Chapter 288 - 288. Senja Bersamamu bag 3

Mendengar perkataan Ludius yang terkesan takut pada Ibu mertuanya sebagai alasan untuk istrinya makan lebih banyak membuat Silvia tersedak. "Ukhuk.. Ukhuk..".

Secepatnya Ludius beranjak mengambilkan air putih di sudut meja paling kiri dan memberikannya pada Silvia."Kamu makannya pelan-pelan sayang, kalau takut aku habisin kan kita masih bisa minta di buatkan lagi.." kata Ludius menasehati, padahal jelas-jelas dia yang telah membuat istrinya sampai tersedak.

Dengan buru-buru Silvia menenggak minumannnya. "Hufft..". Silvia membuang nafas pelan setelah meminum hampir satu gelas penuh air putih.

"Apa kau tidak merasa bersalah suamiku! Jelas-jelas kau yang memmbuatku sampai tersedak masih bisa pula menasehatiku", gerutu Silvia dengan bibir bersungut. Namun tidak di pungkiri ia ingin sekali tertawa mengetahui suami usilnya ada juga orang yang ia takuti.

"Maafkan aku Sayang, iya.. aku mengaku salah. Apa kam puas Sayang?". kata Ludius dengan senyum mengalahnya pada istri bawelnya.

Melihat mulut istrinya belepotan, Ludius langsung mengambil tissu yang tergeletak di tengah dan membantu menyeka mulut istrinya dengan perlahan dan hati-hati. "Sini, aku bersihin Sayang..".

"Nggak perlu! Aku bisa sendiri kok..". kata Silvia menolak kasar perhatian suaminya, mungkin moodnya sedang jelek tiba-tiba marah tanpa alasan.

Mendengar penolakan istrinya tentu saja Ludius langsung membalas penolakan istrinya dengan caranya. Ia mengambil tissu kembali dan membersihkan pakaian depan istrinya yang sedikti kotor karena tersedak tadi sambbil mengatkan beberapa kata.

"Sayang, apa salahnya kalau suamimu ini memberi perhatian? Romantis ada kalanya di mulai dengan cara yang sederhana dan sepele. Aku melakukan ini karena aku memang mencintaimu, dan akan melakukan apapun meski itu dari hal yang terkecil. Jadi apakah kam masih menolak perhatian dari suamimu Sayang?".

"..."

'Bagaimana pria berdarah dingin seperti Ludius bisa begitu bersabar demi istrinya. Kau benar-benar membuatku malu sekaligus kagum suamiku..', batin Silvia.

Spechless..

Silvia hanya terdiam tanpa bisa membalas perkataan suaminya, Semburat kemerahan memancar di wajah manis Silvia, meski ini bukan pertama kalinya bagi Silvia menerima perhatian sederhana dari suaminya namun tetap saja hatinya berdebar tak karuan. Karena tidak ingin menjadi bahan ejekan suaminya dengan rona wajahnya, Silvia mengalihkan pandangannya dari suaminya.

"Sayang.. sepertinya hari sudah semakin petang. Ada baiknya kita kembali ke resort. Kalau kamu masih ingin menikmati makanannya nanti kita bisa delivery, OK..!".

"Uhm.."

Ludius faham dengan istrinya yang menyahut hanya dengan deheman, ia tahu pasti istrinya masih malu karena terlihat jelas rona merah di wajahnya. 'Sayang, kamu masih saja bersikap menggemaskan'.

***

Begitu sampai di ruangan mereka, Ludius membaringkan Silvia di kasur. Ia memang terpaksa menggendong Silvia dari dalam mobil menuju resort karena istrinya itu tertidur selama perjalanan kembali dari pantai.

"Tidurmu terlihat sangat pulas Sayang, kamu pasti kelelahan setelah seharian melewati banyak hal", Ludius mencium kening Silvia dengan lembut, "Kalau begitu selamat malam sayang, semoga mimpi indah..". Ludius melepas sepatu dan kaos kaki istrinya, lalu menarik selimt tebal untuk menutupi tubuh istrinya.

Hari ini memang terasa sangat panjang dan melelahkan, Ludius duduk dan bersandar di sofa sembari mengambil ponselnya yang ada di sakunya. Ia berniat menelfon Longshang untuk menanyakan dimana keberadaannya.

Tut.. Tut.. Tut..

Lama Longshang tidak mengangkat telefonnya, mungkin saat ini dia sedang berada di bar seorang diri menikmati waktu yang senggang. Dan tak lama terdengar suaranya di ujung telefon.

["Longshang, kau sedang ada di mana?"].

["Aku sedang berada di Bar Hang On di sekitaran kota Jeju. Ludius, kau menelfonku apakah ingin membicarakan mengenai masalah tadi siang?"].

["Ya, aku ingin menyusulmu. Tapi bagaimana dengan Silvia?, aku masih belum bisa meninggalkannya sendirian."]

["Masalah Silvia kau tidak perlu khawatir, bar ini dekat dengan resort. Lagi pula aku baru saja menghack CCTV di area resort dan di di sekitar area kamarmu"].

["Baiklah, aku akan segera kesana. Ingatlah! Untuk terus mengawasi sekitar, aku tidak ingin kecolongan untuk yang kesekian kalinya"].

Tut.. Tut.. Tut..

Telefon terputus, Ludius beranjak dari duduk santainya. Ia mengambil jasnya yang sempat di lepasnya dan menaruh ponselnya kembali ke sakunya. Sebelum ia melangkah keluar dari ruangan tidak lupa Ludius mencium kening istrinya.

"Sayang tidurlah dengan nyenyak, aku akan pergi sebentar untuk menemui Longshang. Aku harap kamu tidak terbangun di malam hari agar aku bisa keluar dengan tenang." Kata Ludius.

Segera ia meninggalkan ruangan dengan setengah hati. Tapi mau bagaimana lagi, jika ia tidak mengusut masalah ini secepatnya takutnya dari pihak Dark Phantom akan mengambil inisiatif untuk melakukan pergerakan lebih lanjut.

Ludius mengambil mobil fortuner yang ada di parkiran, dengan langkah cepat ia mengambil kunci yang ada di sakunya dan membawa mobil tersebut melesat ke Bar Hang On.