Ludius serta Wangchu segera meninggalkan Kantor Perusahaan Tangshi Grup tanpa membawa pengawal dari Organisasi Naga Imperial. Bagi Ludius membuat perhitungan dengan Putra Han bukan hal yang sulit, namun pasti ada seseorang di balik kekuatan Han yang mampu membuat Keluarga Han di segani di Distrik H.
Di depan kantor Tanngshi Grup sudah bertengger mobil sport Ferrari Luxury kesayangan Ludius yang akan membawanya menuju CafeThe Latte' . Namun sebelum itu Ludius menelfon Zain Malik untuk meminta pertanggung jawabannya mengenai ia yang tidak menjaga Silvia.
"Wangchu, kau yang mengemudi aku akan menlfon Zain dan meminta dia menjelaskan bagaimana dia meninggalkan Silvia tanpa pengawasan". Ujar Ludius
"Baik aku yang akan membawa mobilnya".
Mobil yang sudah terparkir rapih di depan kantor segera Wangchu dan Ludius naiki, karena Ludius akan menghubungi Zain Malik maka kali ini Wangchu yang akan memegang kemudi mobil.
***
Di tengah perjalanan Ludius menelfon Zain sembari menunggu mobil sampai di Cafe The Latte yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari kantor. Meski Ludius tahu mereka adalah orang yang terlalu berbahaya namun ia masih merasa gelisah, ia merasa akan ada badai jika tidak segera ia selesaikan.
Terdengar konyol memang! Semua orang berfikir firasat hanya bagian dari prasangka yang tidak berdasar dan beralasan. Namun prasangka Ludius selama ini tidak pernah salah.
'Entah apa yang salah dengar hari ini, namun aku merasakan hawa tidak enak tentang hal ini. Semoga ini hanya prasangka ku saja!'. Batin Ludius yang tidak tenang. Ia yang sedang memainkan ponsel segera menelfon zain Malik.
"Zain Malik! Bagaimana kau akan menjelaskan tentang keadaan Silvia saat ini!". Cecar Ludius dengan tegas. Geram tentu saja.. orang yang di percaya untuk menjaga Silvia justru entah ada dimana saat ini dan melepaskan pengawasannya hingga membuat Silvia hingga ia
"Maafkan aku Ludius, tadi aku sudah berada di sekitar Mansion tapi saat aku ingin menemmui Silvia justru ada panggilan mendadak dari Emilia.ya.. ini salahku karena tidak bisa menjaga Silvia dengan baik"
"Berhentilah untuk menyesali perkataanmu, karena itu tidak perlu! Sekarang cepat datang ke Cafe The Latte, ada yang mengatakan Silvia ada di sana. Jangan sampai kita kehilangan jejak!". Perkataan Ludius sedikit menekan, terlihat sekali kalau dia marah akan kelakuan Zain.
Tut... Tut... Tut...
Panggilan Ludius putus secara sepihak dan mereka telah sampai di depan Cafe The Latte. Tanpa fikir panjang mobil segera Wangchu parkirkan dekat dengan pintu masuk ke Cafe. Nsmun begitu mobil sampai di pelataran Cafe terlihat ada yang beda.
"Wangchu.. aku merasa Cafe ini terlalu sepi. Apakah kita datang terlambat?". Fikir Ludius
Begitu mobil terparkir di depan Cafe, Ludius langsung turun masuk ke dalam Cafe dengan sedikit tergesa. Dari depan cafe memang sudah terlihat sepi tanpa ada orang dan hanya menyisakan beberapa karyawan dan pelayan cafe.
"Sepertinya mereka sudah membawa Silvia pergi". Kata Wangchu berpendapat. "Aku akan coba tanya pada pelayan cafe apa yang terjadi". Wangchu menghampiri beberapa pelayan yang diam tanpa mengatakan apapun seolah ingin menutupi dan melupakan .
Sedangkan Ludius sendiri menyusuri tempat cafe untuk mencari petunjuk meski dari hal terkecil sekalipun. Namun setelah di telusuri Ludius tidak menemukan jejak apapun di sekitar cafe, fikirannya sempat kalut memikirkan bagaimana keadaan Silvia.
