Chapter 156 - 156. Party hotel Star Night

Seharian Silvia merasa badmood, selain karena kelakuam Hanson dan Zain yang merusak makan siangnya, juga di sebabkan karena Ludius tidak menghubunginya sama sekali. Setelah seharian jalan-jalan keliling kota, Silvia akhirnya kembali ke mansion.

"Ludius.. Seharian kamu pergi dan tidak memberi kabar sama sekali. Apa kamu tahu sikapmu yang seperti ini membuatku cemas. Awas saja kalu kamu tiba-tiba pulang! Aku tidak akan membukakan pintu untukmu!". Gerutu Silvia.

Malam telah beranjak, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 petang. Untuk menghilangkan badmood yang menyelimuti perasaannya Silvia memutuskan mandi untuk menyegarkan fikirannya. Disaat Silvia baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut, Bibi Yun mendatangi kamar Silvia.

Tok.. Tok..

"Nyonya bolehkah saya masuk?". Tanya Bibi Yun yang berada di luar pintu.

"Silahkan masuk Bi, pintu tidak di kunci".

Bibi Yun masuk dengan membawa sebuah bingkisan dan meletakkannya di meja. "Nyonya, saya mendapat pesan dari Tuan Lu. Nyonya di minta untuk bersiap-siap dan mengenakan Dress yang Tuan persiapkan. 1 jam lagi Tuan akan menjemput Nyonya untuk menghadiri Party Perusahaan di Hotel Star Night".

"Bi.. Terima kasih sudah memberitahu, Bibi boleh keluar. Ohya, karena Tuan Lu akan membawaku keluar, Bibi tidak perlu mempersiapkan makan malam".

"Baik Nyonya". Bibi Yun keluar dari kamar Silvia. Setelah Bibi Yun keluar, secepat kilat Silvia mengambil Dress yang di persiapkan Ludius untuknya.

Senyum Silvia merekah melihat pemberian Ludius. Sebuah Dress biru laut favoritnya dengan taburan berlian di bagian bawah Dress. Terlihat sederhana namun tidak meninggalkan kesan anggun dan elegan. "Suamiku ini memang paling mengerti selera wanita. Sepertinya ucapanku untuk menguncinya di luar aku tarik kembali. Karena sudah begini, aku harus berpenampilan sesuai keinginan suamiku". Kata Silvia manja.

Silvia memakai Dressnya dan mulai me make up diri. Setelah selesai merias diri, Silvia bermetamorfosis menjadi wanita elegan yang terlihat anggun dan menawan.

Drrt.. Drrt..

Dering pesan masuk dari Ludius, segera Silvia membuka pesannya.

[Sayang, kamu yang hanya memakai handuk tidakkah itu memancing hasrat orang yang melihatnya?. Tapi setelah di fikir kembali ternyata kamu memang cocok memakai Dress Biru laut, Kamu terlihat begitu cantik dan menawan. Sayang sekali kamu tidak ada disampingku, kalau tidak.. Aku tidak akan menyia-nyiakan kecantikanmu dan menciummu saat ini juga. Tunggu aku setengah jam lagi, dan kita akan pergi bersama. See you Babe..]

Dengan cepat Silvia membalas pesan suaminya.

[ Suamiku.. Bukankah kamu sudah keterlaluan!! Bahkan kamu berani mengintip disaat istrimu hanya memakai handuk!. Apakah begitu menyenangkan memata-mataiku setiap saat?. Bukankah itu curang! Kamu bahkan tidak memberiku kabar hari ini. Sudahlah, Lupakan!! Bye.. ]

"Ludius, kamu keterlaluan! Bisa-bisanya kamar pribadipun kamu pasang CCTV. Apa begitu menyenangkan mengintip istrimu yang baru saja mandi dan hanya memakai handuk untuk menutupi diri". Gerutu Silvia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30, dari luar terdengar suara mobil berhenti. Tidak lama Ludius masuk kedalam dan menjemput Silvia yang masih berada di dalam kamar.

Tok.. Tok.. Tok..

"Sayang, apa kamu sudah siap?". Tanya Ludius, dia membuka pintu dan melihat Silvia yang baru saja selesai dengan persiapannya.

"Sayang.. Mengapa setelah melihat kecantikanmu aku merasa enggan untuk pergi?. Kamu yang seperti ini terlalu cantik dan menawan untuk di perlihatkan pada orang lain". Perlahan Ludius mendekap Silvia dan mencium harum tubuhnya.

