Chapter 266 - 266. Mengundang Amarah Ludius..!

"Tuan maafkan atas kelalaian kami, segera kami akan mengurus Nona ini untuk anda!". Dan segera ketiga suster mengangkat Silvia ke sisi kasur yang sudah di siapkan di samping Daniel.

Beberapa Dokter spesialis kandungan ternama datang begitu mendengar Tuan Daniel mengeluh dengan apa yang di lakukan suster padanya. Mereka langsung melaksanakan perintah dan memeriksa dengan detail kondisinya.

Setelah selesai pemeriksaan dari ketiga Dokter kandungan yang memeriksa kondisi Silvia, mereka mulai berdiskusi untuk menimbang kembali diagnosa yang terjadi padanya. Lebih tepat dikatakan kalau mereka tidak ingin terjadi kesalahan karena ini menyangkut Tuan Daniel yang membawanya ke Rumah Sakit. Ketiga dokter yang sudah memeriksa Silvia menghampiri Daniel dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Katakan! Bagaimana kondisinya?". Tanya Daniel tegas tanpa basa basi, ia yang melihat Silvia terbaring tidak jauh darinya merasakan dadanya begitu sesak dan berat.

"Kondisi pasien saat ini masih baik-baik saja, pasien hanya kelelahan dan kondisi tubuhnya memang lemah. Hanya saja....".

"Hanya saja apa? lanjutkan!"

"Hanya saja kondisi seterusnya Nona ini akan sering mengalami kejadian yang sama. Karena rahim yang pernah terluka berdampak pada reaksi pembuahan sempurna namun ada sedikit kecatatan. Mengenai kondisi ini akan berakibat pada salah satu dari kondisi janin atau ibunya". Tutur salah satu Dokter.

Daniel yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, ia tidak menyangka kondisi Silvia bisa separah itu, ia memandang lekat-lekat wajah pucat Silvia. "kalian boleh pergi!".

***

-Kantor Perusahaan Tangshi Grup

Pagi ini entah mengapa setelah Ludius meninggalkan Mansion membuatnya merasa gelisah, ia lupa akan satu hal sebelum pergi yaitu menyerahkan keamanan Silvia pada Zain. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 dan ia masih sibuk di ruangannya. Di tengah kesibukannya di ruang kerja dengan Laptop dan dokumen yang menumpuk, Ludius terus memandangi ponselnya yang tergeletak di atas meja di samping tumpukan dokumennya.

'Sayang, mengapa kau tidak menghubungiku? Apakah kau tidak merindukanku?". Gumam Ludius yang masih sibuk dengan pekerjaanya. Rindu yang membuncah membuatnya menghubungi istrinya yang sudah ia rindukan. Akhirnya Ludius mengambil ponselnya yang tergeletak di meja dan menghubungi Silvia.

Drrt...Drrt...

Lama Ludius menunggu panggilannya di angkat Silvia namun tidak ada respon sama sekali, sekali dua kali Ludius mencoba namun hasil tetap nihil.

"Nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi, cobalah beberapa saat lagi..." terdengar suara operator di ujung panggilan.

Mendengar di ujung telefon hanya suara operator Ludius semakin khawatir karena tidak biasa nya Silvia menonaktifkan ponselnya saat berada di rumah. "Ada apa ini, mengapa nomor Silvia tidak aktif? Apakah baterai ponselnya sudah habis?". Fikir Ludius.

Karena semakin khawatir dengan kondisi Silvia, Ludius menghubungi telefon rumah dan kebetulan saat itu Bibi Yun yang mengangkat panngilan Ludius.

"Maaf Tuan Lu, Nyonya tadi keluar bersama Nona Nadia dan Nona Lingling sekitar 1.5 jam yang lalu. Memang ada apa Tuan? Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Nyonya Silvia?".

"Tidak, tidak ada apa-apa Bi. Silahkan Bibi lanjutkan pekerjaan Bibi".

Tut... Tut...

Ludius memutus panggilannya pada Bibi Yun, namun baru beberapa menit ia menghubungi Bibi, Ludius mendapat panggilan dari Putri Nadia,

Drrt... Drrt..

