Setelah perdebatan hati yang panjang, Ludius akhirnya melepas ciumannya dan membiarkan Silvia pergi dari pelukannya. Namun, bukannya Silvia pergi, dia justru memeluk balik Ludius dan duduk manja diatas pangkuannya.
"Tuan Lu.. Aku ini istri dari Ketua Naga Imperial. Tidak bisakah kamu melatihku agar menjadi lebih kuat. Suatu hari nanti aku ingin berdiri disampingmu bukan di belakangmu, agar aku tahu bagaimana rasa sakit yang selalu kamu rasakan". Kata Silvia, dia masih memeluk Ludius manja.
"Sepagi ini, apa yang kamu katakan Sayang?" Ludius membelai rambut Silvia membalas sikap Silvia yang tiba-tiba berubah manja. "Aku bisa melatihmu jika kamu mau, tapi aku tidak mengizinkanmu untuk tahu rasa sakitku. Biar aku tanggung rasa sakit ini seumur hidup, anggap ini sebagai penebusan rasa bersalahku. Jika kamu memang berniat untuk belajar bela diri, aku akan meminta Zain untuk melatihmu".
Silvia melepas pelukannya begitu saja, tiba-tiba wajah Silvia terlihat jengkel mendengar perkataan Ludius. "Mengapa harus Zain yang melatihku? Apa kamu terlalu sibuk hingga melatih istrimu saja kamu tidak sanggup!". Rengek Silvia, dia memanyunkan bibir merahnya membuat Ludius terkekeh menahan tawa.
"Hehe.. Sayang, baru kali ini aku melihatmu semanja ini. Apa kamu sedang mencoba menarik perhatianku?. Dengar Sayang, kamu dan aku memiliki aliran bela diri yang berbeda. Zain dan kamu satu rumpun, pasti lebih mudah untukmu berlatih. Sedangkan aliranku lebih keras 3x lipat dibandingkan bela diri yang biasanya. Tapi karena Istriku yang meminta, Baiklah.. Aku akan melatihmu setiap malam disini!". Kata Ludius jahil.
Bluuush…
Seketika wajah Silvia memerah, karena merasa malu dengan perkataan Ludius, Silvia menyembunyikan wajahnya di antara dada bidang Ludius.
"Ap.. Apa yang kamu katakan Tuan mesum..!".
"Apalagi kalau bukan untuk memanjakanmu! Kita akan konsultasi pada dokter siang nanti, pasti ada jalan agar impian kita terwujud. Apapun keinginan Istriku, aku pasti akan mewujudkannya".
Drrt.. Drrt..
Ponsel yang berada di atas meja berdering, Ludius ingin mengabaikannya tapi ponsel itu terus berdering beberapa kali.
"Ponselmu terus berdering, sepertinya telefon penting!". Kata Silvia memberitahu.
'Kurang ajar! Siap sepagi ini merusak waktuku bersama Istriku, Apa dia sudah bosan hidup?'. Batin Ludius. Wajah Ludius mengkerut, alisnya menyatu karena menahan jengkel akibat dering ponsel yang mengganggu waktunya bersama Silvia.
Terpaksa Ludius harus menghentikan waktu romantis mereka yang jarang terjadi karena sebuah dering telefon.
[ "Cepat katakan! Jika tidak penting kuhajar kau sekarang juga!".] Kata Ludius kesal.
[ "Maafkan aku Ludius! Dari caramu bicara, sepertinya aku telefon di waktu yang tidak tepat. Ini mengenai penyelidikanku tentang kejadian di Apartement".]
"Sayang ada hal yang harus aku bicarakan, sepertinya kita harus menunda moment inu untuk malam nanti. Kamu mandilah dahulu, baru kita kita akan sarapan bersama". Ludius menggendong Silvia yang berada di pangkuannya dan memindahkannya kesamping.
"Baiklah, kalau mau main rahasia dariku. Lebih baik aku mandi dulu!". Kata Silvia ketus, dia pergi kekamar mandi dengan perasaan jengkel.
Braak..
Silvia membanting pintu kamar mandi dengan keras. Sedangkan Ludius pergi keruang kerja untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Wangchu.
Diruang Kerja,
Diruang Kerja Ludius duduk di depan meja dengan laptop yang menyala untuk melihat apa yang didapatkan Wangchu selama di Indonesia.
["Ludius.. Dari hasil penyelidikan, dua orang yang menyekap Silvia di Apartement dan kasus Zain yang satu ranjang adalah ulah anak buah dari Brahmantya. Kemungkinan mereka di perintahkan Black Emperor untuk membuat celah dari hubunganmu dan dugaan terburuknya adalah Black Emperor dari awal sudah mengincar cincin yang ada di tangan Silvia. Hubungan Brahmantya dengan Black Emperor benar-benar jauh dari perkiraan kita. Fakta lainnya adalah Diam-diam dalam satu tahun ini, Brahmantya telah menjadi salah satu Agen perantara bagi Black Emperor menjual senjata ke berbagai Negara tetangga. Brahmantya bahkan sudah memiliki orang-orang terpercaya untuk membantunya mengawasi setiap pasokan senjata dari Black Emperor. Kemungkinan beberapa orang kepercayaan dari Brahmantya adalah orang dalam pemerintah, sehingga dengan mudahnya Brahmantya mengirim senjata keluar masuk Indonesia. Ini juga menjadi alasan mengapa Brahmantya selalu bisa lepas dari kejaran BIKN Indonesia. Karena dia hanya perantara dan semua barang yang di pasok dari Black Emperor langsung keluar dari kawasan Indonesia".]
["Berarti dengan kata lain, Brahmantya sudah tahu dari awal bahwa aku adalah orang yang harus dia waspadai. Untuk sementara Kamu awasi terus pergerakan Brahmantya, jangan ambil tindakan gegabah karena itu akan berpengaruh kepada Ibu Yuliana. Paman Brahmantya sudah cukup lama menikmati harta yang seharusnya menjadi milik Ibu mertuaku. Jika ada celah ambil kesempatan untuk menangkap basah dia. Sudah saatnya Paman Brahmantya menerima hukuman yang setimpal".]