Chapter 263 - 263. Bertemu pria brengsek di Cafe

Namun bukannya takut, pria itu justru tertawa terbahak-bahak. "Bhahaha… kau mengancamku dengan nama Presdir Lu Ketua dari Naga Imperial". Tangannya masih mencekal Silvia, namun ia mendekatkan wajahnya pada Nadia. "Apa kau fikir aku takut?". Bisik pria tersebut tepat di depan Nadia dengan tatapan beringas.

Lingling yang melihat semua orang diam geram, ia tak bisa membiarkan temannya apalagi Silvia yang sedang hamil dalam masalah. "Kalian!! ". Teriak Lingling dan menunjuk satu persatu orang yang ada di Cafe. "Apakah kalian para laki-laki sampai hati membiarkan pria bejat sepertinya menindas wanita? Dimana hati Nurani kalian!! ". Lingling mengeluarkan semua emosinya.

"Dan Kau!! Lepaskan tanganmu dari sahabatku! ". Ancam Lingling, namun wanita tetaplah wanita.

"Pengawal, cepat tangkap mereka!". Perintah pria brengsek tersebut pada pengawalnya yang rata-rata memiliki pistol dan menunjuk Nadia Lingling sebagai tahanannya.

Para pengawal begitu menerima perintah langsung menangkap Nadia dan Lingling. "Hei lepaskan aku! Apa yang kau lakukan brengsek!! ". Lingling dan Nadia mencoba memberontak namun semua sia-sia.

Orang-orang yang ada di dalam bar semua diam meski mereka melihat keadaan Nadia, Lingling dan Silvia yang tengah berada dalam genggaman pria brengsek.

Bagi mereka berurusan dengan pria brengsek yang ternyata adalah putra dari Tuan Muda dari Keluarga Han adalah sebuah musibah. Dikatakan Tuan Han yang memiliki Perusahaan Han dan orang Tuanya Han Jin Tai yang mendominasi daerah setempat bagai Iblis tak berperasaan, apalagi pada orang yang berani menyinggung mereka.

"Cukup! Apa yang kau inginkan sebenarnya?". Sela Silvia, ia berkata dengan kepala dingin membuat pria beringas tersebut semakin tertarik pada Silvia.

"Aku hanya menginginkanmu dan temanmu!". Katanya sambil menunjuk Nadia. "Apakah kau keberatan ikut denganku? Tenang.. Aku jamin kau takkan kekurangan apapun! ". Senyum licik dan beringat nampak jelas di wajah pria brengsek itu.

"Aku akan ikut denganmu, tapi kau lepaskan kedua temanku! ". Tawar Silvia, ia menatap tegas pria yang mencekal tangannya.

Silvia yang merasa jijik dengan tatapan liar pria itu hanya bisa diam dan mengikuti permainannya. Silvia yang tidak hanya sekali dua kali menghadapi pria brengsek menjadikannya lebih berhati-hati dan menghadapi dengan kepala dingin.

'Memuakkan sekali jika harus dihadapkan dalam situasi seperti ini! Jika saja Zain ikut, kami pasti tidak dalam situasi sulit seperti ini! Tapi.. Ah.. Sudahlah! '. Batin Silvia.

"Ya, aku akan lepaskan kedua temanmu, tapi sebagai gantinya kau takkan bisa kabur dariku! ", tangan kiri pria beringas itu dengan seenaknya menyentuh wajah lembut Silvia dengan senyum liciknya.

"Singkirkan tanganmu dariku! Menjijikkan!!". Umpat Silvia,

"Hahaha… Semakin kau memberontak aku semakin suka! Wajah dan tubuhmu benar-benar menggoda! " ujar pria brengsek itu sambil memandang lekat-lekat wajah Silvia.

"Menjijikan, kalau kau ingin membawaku bawa saja! Tapi ini peringatan terakhir dariku, cepat atau lambat penjaga dari Organisasi Naga Imperial pasti akan datang kemari untuk menangkapmu! Jika saat itu tiba jangan salahkan aku karena tidak memperingatkanmu! ". Tegas Silvia, ia mencoba sebisa mungkin untuk menyembunyikan perasaan takut dan gemetarnya dari pria Han itu.

"Hahaha… Nyalimu cukup besar juga mampu menggertakku! Jangan fikir kau menggertak dengan nama Ketua dari Naga Imperial aku akan takut". Tatap pria Han bringas pada Silvia.

