Chapter 115 - 115. Kembali ke Indonesia bag 2

Silvia melepas paksa ciuman dari Ludius.   "Ludius, Apa yang sedang kamu lakukan? Aku sudah berpakaian rapih. Berhentilah menggodaku ". Silvia mencoba lepas dari Ludius.

"Sayang.. Kamu sendiri yang mengatakan jangan memberi bekas yang terlihat oleh orang. Berarti kamu memperbolehkan ku memberi sedikit bekas di tubuhmu. Tapi mengapa sekarang kamu justru marah? ". Ludius yang cukup pandai memberi alasan membuat Silvia tidak bisa meneruskan bicara.

"Tubuhmu terlalu manis untuk di sia-siakan. Sayang, Biarkan aku menikmati sedikit buah yang sedang matang ini. Aku akan melakukannya dengan lembut". Bisik Ludius.

"Pria mesum! Bisakah kamu hentikan ini? ". Sergah Silvia dengan menahan hasrat dihatinya. Dia memalingkan wajahnya dari tatapan maut suaminya.

Perlahan Ludius menarik res sleting dan membuka lengan baju hingga terlihat belahan dadanya. Silvia hanya menutup mata menerima sentuhan Ludius yang membuat hatinya selalu berdebar.

Disaat Ludius hampir memberi tanda di belahan dada Silvia, tiba-tiba pintu terbuka.

"Silvia.. Apakah kamu sudah siap? ". Tanya Ibu Yuliana, dia sontak kaget melihat Silvia sedang bermain dengan Ludius. ibu Yuliana yang tidak tahu Ludius sudah kembali dari kantor membuka pintu kamar Silvia tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Dengan cepat Ludius melangkah mundur dan Silvia memperbaiki Dress nya yang sudah setengah terbuka setelah mendengar suara Ibu Yuliana. Tapi rupanya mereka kalah cepat dengan Ibu yang melihat terlebih dahulu apa yang mereka lakukan.

"Maaf Nak, sepertinya ibu mengganggu kalian. Ibu hanya ingin mengatakan kalau sudah siap sebaiknya bergegas, karena Pesawat sudah menunggu di bandara". Ibu Yuliana langsung keluar dan menutup pintu kembali.

"Huuuft… hampir saja, apakah tadi Ibu melihatnya?. Ini semua gara-gara kamu tahu!. Sudahlah berdebat denganmu tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik kita bergegas, agar tidak menunda waktu keberangkatan ". Silvia melangkah pergi tanpa memperdulikan Ludius.

Belum sempat Silvia melangkahkan kakinya, Ludius menariknya dan memberi ciuman di kening Silvia "Sayang, Love you". Kata Ludius, dia melepas Silvia dan membiarkannya pergi dengan wajah memerah.

Silvia menemui Ibu Yuliana untuk menanyakan semua barang yang perlu di bawa sembari menunggu Ludius yang sedang membersihkan diri.

Setengah jam kemudian, Ludius telah selesai bersiap-siap, dia memakai jas panjang Long Coat abu-abu tua dengan setelan kemeja beserta rompi biru tua dan Dasi abu-abu muda (Visualisasi di cover Novel).  Ludius yang memiliki tubuh tinggi serta tubuh bidang dan perangainya yang terlihat dingin membuat penampilannya terlihat serasi dengan Jas Long Coat.

Silvia yang telah menunggu lama berniat untuk menemui Ludius di kamarnya. Tepat didepan pintu Ludius keluar dan membuat Silvia terpana dengan penampilan Ludius.

'Apa dia suamiku? Mengapa dengan penampilan seperti itu dia terlihat begitu tampan?. Aku akui, pria dengan kedudukan sebagai CEO dan Ketua Mafia sepertinya memang memiliki aura yang berbeda'. Batin Silvia.

"Nyonya Lu, Apakah kamu sedang memikirkan ku? ". Tanya Ludius yang melihat Silvia terus memperhatikannya.

"Eh.. Ah.. Ah.. Iya, kita sudah terlambat. Lebih baik kita segera pergi ke bandara. Ibu sudah berangkat dahulu diantar oleh sopir". Kata Silvia mengalihkan pembicaraan, dia langsung berbalik arah untuk menghindari Ludius.

Tapi sepertinya terlambat, Ludius terlebih dahulu mencekal lengan Silvia hingga membuat Silvia tidak bisa menghindar. Tanpa berkata-kata Ludius menggenggam tangan Silvia keluar dari rumah menuju mobil yang sudah disiapkan. Ludius membukakan pintu dan mempersilahkan Silvia untuk masuk. Ludius masuk kedalam dan menyalakan mesin mobil. Kali ini Ludius memakai mobil sport Ducati Sharon hitam. Mobil melesat dengan kecepatan tinggi menuju bandara.

