Chapter 210 - 210. Bermalam di Mansion Lu

Mansion Ludius Lu

Malam ini di Mansion hanya ada Julian, Shashuang dan Azell. Julian yang baru saja menenangkan Shashuang hingga tertidur keluar dari kamar tamu menuju dapur. Disana sudah ada Bibi Yun yang sedang memasak untuk makan malam.

"Tuan Julian, mengapa Tuan pergi ke dapur? Apakah sedang mencari sesuatu?".

"Sebenarnya aku ingin membuat makan malam untuk semuanya, kebetulan Shushu (Shashuang) juga belum makan sejak tadi siang".

"Syukurlah ada Tuan Julian yang mendukung Nona Shu. Saya hanya merasa kasihan pada Nyonya Silvia, Nyonya selalu mengalah dan mementingkan perasaan orang lain daripada perasaannya sendiri. Nyonya dengan sabar selalu menyambut Nona Shu meski dengan alasan Azell. Saya sendiri sebagai seorang wanita merasa Nyonya Silvia benar-benar wanita yang tabah".

"Apa yang dikatakan Bibi memang benar, adikku dari dulu memang tidak bisa melihat orang lain terluka karenanya, dan karena sikap bodohnya itu dia sendiri yang akhirnya terluka".

'Dan aku sebagai Kakaknya justru tidak bisa melakukan apapun untuk Silvia, mungkin dengan menikahi Shashuang akan merubah sedikit Takdir Silvia menjadi lebih baik. Meski dengan ini aku juga terlihat kejam'. Batin Julian.

Disela perbincangannya dengan Vibi Yun, Julian melihat ada banyak bahan masakan, ia yang sejak dulu hidup mandiri dari orang tua sudah sepantasnya mahir dalam memasak. "Bi.. Tolong siapkan bahan-bahan, biar aku yang masak. Kebetulan melihat banyak sayuran jadi teringat buat pecel lele. Bibi tolong masak Lele nya, biar sisanya aku yang teruskan". Julian mengambil celemek dan menyiapkan bahan-bahan masakan.

"Baik Tuan". Bibi Yun membantu dengan menyiapkan lele yang sudah dibumbui rempah-rempah dan siap digoreng pada minyak yang panas.

Disisi lain Shashuang yang baru terbangun dari tidurnya melihat ke sekeliling, ia teringat kembali kalau dia berada di Mansion Ludius. Karena Mansion terlihat sepi, ia beranjak dari tidurnya dan keluar dari kamar tamu menjelajahi seisi ruangan yang ada. "Aku jadi penasaran, dimana kamar Ludius dengan Silvia? ".

Dengan mata memandang kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya, Shashuang menaiki tangga menuju lantai atas. Setahunya kamar pengantin mereka memang ada diatas. Sesampainya di atas ada beberapa kamar saling bersebelahan. Dengan beraninya Shashuang melihat satu persatu kamar hingga sampai di kamar nomor 3 dari tangga. Dari luar pintu terlihat sebuah foto pernikahan yang berukuran cukup besar di dinding depan ranjang.

"Mengapa kau menjadi milik orang lain Ludius? Apakah kau tidak mengerti bagaimana remuk redamnya hatiku? Aku kira dengan kedatangan buah hati kita, kau akan merubah pemikiranmu. Tapi kau justru tidak memandangku sedikitpun". Gumam Shashuang, ia masuk kedalam kamar yang terlihat besar nan indah dengan aksen jawa dengan beberapa ukiran yang mungkin didatangkan khusus dari pengrajin Indonesia.

Tidak hanya sampai disitu, Shashuang yang terlanjur masuk juga menggeledah meja dan isi lemari berharap mendapatkan sesuatu yang berharga.

"Beberapa dokumen kesehatan Silvia? ". Shashuang yang sedang menggeledah lemari menemukan beberapa dokumen kesehatan Silvia. Tanpa fikir panjang ia membaca seluruhnya dengan cepat, takut jika ada seseorang yang memergokinya.

"Rahim Silvia bermasalah? Dan itu karena peluru yang diarahkan Ludius! Bagaimana bisa.. ". Kata Shashuang terkejut, "Sepertinya banyak hal yang terjadi disaat aku tidak ada. Apakah ini sebuah keberuntungan untukku? ".

Tap Tap Tap

Terdengar langkah kaki mendekati Kamar Silvia, secepatnya Shashuang mengembalikan kembali Dokumen milik Silvia ketempat semula dan keluar dari kamar Silvia. Namun…

"Mama sedang apa dikamar Bibi Silvia? ". Tanya Azell dengan wajah yang masih lesuh, mungkin ia juga sama baru bangun dari tidurnya.

"Azell, apa yang kau lakukan disini Nak? ". Tanya Shashuang balik

"Mama mengalihkan pertanyaanku. Aku hanya baru bangun dari tidur dan ingin mencari Bibi, tapi aku malah melihat Mama disini. Aku tidak tahu apa yang Mama rencanakan, tapi mengendap-endap ke kamar orang lain itu tidak baik". Tegur Azell dengan polosnya.

"Iya sayang, kamu memang terbaik dalam menasehati Mamamu. Ayo kita cari Paman Julian, sepertinya dia sedang di dapur bersama Bibi Yun".

"Uhm.. ". Kata Azell mengiyakan.

Shashuang mengangkat Azell dan menggendongnya menuruni tangga menuju dapur mencari sosok Julian.

Senyum simpul tersungging di bibir merah Shashuang melihat pria seperti Julian memakai celemek, terlihat Julian begitu mahir dalam memasak. "Sepertinya tidak ada ruginya juga kalau aku menikah dengannya". Gumam Shashuang,

"Paman Julian sedang memasak apa? ". Tanya Azell manja, Shashuang menurunkan Azell dari gendongannya membuat Azell berlari kecil pada Julian. Ia dengan polosnya menarik-narik celemek Julian.

"Azell, kau sudah bangun? ". Tanya Julian menoleh ke arah Azell

"Uhm.. Ohya, Bibi Silvia dimana? Apa Bibi sedang pergi? ". Tanya Azell beruntun,

"Bibi Silvia sedang pergi menemui Papamu, mungkin tidak akan kembali sampai hari esok". Masakan yang memang sudah matang Julian matikan kompornya. "Kebetulan Paman memasak banyak makanan, Ayo ajak Mamamu untuk makan malam bersama". Julian melepas celemeknya dan menggantungnya kembali ke tempat semula.

"Bibi Yun. Tolong siapkan dimeja semua masakannya, aku akan ke ruang depan terlebih dahulu dengan Azell".

"Baik Tuan Julian, akan saya siapkan secepatnya". Jawab Bibi Yun yang masih sibuk dengan beberapa piring kotor di wastafel.

"Shashuang, apakah sedari tadi kau berada disitu? ". Tanya Julian yang baru menyadari Shashuang berdiri memperhatikannya.