Chapter 264 - 264. Terjebak pertarungan

Seorang pria yang Silvia kenal hangat kini pria tersebut datang dengan tatapan tajam nan dingin menusuk datang bersama kedua tangan kanannya mencegah pria Han membawa Silvia pergi.

"Tuan Daniel, bagaimana anda bisa ada di sini?". Tanya Silvia kaget, ia bahkan heran dengan kedatangan Daniel yang tepat waktu.

"Nona Silvia, saya hanya ingin duduk menikmati Coffe di Cafe ini dengan sahabat saya, tapi tidak di sangka ada seseorang yang berani membawa anda paksa".

"Tuan Daniel, aku tidak apa-apa. Mereka membawa senjata api, saya takut anda akan terluka nantinya hanya karena menyelamatkan saya". Ujar Silvia semakin khawatir,

"Lepaskan wanita yang ada di tanganmu! Kau tidak ada hak untuk menyentuhnya". Gertak Daniel, tatapan hangat yang pernah Silvia lihat seakan tenggelam terganti dengan sorot mata tajam yang mengerikan.

'Daniel.. Ini ketiga kalinya kami bertemu, namun sorot matanya kali ini sangat berbeda. Lebih seperti pria yang haus darah.. '. Batin Silvia.

"Hahaha.. Siapa kau berani meminta wanita yang ada dalam genggamanku?". Umbar pria Han di depan Daniel.

"Kau belum layak mengetahui siapa Tuan kami! Serahkan wanita itu atau kau akan menyesal!!". Ancam kedua bawahan yang di belakang Daniel.

"Hahaha… kalau begitu kalian! Serang mereka!". Perintah Han pada pengawalnya untuk menyerang Daniel dan kedua bawahannya.

Dengan cepat beberapa pengawal Han yang memegang pistol di tangan, mereka arahkan pada Daniel dan bawahannya.

"Awass Tuan Daniel! ". Teriak Silvia khawatir saat melihat para pengawal Han mengambil ancang-ancang untuk mendekat, meski ia ingin memperingatkan lebih dekat namun ia masih dalam cekalan pengawal Han.

BANG BANG BANG

Tiga tembakan terarahkan pada ketiga pria yang sedang melawan Han. Daniel dan bawahannya yang menyadari sejak awal arah serangan dengan cepat menghindar dan melompat ke arah yang aman.

Dengan cekatan dan ketepatan yang tinggi Daniel dengan mata merah menyala membalas serangan mereka. Seperti sudah terbiasa dengan dunia MAFIA, Daniel mengambil pistol yang ia sembunyikan dam menyerang balik.

BANG BANG BANG

Tiga peluru Daniel lepaskan dan semuanya tepat mengenai sasaran. Seketika pengawal Han berkurang 3 karena tembakan Daniel ketiganya mati di tempat.

"Sialan! Beraninya kau membunuh anak buahku!" Seru Han dengan geram, tangannya mengepal dengan mata buas yang selalu ia perlihatkan pada lawan yang ia anggap lemah.

"Sudah ku katakan! Serahkan Silvia atau kau akan mengalami hal yang sama!". Kali ini Daniel yang menggertak, ia memang tidak suka berbicara panjang lebar dalam pertempuran.

Sedangkan Silvia yang melihat darah sontak terkejut dan berteriak. "Aaarghh tidak..!! ", teriak Silvia,

Anak buah Han yang mendengar Silvia tiba-tiba berteriak, tanpa sengaja membuat mereka kaget dan melepas cekalan mereka pada Silvia.

'Sekarang saatnya untukku kabur!'. Batin Silvia

Begitu tangan dan tubuhnya terlepas dari cengkraman pengawal Han, Silvia secepat mungkin berlari menuju ke arah Daniel tanpa memperhatikan para pengawal Han yang memegang senjata api.

"Kurang ajar! Cepat tangkap wanita itu!" seru Han pada pengawalnya.

Karena mereka geram dengan Daniel yang terang-terangan membunuh teman sesama pengawal Han, mereka mengarahkan pistol mereka ke arah Daniel. Namun kedatangan Silvia yang tiba-tiba ada didepan Daniel membuat arah peluru.

"Silvia awas di belakangmu!! " Teriak Daniel memperingatkan Silvia yang tidak menyadari bahaya yang ada di belakangnya. Dengan cepat Daniell menghampiri Silvia, ia melihat ada 3 pistol yang diarahkan para pengawal ke arah Silvia.

