Chapter 150 - 150. Lithian..!

"Tentu saja Azell boleh ikut, bermain bersama Azell pasti menyenangkan. Karena sudah begini, sepertinya sayang kalau hanya bermain di taman depan. Kalau begitu Azell ingin pergi kemana?". Tanya Silvia menundukkan sedikit badannya memandang Azell.

"Papa.. Azell meminta laptop karena harus mengerjakan beberapa hal. Aku ingin meminta pada Mama tapi tidak berani mengatakannya".

"Azell, kamu meminta Laptop memangnya nanti mau kamu gunakan untuk apa?. Jika digunakan hanya untuk bermain game, Papa tidak akan membelikannya". Tegas Ludius.

"Pa.. Sebenarnya 1 Minggu yang lalu saat aku bersama Mama main ke rumah Kakek Rossman, aku tidak sengaja mendengar percakapan Kakek dengan seseorang. Mereka membahas mengenai sebuah kode yang berisi dokumen penting. Entah mengapa itu membuatku penasaran dan berkeinginan untuk membukanya".

Ludius dan Silvia terkejut seorang anak seumuran Azell peka terhadap situasi di sekitarnya, lebih mengejutkan lagi adalah dia bahkan berkeinginan untuk meretas atau membuka secara paksa isi dokumen yang di lindungi dengan beberapa kode.

'Sebenarnya sejauh mana kecerdasan anak ini sampai berani mengatakan hal yang terbilang tidak masuk akal? Ya Tuhan.. Aku baru menyadari bahwa di dunia ini ternyata masih ada anak yang benar-benar jenius. Tapi disayangkan dia diasuh oleh orang yang salah. Bagaimanapun, aku harus mendidiknya agar kelebihannya tidak di manfaatkan oleh orang lain dan berakibat mengarah ke hal yang salah'. Batin Silvia.

"Azell.. Apa kamu tidak asal bicara, Orang yang kamu anggap Kakek Rossman adalah orang yang sangat jeli. Bagaimana kamu akan mendapatkan dokumen itu?". Tanya Ludius tegas, dia masih tidak percaya apa yang dikatakan Azell.

"Beberapa bulan ini Azell diam-diam mempelajari beberapa buku yang ada di perpustakaan milik Kakek Rossman, tanpa sengaja Azell menemukan cara meretas code tanpa harus membukanya secara paksa. Jadi Papa tidak perlu khawatir aku akan ketahuan oleh Kakek". Jawab Azell polos,dia berkata dengan santainya seperti itu adalah hal mudah baginya.

"Ludius, ini terlalu berbahaya. Lebih baik kamu serahkan urusan ini pada Longshang".

"Tidak Bibi, hanya aku yang bisa meretas code itu. Keamanan dari dokumen itu sangat tinggi, bahkan Hacker terbaik belum tentu bisa membukanya. Aku akan membukanya dengan caraku sendiri, percayalah!".

"Baiklah, anakmu benar-benar terlalu nekad. Kita jangan bahas itu dulu, Bukannya kita mau jalan-jalan, mengapa jadi membahas hal seperti ini?".

"Yey.. Azell jalan-jalan bersama Papa. Ayo Pah.. Kita berangkat sekarang!". Azell berteriak girang. Azell menggandeng Ludius menuju mobil, tapi dia masih enggan menggandeng tangan Silvia bersamanya.

Mobil sudah di persiapkan dan akhirnya mereka pergi bersama menuju Pusat perbelanjaan.

***

Di depan Pusat Perbelanjaan mobil terhenti. Silvia, Ludius dan Azell keluar dan masuk bersama kedalam Mall untuk membeli semua perlengkapan yang Azell butuhkan. Lama Ludius dan Silvia tidak menampakkan diri di depan umum, seketika menyita perhatian publik.

Dari depan Manajer Mall datang bersama beberapa pegawai dan berdiri menyambut kedatangan Mereka.

"Selamat datang Tuan Lu, Saya Manajer Mall disini merasa terhormat karena anda datang berkunjung. Ada yang bisa kami bantu?". Tanya Manajer Mall.

