Chapter 245 - 245. Kedekatan yang berawal dari salah paham

Diam.. Ludius terdiam cukup lama, memejamkan mata menelusuri ke dalam fikirannya dengan tenang. Berkali-kali menarik dan buang nafas untuk menenangkan fikirannya.

Lebih dari 10 menit Ludius terdiam dan Longshang dengan sabar menunggu Pemimpinnya angkat bicara. Longshang percaya, bahwa Ludius pasti bisa mengatasi hal ini dengan kepala dingin.

"Longshang, secepatnya kita harus rapat dengan seluruh anggota Organisasi. Tidak terkecuali!! ". Perintah Ludius dengan tenang setelah membuka matanya.

"Lalu bagaimana dengan undangan dari Pangeran Richard? Terhitung 6 hari hingga sampai pada Senin depan!",

"Kita akan menghadiri undangannya, aku ingin tahu seberapa banyak Pangeran Richard mengetahui kondisi saat ini",

"Apakah kau tidak berfikir bahwa Pangeran Richard memiliki tujuan lain selain bekerja sama dengan kita? Dia memiliki kekuasaan dan mata-mata yang tidak sedikit. Lalu untuk apa dia meminta bantuanmu yang jelas-jelas tidak sebanding dalam hal kekuatan militer?!".

"Itulah yang akan kita cari tahu bersama. Mengenai sampel obat yang kuberikan padamu, aku ingin kau menemui….", belum selesai Ludius berbicara, Longshang terlebih dahulu menyela

".... Zizy, bukankah itu maksudmu!!", sela Longshang,

"Bagaimana kau tahu? Apakah kau sudah bertemu dengannya?". Sedikit terkejut mendengar Longshang mengetahuinya terlebih dahulu. Tapi itu tidak heran, dia adalah Longshang..

"Ya.. aku bertemu dengannya saat akan menemuimu sebelum ini. Dia masih sama seperti dulu hanya saja.."

".... hanya saja dia lebih berani mengambil keputusan. Dia memilih menjadi anggota WMA menurutku juga karenamu. Longshang, Linzy sudah menyesali akan keputusannya di masa lalu. Apakah kau tidak berfikir untuk memaafkannya?!", Ludius bertanya dengan penuh pertimbangan,

"Kau tahu sendiri, Tuan Rushter tidak bisa kita singgung. Dia memiliki aset dan Perusahaan yang mendunia, Perusahaan Tangshi Grup masih belum cukup kuat melawannya", Longshang memainkan jemarinya menutupi kegusarannya.

"Kita bahas itu nanti, aku tengah menyusup ke Pasar gelap dengan menggunakan alamat IP acak. Namun hasilnya masih nihil… ", kata Ludius yang sedikit kecewa dengan pencariannya kali ini.

"Sepertinya obat itu memang masih simpang siur dan belum di jual bahkan di pasar gelap". Sahut Longshang.

"Longshang, kau dan Wangchu bawalah pasangan kalian masing-masing untuk Party malam nanti di BAR Angel. Kau boleh kembali.. ". Kata Ludius yang masih memainkan keyboardnya.

Sedangkan Longshang sendiri yang sudah memahami petunjuk yang terjadi cabut dari tempatnya.

"Aku harap kau bisa membawa Linzy nanti malam, aku sudah lama tidak mengobrol dengannya!!". Seru Ludius pada Longshang yang sudah berada di ambang pintu utama.

***

-Mansion Zain Malik

Sore ini di Mansion sederhana Zain masih nampak sepi meski telah bertambah 1 orang lagi yang cukup membuat seisi Mansion gaduh. Bagi Zain yang tidak lebih dari sekedar pengawal Silvia rumah memang tidak terlalu penting baginya.

Namun setelah 2 hari terhitung dari kedatangan Emilia, setidaknya rumah Zain kini lebih berwarna. Sedikit gaduh dan membuatnya merasa lebih nyaman.

Sejak kejadian penyerangan siang tadi dan sehabis makan siang di Restoran Garden, Emilia tertidur di dalam mobil dan hasilnya Zain terpaksa membawanya kembali ke Mansionnya.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, Zain yang sedang berada di ruang kerjanya tengah melihat beberapa laporan dari Markas SSIA (State Security Integrity Agency). Seperti yang di laporkan Komandannya tempo hari, Zain di perintahkan untuk segera meninggalkan China dan meneruskan penyelidikan di Inggris. Hanya saja dia masih belum bisa melepas tanggung jawabnya akan Silvia.

