Chapter 171 - 171. Hasil dari rapat dengan Dewan Direksi

"Mbak Silvia jangan asal bicara deh, sekarang aku mau fokus sama kuliah dulu. Lagi pula sekarang ada Mbak Silvia yang sama-sama dari Indonesia, jadi ada teman ngobrol".

"Baiklah.. Ohya Kak Julian mau sampai kapan kakak berada di China?".

"Karena ada urusan bisnis mungkin aku akan berada di China selama seminggu ini. Silvia, aku dengar Zain ada disini menjadi penjagamu. Apakah itu benar?".

"Panjang ceritanya Kak Kapan-kapan aku ceritakan, yang jelas Ludius yang membawanya kemari. Bagaimana keadaan ibu dan Keluarga besar Alfarezi?. Aku harap keluarga besar tidak tercerai-berai setelah Kejadian itu". Kata Silvia dengan sedikit rasa bersalah.

Silvia selalu berfikir apakah bisa menegakkan kebenaran tanpa harus melukai?.

Akan selalu ada luka dan penyesalan di setiap keputusan yang di ambil. Inikah yang dinamakan permainan hidup?

"Kamu tidak perlu merasa bersalah Silvia, Ibumu baik-baik saja di Indonesia. Demi menghindari perpecahan keluarga inti, Ibu Yuliana lebih memilih kembali menjadi guru dan menyerahkan hak 50% atas Perusahaan pada Keluarga untuk di kelola. Sedangkan Paman Brahmantya, sepertinya Ludius telah mengambil tindakan. Paman Brahmantya dibawa ke Markas SSIA untuk di Interogasi".

Nadia yang melihat gurat penyesalan dan rasa bersalah memeluk Silvia. "Mbak Silvia, apa yang Mbak lakukan sudah benar. Setiap keputusan pasti ada penyesalan dan resiko yang harus di tanggung. Tapi inilah hidup, setidaknya keputusan yang Mbak Silvia ambil mengurangi dampak sebuah kesalahan di masa depan".

"Putri Nadia, maafkan atas kejadian yang terjadi. Aku harap masalah Keluarga Alfarezi tidak berdampak pada Keluarga Hadiningrat. Bagaimanapun, Keluarga Bangsawan akan terus di incar kesalahannya untuk menurunkan statusnya".

"Jangan terlalu difikirkan, Mas Cakra sudah mengatasinya sebelum aku datang ke China. Ini sudah hampir siang, Mbak Nabila lebih baik istirahat untuk menjaga kondisi Mbak yang sedang mengandung. Aku harus kembali ke kampus sekarang". Nadia membantu Silvia kembali ke tempat tidur.

"Silvia.. Aku juga ada keperluan, jadi harus kembali. Jaga dirimu baik-baik adik kecil". Julian menghampiri Nadia dan menggandeng tangannya.

"Berhati-hatilah kalian". Gumam Silvia, dia hanya tersenyum mengantar Nadia dan Julian keluar dari ruangannya.

***

Kantor Perusahaan Tangshi Group.

Diruang Direktur Utama Ludius sedang membaca beberapa berkas ditemani Lianlian. Dia teringat dengan wanita yang kelihatannya menyukai kakaknya.

"Kak, apa kau masih ingat wanita yang bersama Julian?".

"Iya ingat, memangnya ada apa?". Jawab Lianlian datar, seolah tidak pernah terjadi apapun.

"Reaksi pertama Silvia saat melihatnya adalah dia membungkuk padanya dan mengatakan kalau dia adalah seorang Putri yang masih keturunan Raja di daerahnya".

"Lalu apa hubungannya denganku?. Nadia dan Silvia sendiri tidak mengatakan apapun. Nadia hanya mengatakan kalau dia sedang Kuliah di Universitas Jiao Tong".

"Issh.. Pantas kakak selalu jomblo di umurmu yang sudah 33 tahun, hal seperti ini saja kau tidak sadar.

Aku jadi merasa kasihan pada Putri Nadia, dia memilih orang yang sangat tidak PEKA!".

"Hei adik nakal.., Kau sendiri mengapa hanya menjadi pemain tanpa hati sebelum bertemu Silvia?". Tanya Lianlian balik,

Pertanyaan Lianlian seakan menusuk kedalam harga diri Ludius, membuat Ludius tidak bisa membalas perkataannya.

"Apakah diam-diam Kakak menyukai seseorang?". Seketika Ludius tersadar dengan arti perkataan Kakaknya.

"Aku bukanlah kau! Yang menerima begitu saja semua wanita meski hanya untuk koleksi".

JLEEB..!!

Sekali lagi perkataan Lianlian menurunkan harga diri Ludius dengan perkataan sederhananya.

"Mengoleksi wanita dengan cinta itu berbeda! Cinta tetaplah cinta".

