Chapter 211 - 211. Bermalam di Mansion Lu bag 2

"Uhm.. Tuan Julian, kau begitu pandai memasak. Seorang Direktur muda dan memiliki wajah yang tampan. Tapi mengapa sampai saat ini kau masih belum menikah atau mempunyai kekasih? Bukankah itu aneh". Kata Shashuang secara terang terangan.

JLEB !!!

Perkataan yang menusuk, tapi memang bagi Julian yang sejak dulu memimpikan menjadi bagian dari kehidupan Silvia belum bisa menerima wanita lain meski umurnya menginjak 30 tahun.

"Perkataanmu sungguh menyakitkan Nona Shu, tapi memang aku belum menemukan wanita yang cocok untukku".

"Tuan Julian belum menemukan wanita yang cocok atau memang belum bisa melupakan wanita yang yang menurut hati Tuan cocok?".

"Kau tidak ada hak untuk menebak isi hatiku, setidaknya sampai kita benar-benar mengerti satu sama lain. Kau sendiri masih belum bisa melepas perasaanmu!".

Perkataan Shashuang yang begitu tepat sasaran !, tapi Julian tidak ingin wanita seperti Shashuang menebak isi hatinya. Untuk mengalihkan perhatian Julian menggandeng Azell keluar dari dapur tanpa meneruskan pembicaraan mereka.

Sembari menunggu makanan disajikan, di ruang tamu Julian menemani Azell duduk bersama, memangkunya bagai seorang Ayah yang penyayang. "Azell akan menginjak umur 6 tahun, apakah Mama Azell tidak mendaftarkan Azell ke sekolah? ". Tanya Julian,

"Mama tidak mengizinkan, katanya Azell tidak bisa bergaul dengan teman sebaya. Padahal Azell ingin sekali sekolah Paman". Adu Azell pada Julian

Seketika Julian menatap Shashuang seakan meminta penjelasan. "Mengapa kau membatasi masa kanak-kanak Azell? Dia juga anak kecil biasa yang membutuhkan teman ".

"Itu urusanku!, kau tidak perlu ikut campur ". Ujar Shashuang tidak peduli.

Azell turun dari pangkuan Julian, ia berdiri menghadap Julian dengan tatapan memelas.

"Azell tidak perlu khawatir, Paman akan meminta Bibi Silvia dan Papamu untuk menyekolahkanmu di sekolah terbaik. Tapi Azell harus janji ya.. ".

"Janji apa Paman? ",

"Azell harus janji menjadi anak yang baik di sekolah nanti, dan pesan Paman untuk Azell adalah tidak boleh berlebihan dalam menunjukkan kejeniusan Azell pada orang-orang. Belajarlah layaknya mereka belajar. Mengerti.."

"Uhm.. Azell janji akan lakukan apa yang Paman katakan". Azell mengangkat jari kelingkingnya di depan Julian.

Dengan senang hati Julian mengangkat jari kelingkingnya, dan menautkan di jari Azell. Julian menoleh kembali ke arah Shashuang "Jika kau memang tidak berniat membesarkan Azell, aku atau Silvia dengan senang hati akan merawatnya".

"Dia anakku, mana boleh dia hidup dengan wanita lain ". Tolak Shashuang tegas

"Kalau kau masih menganggap dirimu Orang tua, perbaiki sikapmu! Rawat Azell dengan baik".

"Itu urusanku! Kau orang tidak perlu ikut campur".

"Aku bukan orang lain, aku pria yang akan menjadi suamimu". Balas Julian cepat,

"Hnng… ".

Meski begitu sisi lain hatinya yang tak pernah terjamah merasa berdesir. 'Mengapa aku selalu ditempatkan antara perasaan menyesakkan ini? Aku sudah terlanjur hina, tapi perasaan ini… '. Shashuang tidak bisa menggambarkan apa yang ia rasakan saat ini, yang pasti hatinya sedang tidak baik-baik saja".

Dari arah ruang makan Bibi Yun datang memberitahu "Tuan dan Nona Shu, makanan telah disiapkan. Silahkan makan malam terlebih dahulu". Sela Bibi Yun di tengah perang dingin mereka.

"Ayo jagoan, kita makan malam". Ajak Julian tanpa memperdulikan Shashuang,

Di Meja makan sudah tersedia begitu banyak makanan yang sebagian adalah masakan Julian. Aroma khas masakan rumah ala orang Indonesia membuat Azell berlari kecil menyambar kursi duduk yang ada. "Wah.. Paman, apakah ini makanan orang Indonesia? ". Tanya Azell antusias,

"Azell tahu dari mana Paman masak makanan orang Indonesia? ". Tanya Julian balik

"Bibi Silvia sering memasakkan Azell makanan orang Indonesia, rasanya nikmat Paman. Seperti sayur Asem yang kemarin Azell makan. Yummy.. ". Ujar Azell dengan gelagat polosnya

"Nah.. Malam ini Paman masakkan pecel lele, ada sayur sop, daging rendang, masih banyak lagi. Pilihlah mana yang Azell suka. Mungkin lidah kami sudah terbiasa dengan makanan sederhana yang memiliki citarasa khas. Makanya Paman sengaja mengekspor semua bahan masakan dari Indonesia ".

Zain mengambil piring dan memilih sendiri menu masakan yang ingin ia makan. Secara tidak langsung pemandangan ini seperti layaknya keluarga kecil. Namun ada 1 hal yang mengganjal di hati Julian, yaitu tentang perasaan Shashuang dan semua yang dia fikirkan.

'Entah benar atau tidak memilih wanita seperti Shashuang sebagai pendamping hidup, tapi aku akan memperhatikannya mulai dari sekarang'. Batin Julian dengan tatapan matanya sesekali melirik kearah Shashuang.

Drrt.. Drrt..

Terdengar dering dari ponsel Julian yang tergeletak di meja, "Bibi Yun, tolong ambilkan ponsel saya yang tergeletak di meja. Sepertinya ada telefon masuk". Pinta Julian pada Bibi Yun

"Baik Tuan". Segera Bibi Yun mengambil dan memberikannya pada Julian. "Ini Tuan ponsel anda".

Terdapat panggilan masuk dari Silvia, "Ada apa Silvia menelfonku? ". Fikir Julian

[ "Hallo Kak Julian, aku sedang di Rumah Sakit menemani Ludius. Dia sedikit terluka dan sekarang baik-baik saja". ]

["Oh.. Syukurlah kalian baik-baik saja. Aku mungkin akan bermalam di Mansion kalian dengan Shashuang dan Azell. Kau tidak keberatankan Silvia?". ]

["Tidak sama sekali Kak. Nikmati waktu kalian yah.. Aku tidak akan mengganggu. Sampai jumpa".]

TUT.. TUT.. TUT..

Makan malam kali ini berakhir dengan hikmat meski sesekali Shashuang membuang muka pada Julian. "Azell, ajak Ibumu untuk istirahat. Paman masih ada hal yang harus di kerjakan".