Chapter 241 - 241. Flash Back 7 tahun lalu bag 3

Ludius menutup laptopnya, ia yang memainkan laptop diatas ranjang langsung merebahkan tubuhnya dan membiarkan matanya tertutup untuk sementara.

Disisi lain Wangchu yang mendapat perintah dari Ludius tanpa fikir panjang pergi menuju Markas tersembunyi Naga Imperial yang terdapat di salah satu sudut kota London.

"Wangchu, kau akan pergi kemana? Bukankah kau bilang ingin makan terlebih dahulu? ". Tegur Limzy yang melihat Wangchu kembali dari Ludius mengambil ponsel dan kunci mobilnya,

"Longshang, Linzy kalian makanlah lebih dahulu. Aku ada urusan sebentar! Sampai jumpa.. Oh ya jangan lupa jika kalian datang ke BAR belikan aku red wine yang biasa!! ". Seru Wangchu yang terburu-buru keluar dari Apartemen.

"Ya.. Aku akan mengingatnya.. ". Balas Linzy,

Longshang yang mendengar Linzy mengiyakan begitu saja permintaan Wangchu menghentikannya. "Zy, mengapa kau menjanjikan Wangchu hal itu? Kau tahu sendiri dia adalah penggila wine. Satu botol saja mana cukup! ",

"Longshang, kau anggap aku siapa?! Bukankah aku bagian dari kalian! Hanya beberapa botol red wine untuk party kita itu tidak masalah..",

"Berhentilah berdebat hal yang tidak perlu! Aku ingin beristirahat!! ". Sentak Ludius,

Seketika ruangan hening karena gertakan Ludius. Linzy yang sudah terlanjur datang akhirnya Longshang antarkan kembali ke kediamannya.

Didepan Apartemen Longshang berjalan beriringan dengan Linzy menuju lift untuk kembali ke lantai satu.

"Longshang, sebenarnya selain pekerjaan kalian sebagai seorang Desain pembuatan mobil itu apa? Sepertinya itu sangat rahasia", tanya Linzy penasaran. Karena setiap ia datang Ludius selalu diam seribu bahasa jika Linzy menyinggung tentang pekerjaan lain mereka.

"Itu adalah privasi kami Zy, untuk saat ini aku belum bisa mengatakan apapun padamu. Tapi suatu saat kami akan memberitahu yang sebenarnya".

Tanpa Linzy dan Longshang sadari, langkah mereka telah sampai di parkiran VIP setelah percakapan panjang mereka. Segera mereka menghampiri mobil Lamborghini merah milik Linzy,

"Longshang, ini kuncinya. Hmm.. Maukah kau menemaniku Jalan-jalan sebentar sebelum party di BAR nanti malam? ". Ajak Linzy ragu, ia memberikan kunci mobilnya pada Longshang,

"Ya.. Tentu saja". Longshang membuka pintu depan bagian kiri dan mempersilahkan Linzy untuk masuk.

Setelah Longshang menempati tempat kemudi, ia menyalakan mesin dan membawa mobil melesat keluar dari area Apartemen. "Zy, kau ingin kita pergi kemana? ". Tanya Longshang, sesekali ia melirik ke arah Linzy.

'Jika kau tahu aku adalah pria biadab. Apakah kau masih tetap mencintaiku Zy? '. Pertanyaan itu terlintas begitu saja di fikiran Longshang,

Linzy yang merasa di perhatikan diam-diam tersenyum simpul, wajahnya merona merah bagai tomat yang tengah matang. "Ada apa dengan wajahmu Zy? Apakah kau demam?". Tanya Longshang polos.

Linzy yang mendapat pertanyaan polos Longshang seketika menautkan kedua alisnya kesal. "Sudahlah.. Dasar tidak PEKA..!!". Gerutu Linzy, ia mengalihkan wajahnya membelakangi Longshang.

