Chapter 219 - 219. Surat Undangan dari Kerajaan Hardland

'Istriku ini memang aneh, dia bisa bersikap manja penuh kecemburuan dan bijaksana secara bersamaan. Bagai yin dan yang, yang selalu melekat pada sifatnya'.

Sampai di depan ruang tamu kantor, Ludius dan Silvia masuk dan melihat seorang wanita yang tidak Ludius ketahui sedang duduk tenang sendiri ditemani secangkir teh yang mungkin karyawan suguhkan.

"Maaf telah membuat anda menunggu lama". Sapa Silvia yang datang bersama Ludius masih berdiri diambang pintu masuk dan menghampiri tamu.

Mendengar sapaan wanita yang tengah duduk anggun berdiri dan tersentak melihat Silvia dan Ludius yang terlihat mesra.

"Tuan Lu dan Nyonya, senang bisa berjumpa dengan kalian. Perkenalkan saya Emilia Keirl Hamilton dari Kerajaan Hardland". Sapa si tamu yang ternyata Putri Emilia dengan bahasa Inggris yang lugas dan teratur. Meski Emilia sedikit terpana dengan aura Penguasa yang ada pada diri Ludius, namun secepatnya ia tepis melihat betapa teduhnya wanita yang ada disampingnya.

Mendengar nama Kerajaan Hardland Ludius langsung melihat ke pin lencana anggota Kerajaan yang dipakai Emilia. "Selamat datang Puteri Emilia, saya merasa bangga Putri dari Kerajaan Hardland mau berkunjung ke kantor saya. Perkenalkan dia adalah istri saya, Silvia Zhuan".

"Hallo Putri Emilia, saya Silvia Zhuan. Senang berjumpa dengan anda". Silvia mengulurkan tangannya ramah,

"Saya juga, ini baru pertama kali saya singgah di China". Emilia memperhatikan dengan seksama wanita yang ada didepannya. Begitu ramah, sopan dan memiliki aura wanita hangat yang membuat siapapun yang melihatnya pasti merasa nyaman.

"Mari silahkan duduk". Silvia mempersilahkan Emilia untuk duduk kembali.

"Putri Emilia jauh-jauh dari Kerajaan Hardland secara khusus menemui suami saya adakah hal penting yang ingin disampaikan? ". Tanya Silvia terus terang. Ludius yang mendengar langsung menoleh ke arahnya. Meski ini bisa dibilang sangat lancang mempertanyakan secara terang-terangan pada tamu yang memiliki pangkat tinggi. Tapi Silvia lebih takut kalau tamu tersebut akan mempertanyakan hal yang keluar dari niat semula,

'Huft.. Mengapa setiap datang wanita baru, mereka selalu menunjukkan ketertarikan mereka pada Ludius?! Sayang.. Kau terlalu tampan'. Gerutu Silvia dalam hati,

"Maaf jika kedatanganku menyita waktu anda Nyonya". Emilia mengambil tas yang tergeletak di sampingnya dan mengambil sesuatu yang ada didalamnya. "Tuan dan Nyonya Lu, ini adalah surat yang ditulis tangan sendiri oleh Kakak saya Pangeran Richard. Beliau meminta saya memberikan secara langsung kepada anda". Emilia memberikan surat tersebut pada Ludius.

Ludius menerima amplop dengan cap kerajaan yang menandakan ini adalah surat resmi, ia membuka isi surat rahasia tersebut. 'Meski aku tidak pernah berhubungan dengan Kerajaan Hardland, tapi mengapa Pangeran Richard justru memilih memberikan surat ini padaku? '. Batin Ludius heran,

Salam hangat dari Saya Putra Mahkota Kerajaan Hardland Pangeran Richard Keirl Hamilton. Sebelumnya saya meminta maaf pada Tuan Lu karena tiba-tiba datang memberikan sepucuk surat ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ada banyak hal yang sebenarnya ingin saya sampaikan, ini mengenai anda dan Organisasi Black Emperor dengan Dark Phantom. Saya tidak bisa menjelaskan hal ini melalui surat, tapi izinkan adik saya Emilia untuk menjelaskan keseluruhan masalahnya. Saya selaku Putra Mahkota secara resmi mengundang Tuan Lu menghadiri Jamuan Kerajaan Senin depan. Sekiranya Tuan Lu sudi, saya ucapkan terima kasih.

Tertanda Putra Mahkota Richard Keirl Hamilton, Hardland.

Ludius melipat surat tersebut dan memasukkan kembali kedalam amplop. "Putri Emilia, sepertinya ada hal penting yang ingin anda sampaikan".

"Benar Tuan Lu, saya diberi amanat untuk menceritakan kondisi yang terjadi". Kata Emilia, ia sedikit melirik kearah Silvia, bermaksud untuk jangan sampai ada orang lain yang mendengar.

"Anda tidak perlu sungkan dengan Istri saya, dia dapat dipercaya. Tapi sepertinya disini bukanlah tempat yang nyaman untuk kita membahas hal ini. Bagaimana kalau kita ke restaurant?".

"Apapun yang Tuan Lu katakan saya akan menerimanya dengan senang hati ".

Silvia yang sejak tadi diam memperhatikan mereka berdua berbicara melihat serius wajah Emilia, terdapat bekas luka yang masih baru membuat Silvia penasaran. Ia pun membisikan sesuatu pada suaminya. "Ludius, sepertinya saat dalam perjalanan kemari Putri Emilia mendapat gangguan, dilihat dari bekas lukanya yang masih baru. Apakah mereka sengaja menghambat perjalanan Emilia agar surat ini tidak sampai padamu?! ". Kata Silvia memberi argumen.

Analisa Silvia yang mendekati 90% benar hanya melihat dari bekas luka di kening Emilia membuat Ludius semakin kagum dengan istrinya. 'Setidaknya istriku semakin peka terhadap keadaan sekitar, ini membuatku menjadi tenang jika suatu saat aku harus pergi meninggalkannya'. Batin Ludius,

Mendengar penjelasan istrinya, Ludius mengelus rambut istrinya bagai mengelus peliharaannya yang manis. "Sayang, sejak kapan kamu menjadi sangat pintar? ". Ledek Ludius,

"Sejak menjadi istri dari Ketua Naga Imperial. Ludius.. Kau terlalu memandang rendah istrimu. Hnng…". Kata Silvia merajuk.

"Baiklah, kau memang selalu pintar Sayang. Dasar istri manja.. ". Ludius mensentil kening Silvia,

"Augh.. ". Rintih Silvia dengan tangan kanan mengusap keningnya,

Lain halnya dengan Putri Emilia yang melihat keakraban suami istri didepannya membuatnya merasa iri. Dalam kehidupan Kerajaan tidak ada yang namanya pernikahan karena cinta, yang ada hanya Pernikahan karena kesepakatan politik untuk memperkuat kedudukan.

'Dari dulu aku terlahir memang untuk menjadi alat politik. Seorang Putri yang selamanya hanya akan hidup dalam sangkar. Menyedihkan.. '.