Chapter 112 - 112. Berinisiatif menciumku, Sayang.. Kamu agresif juga

Ludius mencari ke setiap tempat bahkan sudut ruangan. Saat dia melewati sebuah ruangan sempit, dia melihat sebuah kardus sebesar lemari pakaian. Karena penasaran, dia masuk kedalam ruangan itu dan melihat apa isi dalam kardus besar itu. Ludius tercengang melihat Silvia dalam keadaan pinsan, dan di dalam kardus itu terdapat sebuah secarik kertas.

[ Tuan Lu, bom terakhir telah tersambung langsung dengan Gaun Istrimu. Jika kabel yang melilit Gaun Istrimu tertarik atau terlepas, maka otomatis bom akan aktif dan meledak seketika itu juga. Aku beri waktu 8 menit untuk Tuan mencari cara melepas Istri Tuan dari maut. Selamat mencoba dan menikmati!. ]

Ludius langsung membuang kertas itu. Dia mulai mencari cara untuk menyelamatkan Silvia. Pertama Ludius menghubungi LongShang.

[ "LongShang, aku sudah menemukan Silvia. Dia berada di selatan gedung, tepatnya di sebuah ruang sempit. Secepatnya bawa penjinak bom kemari". ]Tegas Ludius. Dia menutup teleponnya,

Jika menunggu penjinak bom mungkin waktunya tidak akan cukup. Satu-satunya cara untuk menolong Silvia saat ini adalah memotong setiap bagian dari Gaun Silvia dengan hati-hati. Untung saja Ludius selalu membawa pisau lipat kemanapun dia pergi, kemungkinan untuk berhasil 50%.  Dan itu juga tergantung dari keberuntungan.

"Sayang, syukurlah aku sudah menjadi suamimu, atau kali ini aku benar-benar akan menodaimu tanpa sengaja. Maafkan aku yang menyentuh dan melihat tubuh tanpa seizinmu".

Perlahan Ludius memotong kardus tanpa menyentuh kabel yang terhubung dengan Gaun Silvia. Setelah memotong kardus hingga terbelah disetiap sisi, hal yang tidak pernah terpikirkan dalam benak Ludius adalah melihat tubuh indah Silvia di saat genting seperti ini. Karena kabel terlilit di bagian dada kebawah membuat Ludius harus berhati-hati dalam memotong Gaunnya.

Dengan menahan hasratnya sebagai seorang pria, Ludius memotong Gaun di bagian tengah dada hingga pusar. Dia menelan ludahnya melihat tubuh indah Istrinya untuk pertama kalinya. Silvia yang hanya memakai bra membuat dada Ludius bergemuruh.

'Tubuh yang benar-benar indah, bahkan lebih indah karena selalu tertutup tanpa ada orang lain yang melihat bahkan menyentuh'. Batin Ludius.

Perlahan Ludius melepas bagian lengan lewat Gaun yang dia potong. Setelah kedua lengan telah terlepas, Ludius mulai memotong bagian bawah pusar yang terlilit kabel dengan sangat hati-hati. Antara cemas dan berdebar menyatu memenuhi fikiran Ludius saat ini.

"Ludius, Sadarlah! Bukan saatnya untuk terpukau dengan kemolekan tubuh Istrimu! ". Kata Ludius menyadarkan diri sendiri.

Perlahan namun pasti, Ludius melepas Gaun Silvia hingga bagian pusar. Tubuh Silvia yang begitu padat berisi namun tetap ramping membuat Ludius sesaat merasakan gairah yang luar biasa. Ludius berniat memotong Gaun dengan arah melingkar agar kabel yang melilit Gaun tidak tersentuh. Setelah bagian pusar telah terpotong melingkar, secara langsung Gaun bagian atas terlepas, dan kini Ludius tinggal memikirkan bagaimana melepas Gaun yang terlilit di bawah pusar.

Akhirnya Ludius memotong Gaun bagian bawah Silvia dan perlahan melepas Gaun yang terlilit kabel dengan penuh ke hati-hatian. Selama 5 menit lamanya, Ludius berhasil melepas semua Gaun yang Silvia pakai. Kini Silvia hanya memakai sehelai bra yang menutupi buah dadanya.

"Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu "..

Secepatnya Ludius melepas Jas dan kemeja yang di pakai untuk menutupi tubuh Silvia. Dan disaat Ludius akan mengangkat Silvia dalam gendongan nya, rupanya ada kawat yang sangat kecil yang menyangkut di rambut Silvia. Dan seketika bom aktif, tidak kurang dari satu menit sebelum bom itu meledak.

