Chapter 255 - 255. Selamat Malam Sayang..!

Mata penuh iri tersebut terus memperhatikan pasangan Silvia dan Ludius ia yang memandang Dari jauh berjalan mendekat mencoba menyapa pasangan bahagia tersebut.

Dengan Dress panjang berwarna merah darah dengan belahan samping bawah hingga terlihat paha yang begitu putih menggoda iman. Tubuh yang sintal dan seksi bak gitar spanyol terekspos jelas dengan mata telanjang. Dengan tangan kanan memegang gelas berisi red wine ia menghampiri Ludius dan Silvia.

"Selamat malam Ludius, terima kasih telah mengadakan party meriah malam ini, aku tidak menyangka Linzy akan mengajakku ke sebuah party yang diadakan olehmu..", sapa wanita tersebut dengan tatapan tertuju pada Silvia.

Sejenak Ludius tersentak begitu melihat wanita yang ada didepannya. Mata tajamnya memandang kelam wanita yang ada di depannya.

"Tidak perlu sungkan, ini adalah party semua orang! ". Balas Ludius dingin,

"Sudah 5 tahun lamanya kau tidak kembali ke London, dan kini kau sudah memiliki seorang istri. Aku benar-benar merindukan masa kuliah dulu". Si wanita bermata iri tersebut meminum wine nya dengan mata masih menatap Silvia.

"Itu hanya masa lalu Queen, kau tidak perlu untuk mengingatnya".

"Yah.. Bagimu itu hanya masa lalu yang datang dan pergi sesuka hati, tapi aku hanya seorang wanita yang terjebak cinta monyet dan belum bisa melupakan. Beruntung sekali Linzy dapat bersama dengan Longshang kembali.. ". Ujar si wanita. Ia mengarahkan perhatiannya pada Silvia dan memberi salam. "Malam.. Saya Queenza Nicol senang berjumpa denganmu Nyonya Lu".

"Hai, saya Silvia Zhuan senang berjumpa dengan anda". Balas Silvia dengan senyuman ramah meski dalam hatinya jengkel mendengarnya memamerkan kebersamaannya dengan Ludius,

"Ohya Ludius, aku ke China tidak hanya ingin basa basi denganmu. Ada salam dari Ayah katanya dia ingin bertemu denganmu setelah terakhir kali kau mengikuti rapat dengan Serikat FAF". Kata Queenza,

"Aku tidak bisa datang ke LA, kecuali selasa depan aku ada kunjungan ke Kerajaan Hardland. Mungkin bisa sekalian untuk menemui Ayahmu di Markas FAF". Ujar Ludius.

"Baiklah, Ayah tidak mempermasalahkan kapan kau datang. Ia hanya ingin bertemu denganmu dan membahas sesuatu". Mata tajam Queenza menatap intens Ludius seakan mengisyaratkan sesuatu. "Hmm.. Pestanya meriah, aku suka.. Dan wine nya juga lumayan. Sering-sering saja kalian mengadakan party seperti ini. Aku akan sering datang, kebetulan aku tinggal di Apartemen bersebelahan dengan Linzy. Kau boleh datang kapan saja". Sambung Queenza. Ia pergi begitu saja setelah bertatap muka dengan senyum licik tercetak jelas di bibirnya.

"Permainan baru saja di MULAI… ".

***

Setelah kepergian Queenza, Silvia sedikit gemetar melihat tatapan mematikan dari bola mata wanita yang terus menatapnya. Kesopanan yang Queenza berikan bahkan mampu membekukan seisi ruangan.

"Sayang, mengapa wajahmu terlihat pucat?". Tanya Ludius, ia menyentuh lembut wajah Silvia yang hangat.

"Ah.. Tidak ada apa-apa, mungkin aku terlalu lelah Ludius". Silvia memegang keningnya yang tiba-tiba terasa pusing. "Apakah dulu kalian berteman baik? ". Tanya Silvia tanpa basa basi

"Apa yang kau tanyakan? Maksudmu Queenza! ". Ludius memperjelas perkataanya.

"Iyalah, siapa lagi memang! ". Sentak Silvia, ia mengelus dada menahan emosi di tengah riuhnya pesta yang masih berlangsung.

"Dia hanya teman biasa".