"Panggilan masuk dari Nadia? Kebetulan sekali aku baru saja ingin menghubunginya dan menanyakan kondisi Silvia. Aku harap itu hanya peraaanku saja!". Ucap Ludius, ia langsung mengangkat panggilan Nadia.

"Tuan Lu! Anu.. ada yang ingin saya katakan padamu, ini mengenai Silvia". Kata Nadia dengan terbata di ujung telefon.

"Ada apa Nadia? Mengapa kau begitu gugup! Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Silvia?". Tebak Ludius.

"Begini Tuan Lu, tadi kami bertiga pergi ke Cafe atas permintaan Mbak Silvia yang katanya bosan di Mansion dan meminta kami untuk menemani pergi keluar, namun begitu kami sampai di Cafe...". perkataan Nadia terputus seakan tidak sanggup untuk melanjutkannya, entah karena takut atau memang ia terlalu merasa bersalah.

"Ada apa, katakan yang jelas Putri Nadia. Aku takkan menyalahkanmu, itu memang sifat dari Silvia dan aku sangat memahaminya".

"Ada seorang pria membawa pengawal yang kemungkinan seorang berpengaruh di daerah ini. Entah apa niat pria itu dia menyandra kami bertiga, namun Mbak Silvia meminta pria itu untuk melepasku dan Lingling dengan jaminan Mbak Silvia akan ikut dengan suka rela. Dan tepat saat itu Cafe sedang ricuh dan pelanggan berhamburan keluar dari cafe serta memaksaku untuk pergi dari sana dan meninggalkan Mbak Silvia seorang diri". Terdengar dengan pasti suara Nadia yang masih gemetar menerangkan kronologi yang terjadi.

"Baik aku akan segera kesana..!".

Tut... Tut...

Ludius kembali memutus panggilannya. Ia meminta karyawan untuk memanggil Longshang serta Wangchu untuk masuk keruangannya. Beberapa saat kemudian Longshang serta Wangchu masuk ke dalam ruang Direktur menemui Ludius yang sudah menunjukkan wajah dinginnya. Longshang dan Wangchu yang sudah terbiasa dengan tabiat Ludius tahu dengan pasti bahwa sedang ada masalah yang menunggu mereka.

"Ludius ada apa kau memanggil kami?". Tanya Longshang mewakilinya dan Wangchu.

Ludius yang sedang duduk di kursinya lantas berdiri menghampiri mereka berdua, wajahnya kali ini benar-benar tak enak di pandang, apalagi tatapannya yang dingin bahkan mamou membekukan satu ruangan. "Silvia sepertinya di ganggu oleh Putra dari Perusahaan Han!".

Meski Ludius tidak mengatakan panjang lebar apa yang telah terjadi pada Silvia namun Longshang dan Wangchu dapat langsung menangkap dengan pastti perkataan Ludius.

"Apa Zain tidak bersamanya?". Tanya Wangchu

"Lalu bagaimana dengan penjaga bayangan yang biasa mengikuti Silvia?". Sambung Longshang

"Berhenti kalian menghujatku! Aku kecolongan kali ini memang salahku. Lebih baik sekarang kita menuju Caffe yang Putri Nadia katakan dan membuat perhitungan dengan Putra Keluarga Han!". Tegas Ludius.

"Ya kau benar!" ujar Longshang mengiyakan.

"Longshang, kali ini kau tak perlu ikut. Aku ada tugas yang lebih penting lagi untukmu! Segera temukan bukti penggelapan Dana Perusahaan dan pajak Perusahaan Han, mereka telah berani bermain dengan Ludius Lu maka mereka harus menerima resikonya!". Kata Ludius dengan senyum liciknya.

"Baik! Aku akan mengurus hal ini untukmu secepat mungkin".

"Kalau begitu Wangchu kau ikut aku ke Cafe, untuk saat ini tak perlu membawa anak buah. Tunggu sampai kondisi di luar kendali kita akan memanggil mereka".

"Baik Ludius!".

"Kita berangkat!". Perintah Ludius dan keluar dari ruang Direktur.

'Sayang.. tunggulah aku, dan maaf jika aku terlambat mengetahui keadaaanmu! Aku pastikan orang yang membawamu akan mendapatkan hukuman setimpal!'.