"Suamiku.. Kamu mengatakan ini karena tidak sedang mengejekku bukan?. Party ini adalah untuk menyambutmu kembali ke Perusahaan, kalau kamu tidak hadir bukankah itu akan membuat mereka kecewa?".

"Baiklah.. Beri aku 1 ciuman, lalu kita akan berangkat". Kata Ludius jahil.

Secepat kilat Ludius menarik punggung Silvia, tanpa aba-aba Ludius mencium dan melumat habis bibir merah Silvia. Sejenak suasana menjadi hening hingga detak jantung setiap dari mereka terdengar satu sama lain.

"Huft.. Huft.." nafas Silvia terengah-engah. "Cukup sampai disini. Jangan diteruskan lago atau kita tidak akan sampai di tempat tepat waktu". Silvia keluar kamar terlebih dahulu untuk menutupi rasa malunya.

Sedangkan Ludius hanya bisa tersenyum jahil melihat tingkah dan keimutan istrinya yang malu-malu didepannya. "Malam ini aku pasti tidak akan melepaskanmu Sayang..".

Silvia dan Ludius pergi bersama menggunakan mobil Bucati Sharon menuju Hotel Star Night. Meski Silvia masih merasa canggung karena mengingat kejadian sebelumnya. Silvia hanya bisa terdiam sambil menyembunyikan wajahnya dari Ludius.

???? Hotel Star Night

Setibanya di hotel Star Night, rupanya sebagian besar tamu sudah datang dan memenuhi ruangan. Mobil terhenti didepan pintu. Ludius keluar dan membukakan pintu untuk Silvia. Dengan gagahnya Ludius mengulurkan tangan dan menggandeng Silvia masuk kedalam Pesta.

Pertama kali orang yang menyambut kedatangan mereka adalah Bryan didampingi oleh Lingling.

"Tuan Bryan, maaf aku telat dan justru membuatmu harus menyambut tamu yang hadir. Ohya bagaimana dengan Direktur Qin, apakah dia bisa hadir di acara malam ini?".

"Tuan Lu, baru saja Longshang memberitahuku kalau Direktur Qin sebentar lagi akan tiba. Ohya Lingling.. Lebih baik kamu temani Silvia untuk menyambut tamu yang lain. Aku masih ada urusan dengan Tuan Lu".

Ludius melepas gandengan tangannya dan mencium kening Silvia, "Sayang, kamu tidak apakan aku tinggal sebentar. Karena akan ada tamu penting dan sedikit membicarakan bisnis. Setelah urusan ini selesai aku akan mencarimu kembali".

"Baiklah, kau boleh pergi dan melakukan apapun sesukamu!". Dengan perasaan kesal Silvia menarik Lingling pergi.

Ludius beserta Bryan dan Longshang menyambut tamu beserta kolega yang hadir di Party. Sedangkan Silvia dan Lingling menuju bagian Dressert untuk mencicipi makanan.

"Silvia, sepertinya nafsu makanmu bertambah. Apakah kamu masih kesal dengan sikap Tuan Lu?".

"Lupakan itu, kita nikmati saja party nya!!". Jawab Silvia ketus. Disaat Silvia mengambil minuman, dia tidak sengaja bertemu seseorang yang di kenalnya.

"Nona Silvia.. Anda juga mendapat undangan dalam Party malam ini?". Sapa seorang pria yang berada di ambang pintu utama yang tidak jauh dari meja Dessert. Pria itu datang menghampiri Silvia yang sedang menikmati Dessert.

"Tuan Daniel, Bagaimana bisa kamu ada disini. Apakah kamu juga salah satu tamu penting Tuan Lu?".

"Benar, Ekhem.. Dunia ini memang sempit. Tidak disangka dapat bertemu untuk yang kedua kalinya".

Silvia dan Daniel Qin berbicara banyak hal hingga Silvia tanpa sadar mendengar sebuah keributan.

"Nona Silvia, sepertinya Party akan segera di mulai. Mari kita lihat ada ribut apa sebenarnya disana! ".

Silvia dan Daniel Qin pergi melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Silvia melewati kerumunan bersama Daniel. Seketika dia terkejut melihat hal yang membuat hatinya terluka.

Prank..

Minuman yang masih berada di tangannya jatuh tanpa Silvia sadari.

"Tuan Lu..!! Bagaimana bisa?". Gumam Silvia.