Setelah Setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di bandara. Disana sudah ada ibu Yuliana, LongShang, WangChu dan beberapa pengawal yang menyambut kedatangan Ludius dan Silvia.

"Silvia, masuklah kedalam pesawat terlebih dahulu bersama ibu. Ada hal yang harus aku bicarakan dengan LongShang". Silvia hanya mengangguk. Dia bersama Ibu Yuliana masuk kedalam pesawat.

"LongShang, bagaimana dengan Sekretaris pengganti yang kamu rekomendasikan? ".

"Ludius, karena aku tidak bisa mencari siapa yang akan menjadi sekretarismu, akhirnya aku memutuskan WangChu yang akan menemanimu ke Indonesia". Kata LongShang

"Ludius, Apa kamu senang akhirnya aku yang akan menemanimu ke Indonesia. Setidaknya kamu tidak seorang diri di Negara Asing". Kata WangChu. Dia memang seorang pria yang sedikit usil, tanpa rasa bersalah WangChu merangkul Ludius.

"Singkirkan tanganmu dari bahuku WangChu. Dengar! Setelah tiba di Indonesia nanti, Buang kebiasaan burukmu bermain wanita. Jika sampai aku mendengar kamu membuat keributan, kamu tahu sendiri apa akibatnya ". Tegas Ludius. Ludius masuk kedalam pesawat di ikuti WangChu.

Pesawat lepas landas.

***

6 jam telah berlalu, petang ini di jam 06.00  pesawat mendarat di bandara internasional Jakarta. Sebelumnya Ludius telah mengontak Julian untuk datang menjemput mereka.  

Tidak lama kemudian, Julian dan beberapa mobil datang, untuk mengantar mereka ke Apartement yang sudah Ludius siapkan. Semua penumpang Pesawat turun, tidak terkecuali Silvia dan Ludius.

"Bibi Yuliana, selamat datang kembali ke Indonesia ". Sambut Julian.

"Julian, kamu antarlah Ibu Yuliana bersama WangChu ke tempat tinggal mereka. Aku akan bersama Silvia menyusul nantinya di belakang".

"Baiklah, mari Bibi.. Aku akan mengantar Bibi ke rumah untuk sementara ". Kata Julian.

Julian membawa pergi Ibu Yuliana dan WangChu, sedangkan orang-orang yang datang bersama Julian membereskan semua barang yang ada di pesawat.

Lain halnya mobil yang sudah di persiapkan untuk Ludius. Dia justru membawa Silvia pergi berkeliling sebelum kembali ke rumah Ibu Yuliana. Dengan cepat Ludius membawa Silvia masuk kedalam mobil untuk berkeliling terlebih dahulu.

"Ludius, kita akan pergi kemana? Ini bukan jalan menuju rumah Ibu? ". Tanya Silvia.

"Menurutmu, aku bisa membawamu kemana? " tanya Ludius balik.

"Terserah! ". Jawab Silvia kesal.

Ludius terus mengemudi hingga tiba di suatu Restaurant di dekat Kota Tua di kawasan Jakarta Pusat. Ludius menghentikan laju mobilnya, dia turun dan membukakan pintu mobil untuk Silvia.

"Ludius, untuk apa kita turun disini? Kita bisa makan di rumah kan? ". Tegur Silvia.

"Sayang, aku hanya ingin mengajakmu makan tapi mengapa kamu cerewet sekali? Apa aku perlu memberi sedikit sentuhan agar kamu diam? ". Kata Ludius jahil.

Silvia tahu arah pembicaraan nya akan berujung kemana, Dia memilih untuk diam. Ludius menggandeng Silvia masuk kedalam Restaurant, dan tanpa sadar Silvia mendengar suara petikan gitar dan suara yang sangat Familiar.

Tak pernah ku ragu dan selalu ku ingat…

Berlinang matamu dan sentuhan hangat…

Ku.. Saat itu takut, mencari makna..

Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada..

Kau datang dan pergi, OH.. Begitu saja..

Semua kuterima apa adanya..

Mata terpejam dan hati menggumam..

Di ruang rindu kita bertemu..

Mendengar petikan gitar dan suara seseorang, Silvia menghentikan langkahnya membuat Ludius heran. Wajah Silvia begitu pucat pasih mendengar setiap lirik yang di mainkan.

"Sayang, mengapa kamu berhenti? Ada apa dengan wajahmu, apa kamu sakit? ". Tanya Ludius.

'Petikan gitar ini.. Suara ini? Jelas sekali dia bukanlah orang asing. Bagaimana bisa? '. Batin Silvia tidak percaya.