Silvia yang masih berlari menjauh dari dari Han dan pengawalnya bingung melihat Daniel berlari mendekatinya. Begitu Daniel sampai di depan Silvia, dengan cepat ia mendekap Silvia dan membawanya menyingkir dari sana namun belum sempat Daniel pergi dari tempatnya peluru terlepas.

BANG BANG BANG

SRASSSH

Ketiga peluru yang seharusnya mengenai Silvia kini bersarang di tubuh Daniel. "Kau tidak apa-apa Silvia?". Tanya Daniel yang sudah setengah sadar dengan menahan luka yang cukup dalam.

Dengan cekatan, Kedua anak buah Daniel langsung menyerang balik begitu melihat Tuan mereka terluka parah.

BANG BANG BANG

Kedua anak buah tersebut mengambil alih tugas Daniel dan menyerang balik musuh hingga tersisa Pemimpin mereka.

Keahlian dari bawahan Daniel memang tidak bisa dianggap remeh, terlihat begitu mahir, cekatan, lihai dan bisa saja mereka berdua masuk dalam kategori penembak jitu. Karena ke 4 pengawal Han mati seketika dengan sekali serangan mereka.

Setelah pengawal Han tumbang, salah satu dari bawahan Daniel menangkap Han dan yang lainnya menghampiri Daniel yang sudah tergeletak bersimbah darah di atas pangkuan Silvia.

"Tuan Daniel.. Jangan tidur, aku mohon bangunlah!! Nggak.. Kamu nggak boleh tidur Daniel!!". Sentak Silvia. Ia menepuk-nepuk pipi Daniel.

"Silvia.. " panggil Daniel, ia yang melihat Silvia baik-baik saja tersenyum simpul. "Aku tidak akan tidur. Aghh.. " rintihnya, terlihat wajah Daniel yang penuh dengan keringat akibat menahan luka dalam peluru yang bersarang di tubuhnya.

'Ya Tuhan.. Jangan lakukan hal yang sama untuk yang kesekian kalinya, sudah cukup aku melihat orang-orang yang terluka akibat mempertaruhkan nyawanya demi diriku'. Batin Silvia, tanpa sadar ia menangis dan meneteskan air mata hingga jatuh tepat di atas wajah Daniel.

"Jangan menangis, aku pasti akan baik-baik saja.. ". Kata Daniel dengan suara parau.

Kesadaran Daniel mulai menurun sedikit demi sedikit. Lalu tak berselang lama bawahan Daniel menghampirinya.

"Kelihatannya Tuan terluka parah. Nona Silvia, biar saya yang membawa Tuan! Tuan terluka parah dan harus segera di rawat di rumah sakit". Kata bawahan Daniel.

"Ya.. Izinkan aku ikut untuk merawat lukanya!".

"Tapi Nona.. Tuan tidak suka jika ada orang lain yang mengetahui keadaannya yang sebenarnya ". Tolak bawahan Daniel, mungkin sesuai kebiasaan Tuannya. Daniel memang pria yang tidak senang jika ada orang lain mengetahui keadaan terlemahnya.

"Tidak ada tapi-tapian! Kalian harus bawa aku atau aku akan mengikuti kalian sendiri dari belakang!". Ancam Silvia.

"Baiklah Nona, kau boleh ikut kami mengantar Tuan".

Setelah perdebatan panjang, bawahan Daniel mengizinkan Silvia untuk ikut mengantar Daniel ke rumah sakit. Dengan dipapah bawahan serta Silvia, Daniel di bawa keluar dari zona Cafe menuju mobil yang diparkirkan.

Daniel yang sudah hilang kesadaran di bantu masuk kedalam mobil, keadaanya yang mengkhawatirkan membuat Silvia gemetar melihat begitu banyak darah yang membasahi kemeja Daniel dan pakaiannya.

"Daniel.. Tuan Daniel, anda harus bangun!! " silvia yang sudah didalam mobil mulai menepuk-nepuk kembali wajah Daniel agar jangan sampai pingsan.

'Jangan sekarang Tuhan.. Aku tidak ingin ada orang yang tiada karenaku'. batin Silvia terluka.

Ingatan akan genangan darah saat pertarungan melawan Neri muncul begitu saja, membuat tubuhnya semakin gemetar, serta gambaran mayat terus bermunculan