Dengan tenang Silvia membalas tatapan pria Han dengan sama tegasnya. "Katakan! Apa maumu sebenarnya? Mengapa kau repot-repot melakukan hal ini? Jika tujuanmu hanya mencari wanita cantik kau tak mungkin menargetkanku dengan temanku yang kemari! Apa Tujuanmu sebenarnya! ". Tanya Silvia tegas tanpa bergeming meski dalam hatinya ia sudah kehilangan kepercayaan dirinya.

Tangan Silvia yang gemetar coba ia sembunyikan, ia terus bersikap tenang dan tegas demi menyelamatkan Nadia dan Lingling dari tangan mereka.

'Entah benae atau tidak, tapi sepertinya mereka menargetkan ku atau Nadia. Meski Nadia sekalipun aku harus membuatnya berfikir bahwa orang itu adalah aku! ",

"Kau memiliki insting yang cukup tinggi, sepertinya aku cukup merenehkanmu! ".

"Tidak sepenuhnya benar! Menghadapi pria brengsek sepertimu memang tak perlu rasa takut. Cepat lepaskan temanku dari pengawalmu!". Nada bicara Silvia semakin meninggi. Ia tak segan-segan memandang pria Han dengan sadis.

"Pengawal, lepaskan mereka!! " perintah pria Han pada pengawalnya.

"Baik Tuan! ", pengawal tersebut melepas cekalan mereka pada Nadia dan Lingling.

"Lihatlah! Aku sudah melepas kedua temanmu, ikutlah denganku secara baik-baik karena sejujurnya aku tidak suka menyakiti wanita kasar sepertimu! ". Kata pria Han sambil menyentuh helai rambut Silvia.

"Singkirkan tangan kotormu dariku! ". Silvia mengalihkan wajahnya dari sentuhan pria Han.

Ia diam-diam melihat ke arah Linling dan Nadia. "Kalian pergilah! Temui Ludius dan secepatnya untuk kemari". Kata Silvia yang hanya menggunakan mimik mulut agar tidak di ketahui Han.

Lingling dan Nadia sempat ragu meninggalkan Silvia sendiri di tangan pria berengsek Han. Namun Silvia membalas dengan tatapan tegas dan memberi isyarat.

"Pergilah! Aku pasti akan baik-baik saja! ". Kata Silvia pada Lingling dan Nadia yang masih dengan tanpa suara dan hanya menggunakan mimik wajah.

Suasana semakin tidak terkendali, hawa dingin membunuh semakin pekat. Yang di takutkan Silvia bukan tentang ia akan dibawa pergi kemana, tapi lebih kepada orang-orang yang ada di Cafe. 'Jangan sampai jatuh korban.. Apa yang harus aku lakukan!'.

Lingling masih belum bisa pergi tanpa pemicu atau keributan. Namun beberapa saat, tiba-tiba orang yang ada di dalam Cafe membuat keributan hingga mengundang amarah Han.

BANG.. BANG..

Salah satu pistol pengawal Han di tembakkan ke atas sebagai peringatan orang-orang yang ada di dalam Cafe, namun karena hal itu timbul keributan dan keriuhan. Orang-orang tunggang langgang berhamburan keluar dari Cafe.

"Ini waktu yang tepat! Kalian pergilah!". Perintah Silvia pada kedua temannya dengan mimik mulut.

Sempat terjadi perdebatan antara Nadia dan Lingling tentang mereka yang melarikan diri berdua, namun mereka akhirnya pergi juga.

'Aku harap kalian selamat dan cepat memanggil Ludius kemari! '. Batin Silvia. Sebenarnya ia sudah sangat lelah namun sekarang bukan waktunya untuk tumbang.

Dalam sekejap suasana Cafe sepi, semua orang pergi kecuali pegawai beberapa orang yang mungkin justru ingin melihat hal yang mereka anggap pertunjukkan lihatnya. Tatapan mata yang sangat mengerikan terpancar dari sorot matanya. Seolah ingin menelan hidup-hidup orang yang di tatapnya.

"Bawa dia! Jangan sampai kabur. Kita harus kembali!". Katanya, dengan mudahnya dia melempar Silvia pada pengawalnya.

"Auugh… ". Rintih Silvia, spontan ia memegang perutnya berharap janinnya baik-baik saja.

Silvia akhirnya ada di tangan pengawal, disaat mereka akan membawa Silvia keluar dari Cafe, tiba-tiba seorang Pria yang Silvia kenal dengan beberapa pria berjas hitam ada di belakangnya mencegat Han

"Berhenti…!".