"Temani putraku untuk memilih apa yang dia inginkan!". Perintah Ludius.

Pegawai yang ada di belakang Manajer menghampiri Azell dan menundukkan badan. "Tuan Muda, Apakah Tuan Muda sedang mencari sesuatu?". Tanya pegawai dengan ramah.

"Kakak.. Temani aku berkeliling, aku ingin mencari barang yang ku sukai". Azell memandang Ludius dengan tatapan memelas. "Pa.. Apakah aku boleh berkeliling untuk memilih barang kesukaanku?". Tanya Azell polos.

"Baiklah! Kamu boleh berkeliling sesukamu. Aku akan menunggu disini bersama Silvia. Pergilah bersenang-senang". Jawab Ludius dengan senyum khasnya.

"Papa adalah yang terbaik..!". Azell pergi dengan girang.

Setelah kepergian Azell Ludius menelfon seseorang.

[ "Zain.. Awasi Azell dari jauh. Cari tahu, Apakah ada orang-orang dari Rossman Nero yang juga mengawasinya. Dari sini kita akan tahu seberapa jauh Rossman memperhatikan Azell".]

["Ludius tugasku adalah menjadi pengawal bayangan Silvia bukan Azell. Aku menolak!".]

["Silvia aman bersamaku! Aku tidak menerima penolakan. Cepat kerjakan! Jika kamu sampai melewatkan hal penting karena penolakanmu. Kamu akan tahu apa akibatnya!".]

Tut.. Tut.. Tut..

Ludius mematikan telefonnya. Dia tiba-tiba saja merangkul Silvia dengan tatapan jahilnya.

"Tuan Lu.. Ini di tempat umum, tidak bisakah kamu bersikap sopan sedikit?".

"Apa peduliku, kamu istriku! Aku bebas melakukan apapun padamu walau didepan orang sekalipun!". Jawab Ludius santai. "Ayo Sayang.. Sudah lama akj tidak menemanimu berbelanja".

Semua orang Mall yang melihat menampakkan ekspresi yang berbeda-beda. Dari mereka ada yang iri, kagum, heran bahkan cemburu melihat Ceo Tangshi Grup mau menampakkan diri didepan umum dan mengumbar kemesraan bersama Istrinya.

Silvia yang sadar diperhatikan merasa canggung dan selalu mencoba melepas tangan Ludius yang melingkar di pinggangnya. "Tuan Lu.. Kita sedang di perhatikan banyak orang. Ayolah.. Jangan seperti ini, aku benar-benar tidak nyaman dengan tatapan mereka".

"Jangan pedulikan orang yang melihat! Mereka hanya iri kepadamu karena berhasil memikat hatiku. Lagi pula kalau aku tiba-tiba melepas tanganku sama saja kamu mengiyakan sifat iri mereka, Itu sama saja kamu mengatakan bahwa kamu memang tidak pantas untukku. Jika itu sampai terjadi, aku akan mengambil tindakan tegas pada mereka yang berfikiran omong kosong tentangmu!". Jawab Ludius. Dia masih saja bersikap santai dan berjalan menyusuri Mall tanpa rasa canggung sedikitpun. Sikap Ludius yang Silvia sedikit sadar akan dirinya.

"Baik.. Baik.. Aku tidak akan berfikiran seperti itu asal kamu jangan mengambil tindakan aneh pada orang-orang. Tuan Lu.. Kamu memang sangat berbahaya". Gumam Silvia di akhir perkataanya.

"Sayang, Apa kamu bilang?". Tanya Ludius memperjelas pendengarannya.

"Ah.. He.. He.. Bukan apa-apa".

Ludius dan Silvia akhirnya sampai di depan toko pakaian. "Kamu ingin memilih Pakaian Sayang?". Tawar Ludius.

Belum sempat Silvia menjawab tiba-tiba saja terdengar suara familiar yang memanggil.

"Silvia..!". Panggil seseorang dari arah belakang,

Silvia dan Ludius menoleh, terlihat Lithian dengan penampilan yang berbeda muncul dihadapan mereka.

"Lithian..!".