Chapter 253 - 253. Kedatangan Huan Xian dalam Party

Ludius yang tanpa sengaja membuat Silvia marah tiba-tiba mendekapnya dari belakang, membuat Silvia seketika merona merah. "Ludius, apa yang akan kau lakukan? kita sedang di tempat umum!". Bisik Silvia,

"Menenangkan mu sayang, kau marah-marah tentu saja harus aku tenangkan. Lagipula istriku ini memang paling mengerti orang lain, tapi mengapa tidak pernah mengerti suamimu?".

Pertengkaran Silvia dan Ludius mulai kembali, adu mulut yang entah kapan selesainya sudah hal biasa bagi mereka yang ada di sekitarnya.

"Zy.. Katakan! Apa kau pernah menyinggung seseorang?". Tanya Wangchu tegas, membuat Linzy melepas pelukan Longshang.

Linzy menerawang jauh kedepan, mengingat apakah dia pernah memiliki masalah dengan seseorang. "Entahlah, sepertinya aku tidak pernah menyinggung seseorang". Kata Linzy dengan menggelengkan kepalanya.

"Zy, ingatlah statusmu saat ini. Kau adalah seorang Dokter sekaligus ilmuwan jenius yang dikirim Asosiasi Kedokteran Dunia untuk menyelidiki sesuatu. Tentu saja mereka pasti akan bergerak, entah untuk mendapatkanmu atau mencari sesuatu yang ada pada dirimu. Menangkap buruan itu akan lebih mudah bila sudah keluar dari kandangnya. Dan ini adalah saatnya! ". Kata Ludius menerangkan kondisi Linzy saat ini dengan aura dinginnya yang pekat.

Sejenak perasaan gelisah seperti angin berhembus singgah di hati Silvia. Ludius yang sedang memeluknya lagi-lagi mengatakan hal tanpa menggunakan perasaannya. 'Ini sudah kesekian kali aku melihat dan merasakan aura dingin dari Ludius. Dia kadang mengatakan hal tanpa menggunakan perasaannya. Sisi ini aku bahkan belum bisa menyentuhnya'. Tapi perasaan itu mungkin hanya Silvia yang merasakannya,

"Zy, sebelumnya kau ada sesuatu yang menarik perhatian orang lain? Karena jika tidak ada pemicu mereka tidak akan mungkin Mengincarmu". Timpal Wangchu

"Hei, apakah kalian lupa projek HMD 103?". Sela Ludius kembali,

Sejenak para pria terdiam memikirkan perkataan Ludius, sedangkan para wanita yang 50% belum mengerti perbincangan para pria hanya diam mendengarkan.

"Projek menciptakan manusia tempur berbasis kecerdasan buatan atau AI membutuhkan ingatan dan pola fikir manusia yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sebagai bahan percobaan mereka mungkin ingin menggunakan Linzy untuk mengcopy isi fikirannya lalu di salin dalam bentuk data. Ini masih kemungkinan, karena kita tidak tahu apa yang sedang musuh fikirkan". Ujar Ludius.

Suasana terasa kaku membuat Silvia berusaha untuk mencairkan suasana. "Kalian bisa tidak bahas masalah yang tidak di mengerti wanita lain kali saja? Kita disini untuk party bukan! Lagian musuh sudah pergi. Ayo.. Lanjutkan partynya.. ". Sela Silvia,

"Benar, jangan kecewakan wanita-wanita yang sudah berpenampilan cantik. Lanjutkan party nya".

"Putri Nadia, malam ini izinkan aku untuk mengajakmu berkeliling, kau pasti akan menemukan hal menarik nantinya". Ajak Wangchu

"Memangnya Tuan Wangchu ini akan mengajakku pergi kemana?".

"Kesebuah tempat, dan ini RA-HA-SI-A.. ". ujar Wangchu dengan jahilnya.

"Kita juga Linzy..". Longshang tanpa pikir panjang menarik lengam Linzy pergi menuju kerumunan orang-orang yang sedang menikmati pesta.

Tidak lama setelah Longshang dan Wangchu membawa pergi wanita mereka, Senior Bryan datang dengan mengenakan jas texedo silver,"Lingling.. Ayo sayang..". Ajak Senior Bryan pada istrinya untuk ke tengah pesta.

"Silvia, aku harus pergi dengan Bryan. Kau tidak keberatan kan hanya berdua dengan Ludius?".

"Ya.. Tidak masalah. Kalian nikmati saja pestanya".