"Sebagian besar Negara sedang mengalami tekanan dari pihak lain, tidak terkecuali Indonesia. Pasti ada hal besar yang disiapkan seseorang untuk mengguncangkan Dunia. Aku sudah sebulan lebih mengikuti Silvia dan sebulan pula menutup informasi mengenai hal yang terjadi di Dunia Bawah. Bagaimana aku akan mulai?". Gumam Zain, ia memainkan jarinya mengetuk-ngetuk meja sambil tangan kirinya menyangga kepalanya yag berat.

Tidak la kemudian, terdengar langkah kaki seseorang mendekati ruangannya.

Tap.. Tap.. Tap..

"Zain..!! ". Panggil Emilia dari luar ruangan,

Seketika Zain tersadar dari lamunannya, "Ada apa Emilia?!". Tanya Zain balik

"Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu! Apakah aku boleh masuk?". Tanya Emilia yang asih saja berdiri di luar pintu

'Tidak biasanya Emilia menunggu terlebih dahulu sebelum masuk? Sejak kapan dia jadi tahu sopan santun? '. Batin Zain,

"Masuk saja, pintu tidak dikunci! ". Balas Zain,

Tidak lama Zain berbicara, Emilia melangkah dengan malu-malu kedalam ruang kerjanya. Wajahnya yang polos nan imut nampak jelas terlihat bahwa Emilia baru saja terbangun dari tidurnya,

"Emilia.. Mengapa kau bangun Putri HardLand? ". Tanya Zain yang sekaligus sebuah ledekan,

"Issh.. Kau selalu seperti itu! Aku ini Putri Kerajaan Hardland loh! Kau meledekku awas saja kalau kalau tidak diberi hukuman!!". Protes Emilia, ia melangkah mendekati Zain dengan manja.

Zain yang melihat hal itu sontak saja kaget, Putri dari sebuah kerajaan juga bisa seperti ini?!

Dengan lembutnya Zain menyentil kening Emilia yang menampakkan wajah keimutannya itu. Bayangkan.. Bagaimana hati seorang pria dihadapkan pada wanita polos yang tengah berdiri di depannya itu!! ,

Bohong kalau seorang pria tidak terkesima, apalagi aura dan sisi lain Emilia terlihat kuat seolah wanita yang tampak biasa saja sepertinya memiliki suatu skill yang disembunyikan.

Entah itu hanya perasaan Zain saja, atau memang ia merasakan kalau Emilia bukanlah wanita lemah pada umumnya! Beberapa kali Zain melihat kilatan tatapan mata yang begitu kuat seolah telah di latih sejak dini untuk menghadapi dunia yang sebenarnya.

Emilia yang mendapat sentilan Zain duduk manis disamping kursi Zain. "Apa yang sedang kau fikirkan Zain?" tanya Emilia dengan wajah mulai tampak serius.

"Kau tidak perlu ikut campur urusanku Putri Hardland! Aku tanya, kau ada urusan apa mencari Ludius dan Silvia?". Tanya Zain balik

"Tentu ada hal yang harus dibicarakan! Kau tidak perlu tahu!! ". Balas Emilia dengan perkataan yang sama,

Kening Zain mengerut, seketika ia dibuat jengkel oleh Putri dari Kerajaan Hardland tersebut. Dengan sikap tenang, ia menatap dalam mata Emilia. "Kau masih saja mempermainkanku Emilia! Keluar!". Usir Zain meski dengan perkataan tenangnya, ia terlihat sedikit emosi

"Zain, sebenarnya ada apa denganmu sih.. Dikit-dikit marah tidak jelas dan melampiaskannya padaku! Kau anggap aku apa Zain Malik!! ". Tegas Emilia,

"Jika memang aku tidak jelas, lalu kau di anggap apa! Apa yang kau lakukan di kantor Ludius! Apakah kau tahu, Silvia tengah mengandung Putranya. Bagaimana kalau Silvia salah faham terhadapmu Emilia!". Ujar Zain dengan nadanya yang naik 1 oktaf,

"Kenapa Zain, setiap kau marah tak jelas itu pasti karena Silvia. Apakah kau tidak sadar, sikapmu sama saja mengkhianati dan menusuk dari dalam Tuanmu sendiri! ",