Longshang semakin bingung dengan arah pembicaraan mereka, tapi ia memang tidak bisa melihat Linzynya marah padanya mencari cara untuk menenangkan perasaan kesalnya. "Zizy, sorry.. Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana kalau kita pergi ke Cafe Peter's?". Bujuk Longshang pada Linzynya yang masih mensungutkan bibirnya.

"Terserah !!".

"Aku anggap kau menerima ajakanku, kita akan ke Peter's Cafe sekarang.. ". Longshang menambah kecepatan mobilnya agar tidak membuang-buang waktu.

Namun ditengah perjalanan mereka, sebuah mobil Mercedes Benz salah satu mobil antik nan mahal memblokade jalan mereka. Secara mendadak Longshang mengerem mobil yang dikemudikannya.

SSSTTTH…

"Longshang, awass..!! ". Teriak Linzy memperingati.

Melihat mobil yang mencegat mereka terlihat familiar, Linzy yang saat itu panik tercengang. Membelalakkan matanya melihat mobil yang ada didepannya.

"Longshang, cepat balik arah.. Ayo cepat Longshang!! ". Linzy terlihat panik, ia menggoyang-goyangkan lengan Longshang dengan mata terus melihat le arah mobil didepannya,

"Kau kenapa Zy? Apa yang kau takutkan? ". Tanya Longshang dengan tenang, ia tak ingin buru-buru menyimpulkan asumsinya.

"Kau mungkin tidak tahu, tapi Ayahku diam-diam menyelidiki tentangmu dan kedua sahabatmu. Mungkin dia saat ini ingin membawaku pergi dari sisimu.. Ayo Longshang.. Kita harus pergi.. ". Linzy terus membujuk Longshang untuk segera balik arah haluan,

'Mungkin memang sudah tiba waktunya untukku bertatap muka dengan Ayahnya Zizy, meski ini lebih cepat dari perkiraan tapi hal ini memang cepat atau lambat pasti akan terjadi'. Longshang menghela nafas panjang.

Ia terdiam beberapa saat tidak menyahut ajakan Linzy, hingga seorang pria paruh baya di ikuti beberapa ajudan datang menghampiri mobil mereka.

"Sudah terlambat untuk lari, apakah kau ingin aku pergi meninggalkan mu selamanya.. ". Kata Linzy dengan raut wajah kesedihan,

"Jangan sedih Zy, hal ini memang tidak bisa dihindari. Cepat atau lambat aku memang harus bertemu dengan Ayahmu. Ayo kita turun.. ".

Longshang dan Linzy turun dari mobil, di tengah lalu lalangnya kendaraan. Mobil yang dikemudi Longshang ia parkiran di samping kiri jalan.

Pria tua paruh baya berdiri tegas menunggu Longshang serta Linzy menghampiri mereka.

"Linzy.. Apa kau tidak ingin mengenalkan pria yang ada disampingmu? ". Tanya pria paruh baya yang sepertinya memang Ayah dari Linzy.

Longshang yang menggenggam erat tangan Linzy datang menghadap pria yang ada di depannya. "Tuan Rushter, saya Longshang memberi salam pada anda.. ". Kata Longshang memperkenalkan diri, ia melepas genggamannya dan menangkupkan tangan kanannya serta setengah menunduk di hadapan orang yang bernama Rushter.

"Aku tahu kau adalah mahasiswa dari Universitas Cambridge yang menawarkan kerjasama dengan Perusahaanku. Tapi aku tidak menyangka kau memiliki hubungan dekat dengan putriku Linzy. Apa tujuanmu sebenarnya?! ".

Pertanyaan serta tuduhan yang Tuan Rushter layangan seketika menohok hati Longshang, perasaan geram yang luar biasa menyelimuti hatinya. Namun ia sadar tengah berhadapan dengan siapa…

"Mengapa kau diam.. Apakah kau takut rahasiamu terbongkar!". Tuduh Tuan Rushter kembali.