Chapter 273 - 273. Tidak adakah cara lain untuk menyembuhkan Silvia selain bantuan darinya?

"Ludius, kita sedang ada dimana?",. tanya Silvia seperti orang linglung, ia melihat ke sekeliling dan mendapati sedang berada dalam mobil di dalam pelukan Ludius, meski samar-samar ia dapat melihat jelas Ludius yang ada di depannya.

'Tapi bagaimana dengan Daniel? Apakah dia baik baik saja?'. Batin Silvia

"Kita sedang ada di dalam perjalanan kembali ke Rumah sakit Sayang... kamu sudah agak mendingan? Lebih baik kamu istirahat kembali. Wajahmu masih sangat pucat sayang..". pinta Ludius lembut pada istrinya.

Wajah Silvia meski terlihat pucat tapi ia mencoba untuk tetap terlihat baik baik saja, mencoba untuk menutupi semuanya dari suaminya. Namun Ludius tetaplah Ludius yang bisa melihat jauh kedalam menelusuri mata istrinya tanpa ada yang bisa di tutupi.

"Jangan memaksakan diri Sayang, aku tahu kamu masih belum pulih sepenuhnya. Lebih baik istirahatlah..". pinta Ludius yang kedua kalinya dengan lembut

Sebenarnya ada yang mengganjal di fikiran Silvia yaitu mengenai keadaan Daniel Qin yang telah menyelamatkannya dan berakhir dengan luka tembak di punggungnya. Karena rasa penasaran dan khawatir dengan kondisi Daniel, dengan perlahan dan hati-hati Silvia bertanya pada suaminya.

"Suamiku, bagaimana keadaan Daniel sekarang? Apakah dia baik-baik saja?". Tanya Silvia lirih dan pelan, takut membuat suami tempramentalnya marah.

"Daniel baik-baik saja disana karena sudah ada orang yang merawatnya, kau percaya dengan perkataanku kan sayang?". Tanya Ludius pada Silvia dengan dengan sedikti menyembunyikam kebenaran tentang kondisi kehamilannya.

"Percaya apa suamiku? Memangnya apa yang telah terjadi di antara kalian?". Tanya Silvia selidik, sesekali ia meringis menahan sakit yang ada di perutnya dan tiba-tiba merasa pening. Seolah akan kehilangan kesadaran kembali.

"Tidak ada yang terjadi apapun di antara kami" Ludius mengusap kepala Silvia layaknya anak kecil. "Aku hanya ingin mengatakan jangan dekat-dekat dengan Daniel Qin, dia tidak baik untukmu Sayang..".

"Memang apanya yang tidak baik suamiku, dia sudah mengorbankan hidupnya demi menyelamatkanku. Aku sebagai manusia yang mempunyai hati tentu saja harus membalas kebaikannya.."

"Iya sayang.. kau boleh membalas kebaikannya. Tapi aku harap kamu tidak terlalu dekat dengannya. Ada banyak rahasia yang dia sembunyikan darimu, ini semua demi dirimu istriku..". bujuk Ludius,

Namun Silvia tidaklah sebodoh itu, dia menjadi semakin curiga dengan suaminya yang memintanya menjauhi Daniel tanpa memberikan penjelasan yang pasti. Disaat ia akan menanyakan lebih jauh tentang hal ini, mulutnya seakan tak mampu berbicara ketika melihat gurat cemas yang begitu dalam dari wajah suaminya.

'Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan Ludius, mengapa kamu sampai tertekan seperti ini?'.

Silvia terdiam, ia menenggelamkan wajahnya di sela tubuh bidang Ludius untuk memejamkan mata, karena kejadian yang menimpanya pagi tadi masih nampak jelas di depan matanya membuat kondisinya drop cukup serius.

***

Setibanya di depan Rumah Sakit tempat Linzy bekerja, Wangchu langsung menghentikan mobilnya. Dari dalam rumah sakit keluar Dokter Linzy yang sudah lebih dulu mendapat kabar bahwa Ludius tidak lama lagi akan datang ke rumah sakit.

Begitu mobil terhenti, Ludius segera menggendong Silvia keluar dari mobil. Baru beberapa menit Silvia membuka mata ia sudah memejamkan mata kembali membuat Ludius memikirkan apa yang telah terjadi pada istrinya itu.