"Celaka!!! ".

Secepat yang Ludius bisa dia keluar dari ruang sempit itu, dan berlari keluar dari Gedung. Waktu terus berjalan dalam 30 detik.  Disaat hampir keluar dari Gedung Ludius melihat tim baru datang bersama LongShang.

"Bom telah aktif, jangan ada dari kalian yang masuk! ". Kata Ludius lantang.

Btooom…

Tepat didepan gedung bom meledak dan Ludius yang sedang menggendong Silvia terpental bersama Silvia yang berada dalam dalam pelukannya. Kening Ludius sedikit berdarah, dan beberapa tubuhnya mengalami memar.

"Silvia, Apa kamu terluka Sayang?! ". Tanya Ludius yang hampir kehilangan kesadarannya. Dia yang masih memeluk erat tubuh Silvia tidak melepasnya sedikitpun.

Tidak lama ambulans dan pemadam kebakaran datang untuk memastikan tidak ada korban jiwa dan api yang menyambar.

"Tuan, Apa anda Baik-baik saja?". Tanya suster

"Aku baik-baik saja, jangan pedulikan aku. Cepat bawa Istriku kerumah sakit segera!". Dengan tubuh dan pandangan yang mulai kabur, Ludius melepas Silvia untuk di bawa suster kerumah sakit.

"Apa aku harus membawamu kerumah sakit?!". Tanya LongShang. Dari jauh LongShang datang dan membantu Ludius berdiri. Dia memapah Ludius yang telanjang dada berjalan menuju mobil.

"Tidak perlu, antar aku pulang untuk beristirahat. Beritahu Ibu Yuliana sekarang juga mengenai kondisi Silvia, agar beliau bisa menemaninya disana. Setelah ini katakan pada Kakak Lian untuk segera mengurus kejadian ini agar tidak sampai mencuat ke publik. Bagaimanapun, kejadian ini pasti akan berdampak pada Perusahaan". Ludius menghindari rumah sakit kali ini mungkin untuk menghindari pemberitaan yang dapat membuat kerugian besar di Perusahaan nanti.

LongShang membawa Ludius yang setengah sadar kembali kerumah menggunakan mobil dengan kecepatan tinggi.

'Hari yang benar-benar melelahkan, bisakah aku istirahat sebentar?. Keadaan yang seperti ini, Apakah ini yang disebut Pembalasan dari sebuah dosa dan hukum karma?. Tubuh yang terlanjur kotor dengan darah orang lain ini, mengapa harus Istriku yang menanggungnya?. Apakah ini adil Tuhan.. Jawab aku!! '. Batin Ludius. Kesadaran Ludius menghilang.

***

Dalam beberapa jam Ludius tidak sadarkan diri, dia yang tersadar dari pinsannya perlahan membuka kelopak matanya. Dia terbangun di dalam kamarnya dengan telanjang dada dan kepala yang di perban. Ludius kaget melihat Silvia ada disampingnya dengan senyum simpul menghiasi wajah cantiknya.

"Selamat malam Tuan Mesum, Apakah tidurmu nyenyak?!". Tanya Silvia dengan sedikit penekanan.

Melihat Silvia seagresif itu membuat Ludius tidak berfikir panjang lagi. Dia menarik tangan Silvia hingga jauh keatas tubuh Ludius.

"Sayang, malam ini apakah kamu yang ingin memulai permainannya?". Tanya Ludius dengan senyum jahilnya.

"Kamu ini baru sadar dari pinsan, jadi berhentilah menggodaku ". Kata Silvia malu-malu. Dia menatap wajah Ludius yang hanya berjarak beberapa senti dari pandangannya.

"Bukankah sudah ku bilang, rubah ini tidak akan melepasmu malam ini. Jadi Apakah posisi seperti ini yang kamu inginkan?. Marmutku.. Ternyata kamu agresif juga". Ludius terus menggoda Silvia hingga terlihat jelas perasaan malu diwajahnya

"Ap.. Apa yang Tuan mesum bilang, siapa yang agresif? Bukankah kamu yang menarik ku hingga terjatuh?". Disaat Silvia ingin beranjak dari atas tubuh Ludius, tangan yang menjadi tumpuan untuknya berdiri tidak sengaja terpeleset dan justru membuat Silvia mencium Ludius dengan kedua tangannya memegang dada bidangnya.

'Berinisiatif mencium ku? Sayang.. Kamu agresif juga'. Batin Ludius.