'Tidak adakah petunjuk tentang Silvia? Jika ia benar-benar di bawa oleh Putra Han seharusnya Silvia sudah ada di tangannya. Aku harus secepatnya kesana atau aku akan benar-benar terlambat'. Batin Ludius.
Seketika Ludius melangkah keluar dari Cafe dengan langkah gontai, perasaan takut akan kehilangan tentu saja menghiasi wajah Ludius. Di tengah kegundahan hati Ludius,Wangchu mengejar langkah Ludius hingga langkahnya terhenti di depan pintu.
"Ada apa kau memanggilku? Apa yang mereka katakan tentang keadan Silvia?". Tanya Ludius beruntun
"Mereka mengatakan kalau Silvia sebelum di bawa pergi oleh Tuan muda Han ia sempat diselamatkan oleh seseorang yang sepertinya mengenalnya!".
"Segera cek CCTV cafe segera!, kita harus melihat siapa yang menyelamatkan Silvia hingga tidak mau mengembalikannya padaku!". Tegas Ludius, aura kemarahan sudah terlihat jelas dimatanya.
"Aku sudah meminta staf cafe mengeceknya untuk kita, kau harus tenang Ludius. Setidaknya Silvia masih selamat untuk saat ini". Kata Wangchu menenangkan.
Tanpa sadar disaat Ludius akan melangkah keluar dari cafe, ia dikejutkan dengan banyak bercak darah yang tidak ia perhatikan sebelumnya karena memang agak jauh dari pintu dan sedikit menjorok kedalam, makanya ia dan Wangchu tidak memperhatikannya.
"Wangchu, kemari!". Perintah Ludius begitu melihat banyak bercak darah,
Dada Ludius seketika terasa sesak memikirkan jika ini adalah darah milik istrinya yang sedang mengandung. Tangannya mengepal giginya menggertak dengan tatapan dingin membunuh di sertai amarah keputusasaan.
Begitu Wangchu melihat aura mematikan itu kembali dari sorot mata Ludius membuatnya berfikir ini pasti akan menjadi hari yang melelahkan.Wangchu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Jika Ludius sudah murka aku tak tahu lagi apa yang akan dia lakukan! Sifat dan karakternya yang emosional dan mudah marah ini memang mengerikan". Gumam wangchu. Ia menghampiri Ludius
"Ada apa kau mencariku Ludius?". Tanya Wangchu tenang
Ludius lantas tidak menjawab pertanyaan Wangchu, ia melihat kearah noda lalu mengalihkan pandangannya kearah Wangchu. "Lihatlah!" tunjuk Ludius ke bercak darah yang ada diatas lantai.
"Sepertinya ada pertarungan setidaknya adu tembak dan kita tidak tahu bagaimana nasib Silvia. Ini semua salahku!". Ludius mulai menyalahkan dirinya sendiri.
"Berhenti untuk berfikiran negatif! Kita masih belum tahu apa hasil pertarungan kali ini, dan orang yang menyelamatkan Silvia adalah orang yang Silvia kenal. Mungkin mereka sedang berada di suatu tempat". Kata Wangchu menenangkan
Dari dalam cafe datang manajer cafe yang mengatakan apa saja kejadian yang telah terjadi. Ia datang dengan membawa laptop di tangannya beserta beberapa pelayan yang mungkin bisa menjadi saksi dan petunjuk untuk membantu Ludius.
"Tuan Lu, maaf atas ketidaknyamanannya.. saya adalah manajer yang bertugas di cafe ini". Sapa sang manajer, ia mempersilahkan Ludius untuk ke tempat duduk dan melihat apa yang ada di CCTV.
Di sebuah meja yang cukup besar Ludius ditemani Manajer cafe melihat sekilas CCTV yang menanyangkan kejadian yang terjadi. Di layar laptop terlihat Silvia dicekal oleh Putra Kel Han dan beberapa penjaga yang ada di belakangnya, namun disaat akan dibawa keluar oleh Putra Han, ada seorang pria yang datang dengan kedua tangan kanannnya yaitu Daniel Qin!.