak bom untuk mengecek setiap barang atau benda yang mencurigakan".

"Tidak ada waktu lagi! Aku tidak ingin membahayakan nyawa banyak orang. Lebih baik secepatnya kita kerahkan orang untuk membujuk para tamu keluar dari sini dan bawa mereka ke Restaurant Garden. Dan utus beberapa orang untuk mengantarkan tamu penting kesana tanpa membuat mereka curiga dengan kejadian yang sebenarnya. Sisanya biarkan penjinak bom mencari dimana bom dipasang". Perintah Ludius.

Setiap detik kini berarti bagi Ludius, dia bergegas kembali ke Aula dan mengumpulkan beberapa tamu yang bisa dia percayai untuk dimintai tolong.

"Bryan, Hanson, Kak Chang dan Kak Lian dan semua yang mendengar ini. Aku mohon pada kalian.. Bantu aku untuk membuat tamu meninggalkan tempat ini sekarang juga. Bawa mereka ke Restaurant Garden yang sudah aku persiapkan. Waktu kita hanya 15 menit". Kata Ludius tegas.

"Apa maksud semua ini Ludius? Apa ada sesuatu yang terjadi?". Tanya Hanson dengan selidik.

"Aku akan menjelaskan pada kalian setelah ini selesai. Tidak ada waktu lagi, kita harus cepat!".

Ludius menghampiri Silvia, dan memegang kedua tangannya. "Sayang, pergilah dari sini secepatnya bersama Ling Ling. Berjanjilah untuk tidak kembali sebelum aku pulang. Aku akan menyelesaikan ini dan kembali padamu".  Ludius memandang Ling Ling yang ada disamping Silvia.

"Ling Ling, aku titip Silvia. Bawa dia pergi secepatnya dari tempat ini".

"Baik Tuan Lu, Aku akan antar Nyonya Lu sampai rumah dengan selamat". Kata Ling Ling mantap.

Tanpa bertanya lagi, mereka yang Ludius panggil dan yang mendengarkan membujuk para tamu untuk meninggalkan Hotel Star Victoria. Sebagian tamu yang memiliki temperamen buruk lebih memilih pergi dengan membawa gosip terbaru, dari pada harus mendengarkan perkataan yang mereka fikir tidak masuk di akal.

8 menit telah berlalu, Aula Gedung Star Victoria telah kosong. Dan tim pelacak bom masih belum menemukan dimana bom itu ditempatkan. Ludius yang sibuk dengan mengantar anggota keluarga inti untuk meninggalkan gedung mendapat telefon dari seseorang.

Drrrt.. Drrrt…  

Segera Ludius mengangkat telefon nya.

[ "Tuan Lu, ini Bryan.  Sepertinya istri kita telah diserang oleh seseorang. Aku menemukan istriku pinsan didalam mobilmu, tapi aku tidak melihat jejak Silvia dimanapun. Mungkin mereka membawa Silvia ke sebuah tempat". ]

Tanpa pikir panjang, Ludius menutup telefon nya dan segera menelfon LongShang.

[ "LongShang kerahkan semua anak buahmu sekarang untuk mencari Silvia, dia di bawa seseorang, dan sepertinya dia di sekap disebuah tempat yang tidak jauh dari bom ditempatkan. Kita hanya memiliki sisa waktu 7 menit! ". ]

Ludius berlari masuk kedalam Gedung Star Victoria. Dia dengan perasaan cemas berburu dengan waktu mencari Silvia disetiap ruangan atau tempat yang bisa dijadikan musuh untuk menyekap Silvia.

'Tuhan.. Untuk kali ini saja. Aku mohon bantu aku menemukan dimana istriku berada. Jika dia sampai terluka kembali karenaku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri'. Batin Ludius.

Waktu tersisa hanya tinggal 4 menit, Ludius dan semua orang yang dikerahkan secepat mungkin menyusuri setiap tempat yang ada. Namun mereka belum menemukan bom yang tersisa atau keberadaan Silvia.

"Silvia… dimana sebenarnya kamu berada Sayang?".