Senior Bryan menggandeng Lingling memasuki kerumunan di tengah pesta. Sesaat setelah semua pergi Silvia merasa dunia nya kembali tenang. Jus mangganya yang tinggal seperempat gelas pun ia ambil dan meminumnya.

"Ludius.. Mengapa orang berstatus tinggi selalu menjadi incaran banyak kelompok tertentu?". Tanya Silvia tiba-tiba di tengah kediaman mereka.

"Inilah Dunia yang hitam dan penuh dengan kotornya sifat manusia Sayang.. Dimana manusia saling berlomba mencari kedudukan, harta dan kekuasaan. Kelamnya dunia ini lebih pekat kari kabut yang mengotori udara. Inilah mengapa aku selalu takut jika kau terus bersamaku, suatu saat kau akan terperosok jatuh kedalam lubang kelam tanpa ujung".

"Sedalam itu kau memikirkanku suamiku? Tapi ada yang kau lupakan Sayang, seberapa kelam dan hitam pekatnya dunia ini aku masih memikili keyakinanku pada Tuhan dan kamu! Dunia boleh kelam, tapi hati haruslah selalu tenang dan berada di tengah keduanya. Nasib yang membawaku padamu bukanlah tanpa alasan".

Ludius semakin melihat jauh kedalam fikiran istrinya yang sampai saat ini masih sulit ia jamah. Di keramaian BAR Angel, Ludius duduk berdua dengan Silvia dan diam-diam mendekap dari belakang. "Seberapa jauh aku menelusuri isi fikiranmu, tetap saja aku sulit untuk menjamahnya. Tapi pemikiran dan pemahamanmu yang luas tentang hidup ini sampai kapanpun aku tidak pernah bosan mendengar nya".

"Dasar Ketua Mafia! Kau selalu saja merendah suamiku". Silvia membalikkan badannya dan kini kedua mata mereka saling memandang jauh kedalam fikiran masing-masing. "Aku tahu kau juga memiliki jalan pemahamanmu sendiri tentang Dunia. Jika tidak, suamiku tidak akan berdiri tegak melawan Organisasi besar demi menyelamatkan semuanya. Aku selalu mendukungmu suamiku".

Kedua kening mereka saling bertautan dan terdiam cukup lama hingga banyak dari tamu dan staff kantor yang melihat keadaan mereka meresa iri, tersentuh bahkan kagum.

"Suamiku.. Sepertinya kita telah menjadi pusat perhatian. Lebih baik kita sudahi sampai disini". Bisik Silvia, ia melepaskan tautannya pada Ludius dan melihat orang-orang sekeliling yang memperhatikan mereka.

PROK PROK PROK

Tepuk tangan bergemuruh menyeruak keseluruh penjuru BAR Angel. Bagai melihat drama kisah romansa yang menguras emosi, mereka yang melihat terdiam dengan perasaan tersentuh dengan pasangan yang ada di depan mereka.

'Karena sudah terlanjur seperti ini, maka kita lanjutkan saja'. Batin Ludius.

Ia berdiri dengan membantu Silvia ikut berdiri di sampingnya. "Ayo berdiri Sayang, sapa mereka yang sudah datang di party ini". Kata Ludius, tangan kanannya memegang erat tangan kiri Silvia.

Dengan berdiri berdampingan, dan perhatian tamu serta staff tertuju pada mereka Ludius mulai membuka suara. Seketika musik terhenti, dan semua hening menunggu ucapan yang akan Ludius utarakan.

"Selamat malam semua tamu undangan dan staf dari Perusahaan yang senantiasa menikmati party malam ini.. Saya Ludius Lu selaku CEO Tangshi Grup ingin mengucapkan terima kasih atas kedatangan kalian malam ini. Meski beberapa hari terakhir Perusahaan sempat mengalami kemunduran dan masalah. Berkat kalian Tangshi Grup masih bertahan dalam jajaran 5 Perusahaan terbesar di Negara ini". Kata Ludius panjang lebar.

Ditengah riuhnya acara, datang Lianlian membawa seseorang dan menghampiri Ludius. "Ludius.. Maaf aku telat". Sapa Lianlian di ujung pintu BAR,

"Kakak Ipar.. Akhirnya Kakak ipar dayang juga ". Sapa Silvia.

"Wanita mana yang kau bawa Kak? ". Tanya Ludius dengan nada menggodanya, karena ia tahu pasti Kakaknya tidak pernah membawa wanita ke sebuah pesta.