'Sebenarnya apa yang telah kamu alami hingga seperti ini Sayang? Dalam keadaan seperti inipun kamu masih mengigau ketakutan'.batin Ludius di saat dia menggendong Silvia keluar dari mobil.

"Cepat bawa Silvia menuju ruang gawat darurat!" perintah Linzy begitu Silvia keluar dari dalam mobil.

Seperti yang di intruksikan Linzy, Ludius langsung membawa Silvia memasuki rumah sakit memasuki ruang Gawat Darurat. Di tengah kepanikan yang Ludius rasakan karena kondisi Silvia, gurat kekhawatiran dari ketampanan wajahnya justru mengundang perhatian banyak orang terutama wanita.

Bagai magnet yang mampu menarik apapun, aura dari ketampanan Ludius Lu menarik hati wanita yang melihatnya meski hanya sekali. Pandangan mereka yang liar serta keagresifan dari beberapa di antara mereka membuat Ludius merasa risih, bahkan salah satu di antara mereka ada yang berani mendekat meski tahu Ludius dalam keadaan panik!.

"Linzy, bagaimana keadaan Silvia?". Tanya Ludius begitu ia membaringkan Silvia di atas ranjang ruang Gawat Darurat.

"Aku belum bisa memastikannya, kau keluarlah dahulu! Aku akan segera memeriksanya". Kata Linzy meminta Ludius keluar dari ruangan.

Ludius keluar dari ruang gawat darurat disusul beberapa suster yang datang membawa alat medis dan masuk untuk membantu Linzy memeriksa pasiennya. Begitu ia keluar dari ruang periksa, Zain Malik datang dengan wajah cemas di susul dengan Putri Emilia di belakangnya.

"Bagaimana dengan keadaan Silvia?". Tanya Zain pada Ludius yang duduk di bangku memanjang dengan perasaan dan emosi yang tidak stabil.

"Pergi kau dari sini!". Usir Ludius tanpa mengatakan hal lainnya,

"Ludius, kau boleh membuat perhitungan padaku nanti! Tapi setidaknya beritahu aku bagaimana keadaannya!". Zain bertanya dengan penuh kekhawatiran tanpa melihat Emilia yang ada di sampingnya.

Ludius menengadahkan wajahnya melihat tatapan bersalah Zain dengan sorot mata yang tajam yang menusuk. "Dengar!! Aku tidak butuh seseorang yang tidak bertanggung jawab sepertimu! Karena kau, Silvia mengalami semua ini. Apa kau tidak mengerti juga!".

Melihat raut wajah bersalah Zain Malik, Emilia yang sedari tadi diam angkat bicara. "Tuan Lu! Berhentilah menyalahkan Zain, dia melakukan kesalahan ini itu karena dia baru saja menolongku dari beberapa orang yang pernah mengejarku tempo hari".'

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun dari kalian! Karena kalian berbuat sesuka hati tanpa memberitahuku terlebih dahulu, kini kondisinya drop kembali. Dan aku harus berhutang budi pada Daniel Qin seumur hidup!!".

Di tengah perbincangan dingin mereka, dari dalam keluar Linzy Abigail yang baru saja selesai memeriksa Silvia.

Segera Ludius menghampiri Linzy begitu ia melihat ia keluar. "Bagaimana keadaanya? Apakah Silvia baik-baik saja?". Tanya Ludius khawatir.

"Kondisinya saat ini stabil, dia hanya mengalami tekanan ringan. Sepertinya Silvia baru mengalami syok yang menyebabkan tekanan berlebihan pada emosinya dan berdampak pada kondisi tubuhnya yang lemah".

"Apakah itu berbahaya?".

"Aku belum bisa memastikannya, tapi sudah seharusnya kau memberitahu yang sebenarnya pada Silvia mengenai kondisinya saat ini. Jika terus kau tunda justru akan semakin memperparah kondisi tubuh dan janin yang ada dalam kandungannya. Apalagi kehamilan Silvia sebentar lagi memasuki trimester kedua. Harus segera di ambil tindakan lebih lanjut". Terang Linzy.

Seketika Ludius menundukkan wajahnya, ia kembali teringat tawaran Daniel yang bisa menyembuhkan luka dalam rahim istrinya, "Zy, apakah kau pernah mendengar seorang Dokter atau tekhnologi yang bisa menyembuhkan luka dalam secara 100%?". Tanya Ludius untuk memastikan