Chapter 127 - 127. Pesan dari Longshang

"Tuan Lu, terima kasih atas semua kasih sayang yang telah kamu berikan. Aku tidak akan lagi menyembunyikan Perasaan indah ini darimu ". Silvia memegang tangan Ludius dan menciumnya.

"Dalam sebuah hubungan tidak ada kata terima kasih. Kamu adalah tanggung jawabku, jadi biarkan aku melaksanakan peranku sebagai seorang suami. Kamu istirahatlah baik-baik, besok adalah resepsi Pernikahan kita yang kedua. Sayang.. Aku harus kembali, sepertinya Paman dan Bibi sudah sampai. Jaga dirimu baik-baik. Jika ada yang berani menyakitimu, kamu segera hubungi aku ". Kata Ludius sambil membelai rambut panjang Silvia.

"Tentu Tuan Lu, kkamuterlihat berbeda memakai baju batik itu. Orang yang melihat Tuan Lu memakai baju Batik pasti tidak menyangka bahwa kamu adalah seorang Ketua mafia. Tuan Lu sekarang lebih seperti seorang pria dari jawa tulen. Hehehe ". Tiba-tiba Silvia mencium pipi Ludius. "Sampai jumpa besok Tuan Rubah Tersayang ". Kata Silvia jahil, dia bahkan mengedipkan satu matanya dengan manja.

Melihat sikap Silvia yang seakan sedang memancingnya membuat Ludius tersenyum jahil. "Sayang.. Kamu sengaja menggodaku agar aku tidak pergi ya?. Apakah ciuman selamat datang belum cukup memuaskanmu?. Bagaimana kalau aku tunjukkan beberapa gerakan baru untuk memanjakanmu? ". Ludius menggendong Silvia tiba-tiba dan membaringkannya di kasur. Tatapan liar dan jahil Ludius tunjukkan membuat Silvia salah tingkah.

"Tuan Lu.. A.. Aku tidak faham apa yang kamu bicarakan. Bukankah kamu mengatakan kalau Paman sudah datang?. Kalau begitu lebih baik kamu segera tinggalkan tempat ini dan temui Paman ". Silvia yang melihat tatapan Liar Ludius hanya bisa menelan ludah.

"Sayang.. Mau mengalihkan pembicaraan?. Mengapa kamu masih tidak jujur juga?. Jika kamu meminta maka aku harus siap melayanimu, lagi pula hanya beberapa gerakan juga tidak akan menguras tenagaku ". Kata Ludius, dia semakin mendekatkan dirinya ke wajah Silvia yang tegang.

'Selamat Silvia, kamu berani menggoda suamimu di saat yang tidak tepat. Bagaimana kalau dia tidak melepasmu malam ini? '. Batin Silvia. Wajah Silvia semakin memerah, perasaannya pun masih berdebar dengan setiap perlakuan Ludius terhadapnya.

Ludius semakin mendekatkan dirinya pada Silvia, dia membalas ciuman Silvia. Tapi mengingat dia harus menyelesaikan drama didepan Keluarga Inti membuatnya berjalan mundur. "Sayang, sepertinya aku tidak bisa memuaskanmu malam ini. Setelah hal ini selesai, aku akan menjemputmu sekali lagi sebagai Nyonya Lu. See You Babe.. ". Ludius keluar melewati jendela dan melompat ke tembok yang bisa menjadi pijakan ke bawah.

"Ludius..! Pria itu tiba-tiba datang dan pergi begitu saja. Benar-benar sifat dari Ludius ". Gumam Silvia mendengus kesal.

***

Ludius dengan mengendap-endap keluar dari Kediaman inti dengan melewati pagar samping rumah seperti pertama kali masuk. Setelah dia keluar, Mobil paman dan Bibi datang bersama mobil yang lain. Ludius segera kembali kemobil dan membawanya mendekat ke kediaman Al Farezi.

Didepan Kediaman Al Farezi, satpam membukakan pagar pintu dan mempersilahkan 3 mobil untuk masuk. Ada 3 mobil yang datang dan dari masing-masing mereka adalah Paman dengan Bibi, serta Wangchu. Mereka turun dan mobil Ludius mengikuti di belakang.

Ludius turun dari mobil dan mengikuti mereka kedepan pintu utama.

"Paman Bibi.. Terima kasih sudah datang mewakili saya bertemu dengan Keluarga AlFarezi. Dan Wangchu, dimana gadismu?". Tanya Ludius yang melihat Wangchu datang sendiri.

"Dia tidak bisa menemaniku, yah.. Tidak penting juga aku membawanya ".

Dari dalam ada yang membukakan pintu, terlihat semua sudahh berubah menjadi tempat untuk pertemuan dua Keluarga. Ludius beserta yamg lain di persilahkan masuk. Sejenak Ludius mengamati hal yang begitu hangat, Pemandangan yang langka dan berharap itu bukanlah sebuah drama.

"Mari silahkan masuk.. ". Sapa Nyonya Susan.

Semua duduk ditempat yang sudah disediakan, Ludius duduk di samping Paman Zhuan dan mulai membicarakan Niat kedatangan mereka. Dia saat Paman Zhuan berbicara dengan Pihak dari Keluarga Al Farezi, Ludius justru lebih banyak diam dan menikmati Pemandangan yang begitu langka. Tidak ada kawan dan lawan, atau lautan darah yang membentang didepan mata.