"Bohong! ". Tepis Silvia dengan cepatnya

"Bagaimana kau tahu aku berbohong Sayang? Dia benar hanya teman.. ". Ujar Ludius meyakinkan istrinya

"Dasar pria tak PEKA! Bagaimana bisa kau di anggap pria ter playboy kalau hanya seperti ini saja kau tidak menyadarinya!. Apakah kau tidak merasa tatapannya begitu mengerikan saat melihatku! Apakah aku pernah bertemu dengannya hingga dia begitu membenciku! ", cerocos Silvia.

"Ini kisah 7 tahun yang lalu, dimana aku masih Kuliah di Universitas Cambridge. Dia salah satu mahasiswi satu angkatan hanya beda Jurusan". Ludius memeluk Silvia kembali. "Ini masih di pesta Sayang, suatu saat pasti aku akan menceritakannya padamu tentang hal ini. Tapi ingat.. Apapun yang pernah terjadi dan yang akan terjadi aku tetap MENCINTAIMU.. ".

"Kau tidak berbohong kan.. Aku sudah banyak mendengar kebohongan sampai aku tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah",

"Kau adalah Silvia Zhu.. Tidak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku! Entah masa lalu, saat ini atau masa depan! Percayalah.. ".

"Dasar bermulut manis.. ".

"Ini sudah jam 10 malam, kau sedang hamil.. Kita pulang OK! ".

"Tapi bagaimana dengan pesta dan tamu yang datang?". Tanya Silvia, ia menengadahkan wajahnya

"Itu hak mereka untuk menghabiskan malam di BAR! Dan pulang untuk istirahat adalah hak mu sebagai seorang istri yang akan menjadi Ibu". Ludius melepas pelukannya lalu mendekap Silvia. "Longshang!! ". Panggil Lufius .

Bagai seoang Ajudan setia, dimanapun Longdhang berada ia akan selalu datang ketika Tuannya memanngilnya. "Ada apa Ludius?". Tanya Longshang begitu namanya di sebut.

"Kau awasi BAR ini, Silvia sudah kelelahan dan aku harus mengantarnya pulang".

"Lalu bagaimana dengan tamunya?".

"Kau wakili aku untuk menemani tamu penting malam ini, kesehatan Silvia adalah yang terpenting. Aku pergi!! ".

-Mansion Lu,

Begitu mobil sampai Silvia tertidur di dalam mobil bahkan sampai tiba didepan Mansion. Suara mesin mobil yanh terdengar membuat Bibi Yun segera membukakan pintu. Dengan lembut Ludius menggendong Silvia keluar dari mobil dan membawanya masuk kedalam Mansion.

"Selamat malam Tuan Lu". Sapa Bibi Yun,

"Bi, siapkan makan malam untuk Nyonya. Dia masih harus meminum obat dari Dokter! ". Perintah Ludius,

"Baik Tuan, akan segera saya siapkan! ".

Ludiua meneruskan langkahnya measuk kedalam dan menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar mereka berada.

Begitu sampai di kamar, Ludius membaringkan Silvia di ranjang. "Tidurlah yang nyenyak Sayang.. Aku akan menyiapkan makanan begitu untuk di makan begitu kau terbangun".

Disaat Ludius akan beranjak pergi, tangan Silvia begitu saja mengapit lengan Ludius dan memeluknya layaknya bantal. "Jangan per_gi.. Uhm.. ".

Ludius duduk kembali, ia melihat wajah teduh Silvia yang tengah tertidur pulas dengan mengapit lengan kanan Ludius. "Sayang.. Apakah kau begitu takut aku pergi dari sisimu, bahkan tidur saja kau masih memikirkanku?".

Rambut panjang Silvia menutupi wajahnya begitu Silvia berbalik arah miring menghadap Ludius. Dengan lembut Ludius menyampirkan rambut yang menutupi wajah teduh dan mengecup keningnya.

"Aku takkan pergi kemanapun Sayang.. Jikalau aku pergi, pasti aku akan membuatmu nyaman dengan hal di sekitarmu dan takkan menangisi kepergianku! ". Ujar Ludius.

Tangan Ludius yang di apit Silvia ia coba lepaskan, perlahan melepas dekapan tangan Silvia yang begitu erat mengapit lengannya. "Selamat malam sayang..". Sekali lagi Ludius mengecup kening Silvia sebelum ia keluar dari kamar.

"Aku secepatnya harus pergi ke Inggris mungkin dalam jangka waktu yang lama, aku harap kau tidak membenciku Sayang.. ".