"Tapi Nyonya.. Saya diperintahkan Tuan agar tidak membiarkan Nyonya melakukan aktifitas yang berat. Kandungan Nyonya masih sangat lemah, bagaimana Saya akan mengatakan pada Tuan kalau Nyonya bekerja seperti ini?". Kata Bibi Yun mengingatkan
"Tidak apa-apa Bi, hanya memasak nasi goreng tidak akan berpengaruh untuk kehamilanku. Bibi terlalu berlebihan". Dengan kondisi tubuh Silvia yang masih lemah, dia memaksakan diri didapur memasak nasi goreng dan camilan lainnya untuk Azell.
Meski bahan makanan khas Indonesia sulit di temui, kemarin saat keliling bersama Lingling Silvia sempat menemukan swalayan yang menjual beberapa bahan dari Indonesia seperti tempe, tahu dan rempah-rempah yang menjadi bahan utama masakan khas daerah di Indonesia.
"Bi, tolong bantu aku goreng bahan ini, ini namanya tempe. Aku sudah membuat bumbunya, tinggal di campur dengan tepung dan digoreng seperti biasa".
"Baik Nyonya, ohya.. Apakah ini makanan khas daerah sana? Sepertinya ini nikmat untuk dijadikan camilan". Bibi Yun menyiapkan tempe yang ada dilemari dan mencairkan tepung dengan bumbu yang Silvia siapkan.
"Benar Bi, kalau orang Indonesia biasa menyajikan tempe dengan sambal kecap untuk dijadikan camilan di pagi hari. Hmm.. Rasanya jadi kangen rumah". Kata Silvia sambil menghaluskan bumbu yang sudah diracik.
'Benar juga, aku sekarang sedang mengandung anak dari Ludius. Tapi, aku belum sempat memberitahu ibu tentang ini. Aku sadar.. kehamilanku ini sangat rentan, tapi bagaimanapun ini adalah anak yang dititipkan Tuhan untukku. Aku akan berjuang agar dia lahir kedunia dengan sehat'. Batin Silvia.
20 menit kemudian, Silvia dan Bibi Yun selesai membuat Nasi goreng beserta camilan tempe goreng hangat.
"Bi.. Bantu aku bawa makanan ini keruang tamu. Azell begitu serius dengan yang dia kerjakan, dia pasti belum sempat memakan apapun".
Silvia dan Bibi Yun membawa makanan yang sudah matang keruang tamu. Disana Azell masih terdiam dengan serius memandangi laptop yang ada didepannya.
"Azell, Bibi membuatkan Nasi Goreng yang selalu Papamu masakanan untukku. Kamu sarapan dulu yah.. Bibi juga membuatkan camilan khas yang Azell belum pernah melihatnya, Bibi harap Azell suka". Kata Silvia dengan lemah lembut, dia menaruh makanan yang dia bawa dimeja.
Mencium wangi masakanan, Azell mengalihkan pandangannya kearah makanan yang Silvia bawa. Sesaat Azell tergiur dengan semua makanan yang ada dimeja. Dia terdiam cukup lama memandang masakan yang begitu menggiurkan.
Melihat reaksi Azell yang malu-malu mau, Silvia terkekeh. Dia tersenyum melihat tingkah Azell yang menjaga gengsinya.
"Azell, Bibi tahu kamu sedang sibuk, Jadi Bibi tidak akan mengganggumu. Tapi izinkan Bibi menyuapimu agar kamu bisa meneruskan apa yang kamu kerjakan".
Silvia mengambil piring dan diisi dengan beberapa sendok nasi goreng, Silvia juga mengambil tempe goreng untuk dijadikan lauk. Dengan kesabaran Silvia menyuapi Azell.
"Ayo Azell, buka mulutnya. A… ". Kata Silvia membujuk.
Meski sempat mengabaikan, akhirnya Azell mau membuka mulut dan menerima suapan dari Silvia. "Nyam.. Nyam.. Bibi, masakan Bibi boleh juga. Dan camilan aneh yang Bibi buat juga terasa nikmat". Azell tertegung melihat kesungguhan Silvia dalam memberikan sesuap nasi untuknya. "Bi.. Sebenarnya baru kali ini aku merasa di perhatikan layaknya anak. Mama selalu bersikap acuh dan membiarkan aku melakukannya sendiri. Tidak kusangka, aku benar-benar menginginkan hal sekecil ini". Ungkap Azell.
