Chapter 147 - 147. Pagi Yang Liar

Jika posisiku tidak menguntungkan bukan berarti tidak ada jalan keluar. Lagi pula aku belum mendapat kabar dari Wangchu mengenai penyelidikannya di Indonesia. Bukankah kamu hacker terbaik? Bantu aku untuk mendapatkan informasi tertutup dari Serikat FAF..".

"Bayaran apa yang akan aku dapatkan jika aku berhasil mendapatkan apa yang kamu mau?". Tanya Zain balik, dia menyalakan mesin dan memegang kemudi mobil, sesekali dia melihat Ludius yang ada dibelakangnya.

"Haist.. Kamu masih saja perhitungan denganku. Sudah baik aku menerimamu menjadi pengawal Silvia. Mana ada suami yang membiarkan istrinya dengan mantan kekasih hidup saling berdampingan. Lagi pula kamu juga akan menerima semua keterangan tentang Black Emperor.Tidak ada tawar menawar..! Berhentilah bersikap serakah!".

"Hei Tuan Lu, Bukankah kamu sendiri yang serakah? Sudah memiliki anak dari wanita lain masih saja menginginkan Silvia untuk dirimu sendiri. Ingin memiliki ketiganya, bukankah itu yang dinamakan serakah!!. Lebih baik kamu fikirkan kembali keputusan apa yang akan kamu ambil. Jika ingin memberi status pada anak dan wanitamu, aku saat itu juga akan merebut Silvia dari tanganmu. Ingatlah Tuan Lu, wanita manapun tidak akan pernah rela jika harus berbagi cinta sekalipun Silvia diam didepanmu. Ini bukanlah ancaman, aku hanya memperingatkanmu!".

Mobil hampir sampai di Kediaman Lu, Sesekali Zain melihat Ludius dari kaca, Perasaan Zain begitu mendidih mengetahui Silvia bukan satu-satunya wanita dari Ludius. Zain merasa bahwa hidup Silvia akan sangat menderita jika terus berada disisi Ludius.

'Aku benci mengakuinya, tapi semua yang dikatakan Zain benar. Jika Azell benar putraku, keputusan mutlakpun sepertinya tidak akan mengubah pendirian Azell. Mengapa semua yang berhubungan dengan masa lalu datang di saat yang tidak tepat?. Dulu mudah saja, cukup lenyapkan dari muka bumi ini maka selesai sudah. Tapi kali ini.. Apakah hatiku sudah benar-benar melunak?'.

Mansion Ludius.

Setelah perbincangan yang terakhir, mereka akhirnya saling diam hingga mobil tiba di halaman Mansion. Mereka keluar dari mobil dengan Wajah yang terlihat dingin dan memahan emosi.

Di depan Mansion sudah ada Longshang yang menunggu kedatangan mereka. Longshang yang menyadari tatapan dingin dari mereka berdua lebih memilih diam tanpa bertanya apapun.

"Longshang antar Zain menuju tempat tinggalnya, berikan semua keperluan yang dia butuhkan. Aku butuh istirahat! Jika ada kepentingan, kamu bisa melaporkannya besok". Perintah Ludius pada Longshang.

"Baik..! Aku tidak akan mengganggumu dan mengantar Zain ke tempat tinggalnya". Longshang dan Zain pergi menggunakan mobil menuju tempat tinggal sementara Zain.

Sedangkan Ludius sendiri kembali ke kamarnya dengan setengah hati, semua perkataan Zain mengusik pikirannya. 'Ludius..! Kamu sejatinya memang pria kejam dan berdarah dingin, mengapa kamu masih mempermasalahkan tentang Shashuang?. Sedikit kejam seharusnya tidak masalah asal Silvia tidak terluka. Kalau kamu terus bimbang seperti ini, cepat atau lambat Zain akan merebut Silvia dari sisimu!'. Batin Ludius, kedua sisi hati Ludius saling beradu hingga tanpa sadar langkah Ludius telah sampai di depan kamar mereka.

Perlahan Ludius membuka pintu agar tidak mengganggu Silvia, dia berjalan masuk dan melihat Silvia tengah berbaring di ranjang. Ludius melepas jas dan merenggangkan dasi yang melilit lehernya. Dia sengaja berbaring di samping Silvia dan memandang wajah cantiknya yang sedang tertidur. Dengan lembut Ludius menyampirkan rambut yang menutupi wajah Silvia dan mengecup keningnya.

"Sayang.. Aku merasa sudah lama sekali tidak mengganggu dan membuatmu tersipu malu. Terakhir kali aku melihatmu sepertinya kamu sedang marah padaku. Biarlah seperti ini, memelukmu membuatku nyaman". Tanpa sadar Ludius memeluk Silvia hingga tertidur.

Hari berikutnya,

Di pagi hari sinar mentari masuk melewati celah menyilaukan mata Silvia hingga membuatnya membuka maka. Silvia yang sadar disampingnya sudah ada Ludius yang sedang memeluknya sontak berteriak.

"Kyaaa… !!". Teriak Silvia, dia melepas pelukan dan beranjak dari kasur begitu saja setelah menyadari nya.

Ludius mengerutkan kening dan terbangun dengan mood yang tidak bersahabat. Dia bangun dengan menatap Silvia liar. "Sayang.. Sudah selama ini tapi kamu masih saja belum terbiasa. Apakah Istriku ini perlu pelayanan khusus agar terbiasa dengan kehadiran suamimu?". Perlahan Ludius beranjak dari tidurnya dan bersandar di punggung ranjang.

"Tu.. Tuan Lu, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk merusak Mood mu pagi ini. Sungguh, aku hanya kaget tiba-tiba kamu ada disampingku". Jawab Silvia canggung. Dia berdiri di samping ranjang dengan canggung.

Tanpa Silvia sadari, tubuhnya yang masih memakai kimono dengan belahan dada dan kaki jenjang putih mulus terlihat jelas berpadu dengan rambut panjang tergerai telah membangkitkan gairah Ludius.

"Sayang.. Bahkan saat bangun tidur kamu terlihat cantik dan seksi. Kalau sudah seperti ini.. Seharusnya jangan disia-siakan bukan?". Perkataan Ludius yang penuh keliaran di pagi hari membuat Silvia terpojok.

"Tuan Lu.. Bukankah kamu ada urusan di kantor? Sudah lama kamu meninggalkan kantor, apa hari ini kamu juga akan mengambil libur?". Tanya Silvia beralasan.

"Kamu tidak perlu khawatir, dikantor sudah ada Longshang dan Kakak Lian. Sayang.. Kamu sudah memancing suamimu seperti ini, mana bisa aku biarkan kabur. Kemarilah sayang.. Aku ingin menghabiskan pagi ini dirumah bersamamu".

"Huuft.. Tuan Lu, sebenarnya ada apa denganmu. Mengapa sepagi ini kamu tidak mau melepasku?".

Mendengar Silvia membuat banyak alasan, Ludius menarik tangan Silvia hingga tubuh Silvia terjatuh di pelukannya. "Sayang.. Saat suami ingin meminta istrinya untuk menemani, apakah masih butuh alasan?. Melihat kemolekan tubuhmu seperti ini.. Apalagi yang diinginkanku seharusnya kamu lebih faham bukan!". Tanpa aba-aba Ludius mencium bibir Silvia, melumat habis bibirnya. Tangan Ludius perlahan merambah kebagian yang lain.

'Mengapa aku menuruti begitu saja perkataan si Tuan Mesum ini. Arrgh.. Benar-benar memalukan! '. Batin Silvia