"Sudah cukup basa basinya. Rapat dengan Dewan Direksi akan segera di mulai. Cepat ke ruang rapat segera!". Lianlian mengambil beberapa berkas dan pergi dahulu ke ruang rapat.

Ludius mulai membereskan pekerjaannya dan bersiap untuk mengikuti Kakaknya ke ruang rapat. "Sebenarnya Kakak sangat dewasa dan selalu melihatku seperti adik kecilnya 15 tahun yang lalu. Tapi kadang aku tidak mengerti dengan jalan fikirannya".

Ludius keluar dari ruangannya menuju ruang rapat, di tengah langkahnya dia mendengar beberapa karyawan serta staf sedang membicarakan dirinya. Ludius yang tertarik dengan apa yang mereka bicarakan, menghentikan langkah nya dan mencuri dengar apa yang mereka bicarakan.

[Aku dengar akan ada Pergantian Pemimpin dari Perusahaan Tangshi Grup. Dewan Direksi sudah mulai membicarakannya beberapa hari ini. Dan kandidat yang di bicarakan merupakan salah satu Putra dari Pendahulu dari Perusahaan Tangshi Grup].

Kandidat baru, Putra dari Pendahulu!. Sebenarnya apa yang di fikirkan para pria tua itu?

"Menggunakan kelengahanku sebagai alasan untuk menggeser posisiku? Apa para pria tua itu sudah memikirkan resikonya?".

Ludius melanjutkan langkahnya menuju ruang rapat. Setibanya didepan pintu, Ludius masuk dengan tatapan dinginnya.

"Selamat Pagi para Dewan Direksi yang sudah hadir. Seperti yang sudah di bicarakan bersama, pada Pertemuan rapat kali ini adalah untuk membahas Grafik Perkembangan Perusahaan Tangshi Grup dalam 5 tahun terakhir". Kata Ludius tegas. Seisi ruangan yang menentang Ludius seketika membeku melihat aura kemarahan yang Ludius pancarkan.

Ludius menaruh laptop di meja yang sudah di persiapkan.

"Longshang, apa ada sesuatu yang mencurigakan?". Bisik Ludius.

"Semua masih dalam kendali, tapi aku belum mengetahui pria yang di jadikan kandidat oleh para anggota Dewan".

"Tidak perlu terburu-buru, yang harus kita lakukan sekarang adalah menunjukkan hasil dari kerja keras kita. Biarkan mereka tahu Kekuatan dari Perusahaan Tangshi Grup selama 5 tahun ini".

Longshang yang sudah berada di dalam untuk mengawasi para anggota Dewan Direksi sebelum Ludius tiba mulai membuka Laptop dan mewakili Ludius memperlihatkan Grafik yang sudah di persiapkan.

Ludius maju kebagian layar proyektor yang sudah di tampilkan bagan dari keadaan Perusahaan 5 tahun terakhir.

"Para Dewan Direksi yang saya hormati, seperti yang terlihat di layar proyektor. Ini adalah Grafik dari Keadaan Perusahaan Tangshi Grup. Sebelum saya mengambil alih Perusahaan Huang Grup (Nama Perusahaan Tangshi sebelum di ambil alih). Direktur sebelum ini Paman Huang Xiao Lu telah membuat Perusahaan mengalami kerugian setidaknya 20 triliun. Pada masa itu Perusahaan Keluarga Lu mengalami kemunduran dan keluar dari posisi 5 besar. Saya sebagai Putra dari Ayah saya Tangshi Lu mengambil alih dan mengganti nama dengan nama Ayah saya. Dalam Grafik ini tertulis jelas, Perusahaan mengalami Peningkatan setidaknya 50% dalam 1 dekade. Dan dalam 5 tahun ini Perusahaan telah mempertahankan posisi dalam 5 Perusahaan terbesar".

Ditengah penjelasann yang Ludius sampaikan, salah satu Dewan menyela.

"Tapi Tuan Lu, anda perlu tahu. Dalam beberapa tahun ini anda sering meninggalkan kantor demi urusan pribadi anda. Apakah anda tahu dampak dari hal ini bagi Pegawai khsusunya Perusahaan ini sendiri?".

"Tuan Hongmen, anda adalah salah satu yang tertua sebagai Dewan Direksi di Perusahaan ini. Apakah anda pernah melihat saya membengkalai Pekerjaan saya?. Ingatlah! Saya yang telah mengembalikan posisi Perusahaan keposisi tertinggi. Tidak peduli dengan apa asumsi dan niat kalian, saya dengan mudah menjatuhkan Perusahaan seperti sedia kala. Walau melalui Persidangan sekalipun kalian tidak akan bisa menjatuhkan saya semudah itu!. Sekian dari rapat pagi ini. Jika ada yang ingin disampaikan, Longshang yang akan menggantikan saya untuk menjelaskannya pada kalian. Sekian!!!". Ludius keluar dari ruang rapat dengan keadaan setengah emosi.