Silvia memandang Azell dengan lembut, dia membelai wajah Azell dengan senyuman. "Azell.. Bibi disini akan selalu ada untuk Azell, meski Azell membenci Bibi sekalipun. Kamu tetaplah putra dari Ludius, Bibi pasti akan selalu menjaga dan menyayangi Azell seperti putra Bibi sendiri. Jadi, Azell tidak perlu memikirkan hal itu dan tetaplah jadi Azell yang periang".
Drrt.. Drrt..
Disaat Silvia sedang menyuapi Azell, terdengar getar dering dari saku Silvia.
[Sayang, Aku senang kamu mau bersabar dengan sikap Azell. Pasti tidak mudah untuk melunakkan hatinya yang begitu keras. Tapi walau begitu, kamu harus ingat kamu sedang mengandung. Aku tidak mengizinkan kamu untuk melakukan hal yang merepotkan seperti itu lagi.]
[ Tuan Lu, kamu terlalu berlebihan, aku hanya membuat makanan untuk Azell. Dia seperti ini juga karenamu! Kamu yang tidak bertanggung jawab dan menelantarkan Azell selama ini membuatnya memiliki sifat keras seperti ini. Wajar dia sangat membenciku yang hadir diantara kalian. ]
[Sayang, jangan katakan itu lagi. Kamu adalah istriku, entah itu sekarang atau dimasa yang akan datang. Mempunyai anak dengan wanita lain dan menelantarkannya itu adalah kesalahanku, kamu tidak perlu untuk menanggungnya. Sore nanti aku akan menjemputmu untuk cek kandungan dirumah sakit. See you next time babe.. ]
"Apa yang dikatakan Papaku padamu Bi?. Papa sepertinya sangat mengkhawatirkan Bibi, sampai-sampai setiap sudut rumah terdapat CCTV. Seharusnya Papa tahu aku disini". Ungkap Azell yang masih menikmati makanannya.
"Azell, kamu masih kecil tapi penglihatan dan pemikiranmu sangat jeli". Silvia memandang kearah Laptop, penasaran dengan apa yang sedang Azell lakukan. Dia tercengang melihat Azell tengah meretas keamanan Perusahaan Nero dengan begitu santainya.
"Azell.. Apa kamu sedang mencoba meretas Dokumen milik Perusahaan Nero?". Tanya Silvia hati-hati
"Benar, jadi aku harap Bibi tidak menggangguku. Pertahanan Keamanan Nero Grup sangat tinggi, jika aku salah sedikit saja maka aku akan tertangkap oleh Kakek Nero". Jawab Azell.. Dia mulai serius dengan Laptopnya. Begitu kritis dan tajam hingga sulit untuk orang lain mengganggu saat Azell sedang berkonsentrasi.
Silvia yang memperhatikan memikirkan bagaimana cara untuk membantu Azell. Keamanan dari Nero Grup sangat tinggi, dan itu pasti sulit bagi Azell untuk menembus pertahanannya. Akhirnya Silvia mengirim pesan pada Ludius mengenai hal ini.
[ Tuan Lu, putramu tengah menembus pertahanan keamanan Nero grup untuk mencuri dokumen penting yang dia bicarakan waktu itu. Keamanan dari Nero Grup sangatlah tinggi, aku harap kamu mau membantu Azell. Aku takut saat dia melakukannya, pihak Nero akan menyerang balik dan menyebabkan Azell tertangkap. ]
[ Sayang, terima kasih kamu sudah memberitahu. Aku akan meminta Longshang untuk menyerang Nero secara bersamaan agar dia tidak bisa melacak alamat IP dari Azell. ]
Ketika Azell sedang berkonsentrasi dengan Laptopnya, dia tiba-tiba tersenyum.
"Bibi.. Aku berhasil menembus pertahanan Kakek Nero. Dia benar-benar memiliki pertahanan yang baik. Tapi sedikit lagi aku akan mendapatkan dokumen itu". Kata Azell tanpa mengalihkan pandangannya.
Azell terlihat berbeda saat sedang serius, seperti melihat Ludius versi kecil. Azell saat ini sedang bertempur melawan keamanan Nero Grup. Silvia yang hanya memperhatikan merasa bahwa jarak mereka memang cukup jauh.
"Bibi.. Aku berhasil mendapatkannya!". Teriak Azell girang, dia membuka file dan memperlihatkannya pada Silvia. "Bibi.. Lihatlah dokumen ini".
Silvia melihat dokumen dengan seksama, dia kembali dikejutkan dengan hal yang melukai hatinya.
"Dokumen ini.. Rossman Nero, dia....."