Tiba-tiba ponsel Ludius bergetar, Ludius mengambil ponselnya dan terlihat ada pesan dari Longshang.

[ Ludius, aku sebenarnya tidak ingin menggaggumu. Tapi aku mendengar dari mata-mata kita, Rossman Nero sudah menemukan salah satu Profesor yang terlibat dalam Penelitian Senjata Nuklir 25 tahun silam. Cepat atau lambat mereka pasti akan bergerak untuk menuju laboratorium rahasia. Yang aku takutkan adalah jika mereka mendapatkan senjata itu, maka akan ada hal buruk yang terjadi. Dan menurut informasi ada Petinggi dari Inggris yang siap membayar mahal untuk penaklukan sebuah Negara. Dan baru-baru ini ada perebutan kekuasaan di Negara terpencil X yang bersebelahan dengan Negara yang di tempati Sivia. Dan itu juga bersangkutan dengan Jual beli senjata yang baru-baru ini Wangchu bicarakan. Itu saja yang ingin aku sampaikan,, sisanya aku serahkan padamu untuk segera mengambil keputusan. ]

Ludius tercengang, dia tidak menyangka akan secepat ini dia mendapat kabar yang begitu buruk..

'Jika aku tidak hidup dalam lingkaran hitam dan berlumuran darah. Apakah aku bisa memberi sebuah Keluarga besar seperti ini pada Silvia? Aku ingin meninggalkan semuanya, tapi sepertinya itu mustahil. Masih banyak hal yang belum terselesaikan, dan aku tidak tahu kapan itu akan berakhir. Menepatkan Silvia menjadi Istriku, Apakah aku terlalu egois?. Perasaan damai ini, seperti angin sejuk yang terasa sebelum BADAI yang sesungguhnya datang. Demi menunjukkan sisi lain dari Kelurga Inti, kemungkinan besar yang akan aku hadapi kali ini seseorang yang penting bagi Silvia dan berdampak memecah belah Keluarga Inti. Sekali lagi Silvia akan kehilangan Keluarganya karenaku '. Batin Ludius.

Semua anggota dari 2 keluarga saling berbicara dan Ludius hanya terdiam tanpa mengetahui apa yang mereka bicarakan.

"Paman, aku akan keluar untuk mencari udara segar. Maaf karena terus merepotkan Paman ". Kata Ludius.

"Nak.. Apakah kamu merasa gugup? Baiklah..! Lebih baik kamu keluar. Lagi pula acara lamaran ini sudah selesai, dan kami sedang membicarakan hal lain ". Kata Paman Zhuan.

Ludius berjalan keluar menuju halaman depan rumah. Dia berdiri dibawah Pohon rindang menikmati angin yang berhembus menyapanya. Dari arah yang tidak di ketahui tiba-tiba Julian datang dan berdiri disamping Ludius.

"Mengapa kamu berada disini? Apakah Tuan Lu ini tidak tertarik dengan kebudayaan kami? ". Tanya Julian

"Kakak ipar, kamu sendiri mengapa mengikutiku kemari?. Apakah ada hal yang ingin kamu katakan? ".

"Tidak ada, hanya saja wajahmu terlalu dingin untuk tidak mengundang rasa penasaranku. Besok adalah Resepsi Pernikahanmu dengan segala yang ada di Negara ini. Dan entah mengapa angin malam ini terasa begitu tenang, seperti akan ada badai yang datang tidak lama lagi ".

"Kamu merasakannya juga Kakak ipar?. Setelah acara Resepsi Pernikahan besok, mungkin aku akan meninggalkan Silvia disini bersamamu dan kembali ke China untuk waktu yang belum bisa di tentukan untuk mengurus suatu hal. Bagaimanapun, masalah Keluargamu itu juga tanggung jawabku, aku pasti akan menyelesaikannya ".

"Apa kamu sudah gila adik Ipar, apa kamu begitu senang melukai Perasaan Silvia?. Meninggalkannya disini setelah mendapat Pernikahan yang direstui itu sama saja dengan Penghinaan bagi Keluarga kami ".

"Bukankah kamu juga merasakannya,seperti akan ada badai yang datang cepat atau lambat. Aku tidak meninggalkan Silvia, aku hanya menitipkan dirinya padamu. Organisasi Black Emperor sudah bertindak terlalu jauh bahkan setelah aku membunuh Jonathan. Pergerakan mereka sudah sampai negara ini, bahkan mereka sudah memperalat Pamanmu Brahmantya. Ada banyak hal yang terjadi, suatu saat aku pasti akan memberitahukannya padamu ".

'Jika saja aku cara memusnahkan senjata itu, mungkin saja Rossman nero tidak akan mengejarnya, setidaknya aku bisa menyelamatkan 1 negara yang bisa hancur karena senjata itu. Tapi tetap saja, perang itu pasti akan berdampak untuk negara ini juga. Aku harus bergerak secepatnya, ini masalah waktu antara aku yang mempertahankan atau Rossman Nero yang berhasil mendapatkan '.